BAB 56

152 12 1
                                    

Pagi itu Alex menangis dan memarahi Mia. Seperti anak kecil yang tidak mendapatkan apa yang ia mau, Alex memukul tubuh Mia dan mengomel, "I don't wanna go, Mia! I don't wanna go!"

Alex mendorong mangkok yang berisi sereal dan susu ke arah Mia dan beranjak dari meja makan. Berlari ke kamar Davinna dan mendapati ibunya yang sedang merias wajahnya. "I don't wanna go, Mama!" serunya dengan nyaring. Ketika ia tidak mendapat tanggapan apapun dari Davinna, Alex mendekat dan mengambil lipstik Davinna kemudian membuangnya. "I don't wanna go!"

"Alex!" seru Davinna. Ia menatap Alex dengan kesal dan membungkuk untuk menyamakan tinggi mereka. "Kamu tidak bisa membuang barang orang begitu saja karena kamu tidak mendapatkan apa yang kamu mau. Kamu mengerti?"

Alex menggeleng, You don't wanna listen to me, Mama!"

"Alex," panggil Davinna yang mulai melembutkan suaranya. "Mama akan mendengarkan kamu setelah mama selesai melakukan riasan Mama."

Dengan wajah cemberut akhirnya Alex menggangguk dan Davinna mengelus kepalanya. Ia melanjutkan memoles bibirnya dengan lipstik berawarna merah dan menatap dirinya sendiri di depan cermin. "Good boy. Now tell me why are you being cranky like this?"

"I heard Miss Helene moved, Mama."

"I like her."

"Can you hire her to teach me at home?"

"Other teachers are bored me."

Alex terlalu banyak berbicara dan sangat semangat untuk memberitahu Davinna bahwa dia sangat menyukai Helene. Helene selalu membelanya ketika teman-temannya tidak sependapat dengannya dan membuat ia bisa berteman dengan yang lain. Davinna menghela napas dengan berat. Mengapa semua laki-laki dikehidupannya menyukai Helene Allard? Apa yang istimewa dari wanita itu sampai semua pria menyayanginya?

"Oh Alex..."

"Why Mama?"

"Kita cari orang lain saja ya?"

Alex menggeleng cemberut dan kembali merengek kepada Davinna membuat wanita itu kesal. "Stop it, Alex!" serunya ketika Alex memukuli dirinya terus menerus sebelum kemudian Liam datang dan melerai mereka berdua.

"Alex, Vina!" Ia membawa Alex ke atas bahunya untuk menjauhkannya dari Davinna. "Apa yang terjadi disini?"

"I hate Mama!"

Liam menatap Davinna sambil mengangkat kedua alisnya meminta penjelasan. "He wanted us to hire Helene as his homeschooling teacher." Davinna memutar matanya ketika menjelaskan. Kemudian kembali duduk di depan meja riasnya. "Je t'avais dit de ne pas la faire entrer dans sa vie. Regarde-le maintenant, il l'aime plus que moi comme sa Mama."1 sindir Davinna memakai bahasa Perancis. Memastikan Alex tidak mengerti apa yang ia ucapkan kepada Liam.

Ia menatap Liam dari pantulan cermin dan pria itu mengernyit kemudian membuang napas berat. "Ce n'était pas la faute d'Hélène si Alex l'aimait bien, Davinna."2

"So do you mean it's mine?" Davinna menaikan intonasinya ketika ia bertanya. Entah mengapa ia merasa kesal dan marah.

"Davinna." Liam memanggil namanya dengan tegas.

"Alright, sorry." Ia membalikkan badannya untuk menatap Alex dan Liam. "If Papa allows you, then you may as well to contact Helene as your teacher." Davinna berdiri dan merapihkan pakaiannya. Wajahnya datar ketika mengatakan kalimat itu. "I'm going to office right now."

"I'll drive you."

"No."

Liam mengernyit tidak mengerti. "Aku akan mengantarkan kamu dan Alex, Davinna."

"Aku tidak mau pergi, Papa."

"Aku bisa sendiri, Liam Argent."

Davinna dan Alex menjawab bersamaan hanya saja bedanya Davinna mengatakannya untuk menyindir Liam sementara Alex dengan nada menuntut. "Tu n'es pas mon mari, alors n'agis pas comme si tu l'étais."3

"You will contact Miss Helene, right Papa?" Alex bertanya ketika Davinna selesai berbicara. Namun ketika Liam menjawab, "Yes, Alex. We will contact Miss Helene as your teacher but you have to promise me that you would act nice and not being cranky again to Mama or to anyone. Can you do it?" Davinna saat itu juga meninggalkan kamar dan membanting pintu agak keras ketika keluar.

"Yes, Papa. Now why Mama being cranky and upset to us?" Alex dan Liam dengan bingung menatap ke arah pintu yang baru saja ditutup dengan keras. "I don't know, Alex," jawab Liam.

"Mama never do it before," lanjut Liam.

"Yes, Mama often doing it when Papa wasn't home."

Liam Argent menurunkan Alex dari bahunya karena ia sudah merasa agak pegal dan bertanya, "Oh ya?"

"Yes."

"Mama marah ketika Papa tidak pulang dan memilih untuk tetap tinggal di Rumah Sakit karena Miss Helene kecelakaan. Mama marah ketika Papa tidak dirumah dan tidur di apartemen Papa yang tidak pernah Papa izinkan Mama masuk."

Liam Argent hanya akan pulang ke Rumah setiap hari sabtu dan tidak pernah pulang lagi selain hari itu. Ia tinggal di apartemen lama dia--tempat yang dulu ia tinggali bersama Helene. "Oh ya?"

Alex mengangguk menyetujui. "Mama said that she loves you in her sleeps when you're not home."

Liam hanya mendengarkan dan tidak bisa memberi tanggapan untuk pernyataan terakhir yang diberikan Alex kepadanya. "Oh."


TBC


1. Sudah kubilang jangan biarkan dia masuk ke dalam hidupnya. Lihat dia sekarang, dia mencintainya lebih dari aku sebagai ibunya.

2. Bukan salah Helene kalau Alex menyukainya, Davinna

3. Kamu bukan suami aku, jadi jangan bertingkah sebagai seorang suami.

CHOOSE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang