BAB 58

181 17 0
                                    

"Aku berniat mengatakan kepada kamu semalam." Helene menatap wajah suaminya dengan ekspresi yang tidak bisa ia baca. Ia menelan ludahnya. Apakah Aiden kecewa? "I'm sorry. I should take my pills." 

"..."

"Aku mengurungkan niat aku karena kamu mabuk dan aku tidak mau kamu mendengar berita baik ini pada kondisi seperti itu." Atau mungkin ini berita buruk untuk Aiden? Helene menggigit bibirnya ketika ia gugup, seperti yang ia lakukan saat ini. "Tapi sepertinya kamu tidak suka ya?"

Helene berkecil hati karena Aiden sedari tadi tidak mengatakan sepatah katapun. Apa ini ada hubungannya dengan wanita itu? Davinna Kinsey? Tanpa sadar Helene menggigit bibirnya sampai berdarah. Aiden melihat hal itu dan membersihkan darah itu dengan tissue. "I'm sorry..."

Aiden tidak mau menatapnya sehingga Helene bertanya, "Apa ini karena perempuan itu?"

"..."

Helene hanya mendengar napas berat pria itu, "Apa ini ada hubungannya dengan ingatan aku dan perempuan itu, Aiden?"

Helene menjadi sensitif dan agresif, "Dia adalah masa lalu kamu? Maka dari itu kamu tidak berkata apapun tentang kehamilan aku? Karena dia?"

"Davinna Kinsey siapa Aiden?!" 

Helene terlalu banyak berbicara membuat Aiden harus menunduk dan membungkam bibir manis wanita itu dengan bibirnya. Memagutnya dengan lembut mencoba masuk tetapi Helene begitu keras kepala dan menuntut jawaban pria itu. "I was gonna say i'm sorry i put you and our baby in dangerous, Helene." Aiden memegang sisi wajah Helene dan wajah wanita itu mendongak untuk menatap iris hijaunya. "I swear to God that i'm not gonna let anything happen to you both. I swear i'll do everything to keep you both save, Helene Allard. I'm so fucking happy right now and that's why i wanna kiss you so bad." Aiden kembali menunduk dan mengecup bibir istrinya.

"I'm sorry that i hurt you." Aiden kembali mencium bibirnya.

Aiden melepas ciumannya dan berkata, "I'm sorry break your heart." ia lalu kembali mencium Helene lalu melepaskannya lagi, "You have to know that i love you so much. This baby...is the best thing that ever happen in our marriege." Aiden mengakhiri kalimatnya kemudian melanjutkan ciuman mereka berdua lebih panjang dari sebelumnya. 

Wanita itu melingkarkan kedua tangannya dileher Aiden dan menarik pria itu untuk makin mendekat. Ketika tubuh mereka bersentuhan satu dengan lainnya, Helene menarik ciumannya dengan napas terengah-engah. Ia merasakan sesuatu yang keras diantara mereka dan tertawa, "I felt something down there," kata Helene.

"Hmm, you do?" Aiden menenggelamkan kepalanya diceruk leher Helene ketika bertanya. "I wanna do you so bad this morning baby..." napasnya berat dan tidak beraturan. Membuat Helene memejamkan matanya dan menikmat rasa nikmat yang diberikan pria itu. "Is it safe for the baby?"

Aiden mengangkat kepalanya dan menatapnya, "I don't know. Should i call the doctor?"

Helene tertawa mendengar pertanyaan pria itu yang terdengar khawatir. "I think you should lock the door and come closer." Helene menyentuh pahanya untuk menggoda Aiden.

"Oh indeed."

*

Helene terbangun ketika ia mendengar dering telepon Aiden yang terus saja bergetar. Ia menoleh kesampingnya dan tidak menemukan pria itu. "Aiden," panggilnya. Helene memutuskan untuk mengambil ponsel Aiden dan ketika ia melihat nama yang tertera dilayar ponsel pria itu, Helene terdiam. 

Liam Argent

Ponsel Aiden bergetar ditelapak tangannya. Napasnya terasa sesak. Seperti kehabisan udara diparu-parunya. Pun ketika dering telepon mati dan diikuti dengan pesan masuk.

Liam Argent : Ini tentang Helene. 

Helene menjatuhkan ponsel Aiden ke lantai setelah ia membaca isi pesan Liam. Tercengang dengan apa yang ia baca. Matanya terasa panas. Ya Tuhan kenapa sakit sekali?

Liam mengingat dirinya.

Liam mengingat kamu, Helene. Ia membatin dan tanpa sengaja menggigit bibirnya sampai berdarah. Hal yang terakhir Helene ingat tentang Liam, pria itu tidak mengenalnya. Atau pura-pura? Ponsel Aiden kembali berdering dan Helene melihat nama pria yang sama. Liam Argent.

Ia memungut ponsel Aiden dan memutuskan untuk mengangkatnya.

"Aku perlu bicara." Liam membuka pembicaraan dan oh Tuhan... hanya mendengar suara pria itu jantungnya berdegub dengan kencang.

"..."

"Kamu ingat Alex? Alex meminta Helene untuk menjadi tutornya. Aku tahu Helene masih dalam kondisi tidak baik-baik saja tapi aku berjanji aku tidak akan melakukan apapun untuk membuatnya mengingat. Aku tidak akan menyakitinya, Aiden. Kamu bisa memegang kata-kataku."

"..."

Helene terdiam seribu bahasa mendengar apa yang pria itu bicarakan. Liam berjanji tidak akan menyakitinya? Hatinya meringis sakit. Ia menunggu pria itu dan ketika ia menemukannya, Liam berpura-pura tidak mengenalnya? Miris sekali. Helene tidak mengenal siapa Alex namun ia akan menyetujui permintaan pria itu.

"Halo?"

"Hai. Aku Helene, istri Aiden. Kapan aku bisa mulai bekerja?"

TBC

Note : hii hii!! so how is it so far? tell me your thoughts about this part on comment below! Oh ya, jangan lupa buat vote dan share! I'll try my best to keep updates! thank you! xoxo

Love by, Ann

CHOOSE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang