BAB 36

924 95 13
                                    

Helene dan Aiden baru saja tiba di rumah Alex dan Helene memencet bel rumah sebanyak dua kali sebelum Mia keluar dan tersenyum kepadanya, "Hai, Helene. Selamat datang."

Helene tersenyum dan menjawab, "Hai, Mia. Terimakasih sudah mengundang kami." Helene memperlihatkan ice cream vanila kepada Mia lalu melanjutkan. "I bring vanilla ice-cream for Alex. Where is he?"

Helene merasakan lengan Aiden melingkar di pinggangnya ketika ia bertanya tentang Alex. Aiden terlihat posesif ketika melakukannya. Aiden sudah sangat keterlaluan untuk cemburu pada anak laki-laki yang masih berumur tiga tahun. Membuatnya terlihat menggemaskan.

"Ah, Alex? Ia sedang sibuk merapikan rambutnya di depan cermin." Mia menjawab kemudian terkekeh. "Mari silakan masuk."

Aiden dan Helene duduk bersebelahan di meja makan panjang yang hanya di duduki empat orang. Mia kemudian menyusul dengan seorang anak kecil yang memakai tuxedo. Alex terlihat sangat menggemeskan dan Helene bisa merasakan pelukan erat Aiden di pinggangnya perlahan mengendur. "Hai, Alex. You look handsome tonight," ucap Helene kepada Alex yang mendekat padanya kemudian memeluk Helene. Membuat perempuan itu menunduk dan mengecup pipi Alex dengan gemas.

"Thank you, Miss Helene," jawab Alex dan anak laki-laki itu duduk di depan Helene. Ia melihat Aiden dengan heran dan lalu ia menatap Helene untuk bertanya, "Is this your husband?"

Helene tersenyum dan mengganguk, "Yes, Alex. Namanya Aiden. Dan Aiden, this is Alex." Helene memperkenalkan mereka berdua lalu ia melihat Aiden tersenyum kepada Alex yang sedang menyipitkan matanya. "He is handsome, Miss Helene."

Mia dan Helene tertawa disusul oleh Alex. Pria itu kemudian berbicara kepada Alex, "Well, thank you, Alex. I know."

Alex kemudian menjawab, "I'm more handsome than you, Mister."

Helene melihat wajah Aiden langsung berubah menjadi datar kemudian ia meminum air yang ada di atas meja. Mia mengambil alih pembicaraan dan meminta mereka untuk segera menyantap hidangan yang telah disediakan. Aiden mulai memotong steak-nya lalu ia menatap Alex yang sedang melakukan hal yang sama. Bagaimana bisa anak kecil itu sangat pintar memotong steak-nya? Aiden bertanya di dalam hati. Alex terlihat sangat kecil dibandingkan dengan dirinya, tetapi Aiden merasa sangat cemburu ketika dimana Helene mengatakan bahwa Alex terlihat tampan malam ini sementara istrinya tidak mengatakan apapun mengenai penampilannya.

Lima menit kemudian Alex kembali bertanya dan membersihkan mulutnya. "Why do you chose him, Miss Helene?" Alex bertanya dengan suara lucu tetapi tidak bagi Aiden. Ia menatap jengkel kepada Alex dan pria itu menjawab dengan penuh percaya diri. "Karena dia menyukai aku dan aku tampan."

Aiden menatap Helene agar perempuan itu menyetujui jawabannya. Namun Helene malah tertawa dan menjawab, "Karena Aiden adalah satu-satunya pilihan aku waktu itu."

Aiden terdiam mendengar jawaban Helene. Ia tidak bisa menyangkal karena apa yang dikatakan Helene adalah kebenaran. Ibu dan Ayahnya memaksanya untuk menikahinya sesuai yang sudah direncanakan. Aiden merasakan Helene memegang tangannya yang sudah berhenti memotong stek-nya. "In the end, Alex, you should choose the one who chose you."

Alex mengangguk dan tersenyum memperlihatkan giginya. "You're right, Miss Helene."

Aiden sangat kagum dengan jawaban dan tingkah Alex yang sangat elegant di umurnya yang masih berusia tiga tahun. Ia melihat anak kecil itu kembali memegang pisaunya dan memotong dagingnya lagi. Mereka menyelesaikan makan malam mereka dua puluh menit kemudian sambil membahas dongeng kesukaan Alex.

Alex banyak tertawa dan itu membuat Aiden cemberut karena Helene melupakan dirinya yang sedang duduk disampingnya. Ia tidak mengikuti pembicaraan mereka bertiga tentang dongeng yang tidak ia ketahui jalan ceritanya.

CHOOSE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang