Ha ha.
Ha.
Voldemort melakukan comeback yang sangat spektakuler. Dia membuat Harry dicap sebagai pembohong oleh manusia-manusia munafik yang menggantungkan hidup mereka di leher Harry. Kadang Lyzbeth ingin membedah kepala Harry hanya untuk melihat apakah otaknya lumer karena lemon drop. Kalian paham? Drop?
Haa....
"Kau ini kenapa?" tanya Pansy tanpa mengalihkan pandangannya dari majalah Witch Weekly bulanannya.
Lyzbeth menembak teman sekamarnya dengan tatapan kucing malas.
"You-know-what, what-I-know, what-our-what."
Dari tempat tidurnya, Pansy mengerutkan kening. Sepertinya Lyzbeth mulai gila lagi. Yah, setidaknya gadis itu mau tidur di kamar anak perempuan daripada meremas kasur bersama Draco. Hoo.... Seandainya Pansy bisa meremas bersama mereka.
"Kau sedang membayangkan saudaraku, Pans?"
Suara datar yang berasal dari tempat tidur di sampingnya membuat Pansy kembali ke kenyataan. Oh, malu sekali ketahuan membayangkan yang iya-iya tentang pujaan hati dan ketahuan adiknya. Seseorang tolong galikan lubang untuknya. Ia terlalu terhormat untuk menggali tanah sendiri.
"Kau harus mengubur khayalanmu tentang menjadi nyonya Malfoy, Pans. Jelas Draco tak mau menikah denganmu."
"Oh, ayolah, Daph!! Suatu saat My Prince Draco pasti sadar dan sudi menikah denganku!" kata Pansy sambil bersolek.
Daphne dan Lyzbeth saling melempar pandangan. Mereka mulai khawatir dengan delusi rekan sekamar mereka. Daphne berpikir jika di masa lalu saja Draco memilih Astoria, bagaimana bisa saat ini di waktu ini Draco akan memilih Pansy sebagai pengantin Malfoy. Sedangkan Lyzbeth memikirkan bayangan acak yang selalu muncul di kepalanya alhir-akhir ini. Kenapa di masa depan Cedric tua terlihat sangat muda dan bersama seorang wanita? Tunggu! Bagaimana dengan Aland!!
Haa....
"Jelas Dragon hanya menganggapmu teman," cibir Lyzbeth.
"Tidak! Draco pasti hanya melakukan itu karena aku temanmu dan dia tidak mau menyakiti perasaanmu!" sangkal Pansy.
"Kenapa jadi aku! Aku tak peduli dengan siapa Dragon akan bersama, okay! Aku hanya berharap wanita itu waras karena mau menikahi Dragon."
"Apa maksudmu?!" pekik Pansy. Majalah di tangannya menjadi kusut karena Pansy melampiaskan emosinya pada majalah malang itu.
"Tidak ada."
Sebaiknya ia pergi tidur. Ada monster masalah bernama Tom and Harry yang harus ia urus besok. Lyzbeth melontarkan kalimat, 'Selamat Malam!' lalu menarik selimutnya dan pergi tidur. Samar-samar ia bergumam dalam bahasa asing sebelum menyerah pada kantuknya.
Namun, saat Lyzbeth membuka mata, ia dikejutkan dengan pemandangan yang tak lagi asing. Bagaimana demi Morgana ia kembali ke kuburan di Little Hangleton? Dan kenapa ayahnya ada di pojokan ruangan?
Dengan canggung Lyzbeth mencoba berdiri dan menemukan dirinya dalam balutan gaun tidur sutra putih gaya lama dengan selendang sutra biru muda melingkari kedua lengannya. Dan dia cekeran di lantai kayu tua yang kotor di rumah muggle kotor. Ingin ku berkata kasar.
"Selamat datang, Diana Malfoy!"
Melihat penampakan human botak tanpa hidung di depannya membuat kepala Lyzbeth pusing. Sekarang ia tau dalang di balik penculikannya yang menyedihkan bukanlah para dewa sialan-Jederr!!!-tetapi Tom Marvolo Riddle!
'Fuck!'
Dan Lyzbeth pun pingsan.
"Putrimu sangat menggemaskan, Lucius. Kau bisa pergi setelah membawa Diana kecil ke kamarku."
"Yes, My Lord!" kata Lucius dengan patuh membawa putri bungsunya ke salah satu kamar yang diakui Tuannya sebagai miliknya.
∞ ※ ∞
Tom masuk ke kamar dan mengambil tempat di sofa tunggal di samping tempat tidur.
"Kau masih mau berpura-pura?"
Lyzbeth membuka matanya dengan sangat lambat. Jelas ia enggan bangun tetapi pria itu masih sama seperti yang ia ingat. Sangat usil.
"Tom."
"Belial."
Tom menatap teman kecilnya dengan perasaan aneh. Bagaimana Lord Voldemort yang agung sepertinya bisa ditipu berkali-kali oleh gadis kecil ini? Yah, Lucius memang memberitahunya jika putri bungsunya ada di asrama Slytherin, berita ini membuatnya bangga sekaligus kesal. Karena ia tak tahu tahun berapa Belial pergi ke tahun keenamnya atau di tahun berapa Belial kembali. Lucius memberitahunya bahwa sejak kembali ke dunia sihir, gadis itu langsung masuk Hogwarts. Meski pernah menghilang berkali-kali, hitungannya tidak pernah melewati bulan. Apa Belial memiliki kemampuan untuk mengendalikan waktu?
"Kudengar dari Lucius kau kehilangan tongkat sihir berkali-kali, mau menjelaskan kepadaku bagaimana kau kehilangan tongkatmu?" tanya Tom mengawali pembicaraan.
Lyzbeth menatap Tom heran. Dari sekian banyak omong kosong yang terjadi, pria itu malah menanyakan pertanyaan yang tak penting. Oh, Zeus yang agung, bakar saja pria mutan di depannya ini.
"Bagaimana kau menculikku, sih?" tanya Lyzbeth.
"Tidak ada yang berani menentang Lord Voldemort sebelumnya. Belial, Belial, katakan padaku, apa yang membuatmu begitu berani di hadapan Lord Voldemort yang perkasa? Ayahmu, Lucius Malfoy, sangat patuh padaku dan takut mengecewakanku. Ibumu, Narcissa sayang, adalah gadis yang sempurna, tidak mencampuri urusan suaminya dan berdiam diri seolah-olah dia tidak ada. Kakakmu, Draco Malfoy, sedikit membangkang akhir-akhir ini, tapi Bella akan memastikannya tetap sejalan dengan keinginanku. Dan kakakmu yang baru saja muncul, aku kecewa karena Abigail tersayang yang patuh dan memujaku tak memiliki sihir sekuat milikmu."
Lyzbeth menatap Tom dengan wajah bingung.
"Saudari apa?"
"Lucius tidak memberitahumu tentang kedatangan Abigail Malfoy muda?" tanya Tom kesal. Pidatonya yang luar biasa sempurna rusak hanya karena satu hama kecil yang tak berguna.
"Eh, tidak."
"Lucius memberitahuku bahwa Abigail Malfoy adalah anak keduanya yang ia tempatkan di dunia muggle bersamamu, Belial. Tapi saat waktunya kalian kembali, hanya kamu yang muncul, sementara keberadaan Abigail tidak diketahui. Baru-baru ini mereka menemukan cara untuk membawa Abigail ke dunia sihir dan karena kemunculannya yang terlambat, Narcissa mengundang tutor pribadi untuk Abigail dan menemukan bahwa sihir Abigail nyaris sekarat karena tidak pernah digunakan. Singkatnya seperti itu."
"Oh. Pantas saja," bisik Lyzbeth. Mengingat perlakuan dingin kedua orang tuanya, ia kira mereka hanya ingin menebus waktu yang dilewati Abigail. Tetapi karena sikapnya yang seperti berandalan selama ini pasti telah mengikis kasih sayang mereka berdua terhadapnya.
"Wanita yang mengasuhku menikah dengan pria yang didambakannya, sayangnya pria itu tak menginginkan anak orang lain berada di rumahnya. Kurasa saat itu dia membuangku ke panti asuhan dan kemudian ada wanita cantik yang mengadopsiku."
Lyzbeth menekuk kedua kakinya, memeluk lututnya dengan nyaman, ia menatap jendela yang menampilkan pemandangan langit biru.
"Aku tak ingat bahwa itu kami dan bukan hanya aku saja," bisik Lyzbeth bingung.
Tom menembak teman beda generasinya dengan tatapan rumit. Tumben sekali gadis itu memperlihatkan sisi lemahnya. Jika itu Tom, dia pasti akan mengarang cerita yang akan menguntungkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady of Witch [H I A T U S]
FanfictionLyzbeth Alberta, Gadis cantik bertampang kalem tapi inner-nya sadis . Seperti itulah pandangan orang-orang terdekatnya. Selama sebelas tahun hidupnya Lyzbeth tak pernah mau merepotkan diri dengan menolong orang lain, ia lakukan apa yang ia suka. Hin...