Karena Lyzbeth dalam mode malas akut, ia memilih untuk menjauhi Trio Griffindor. Perilakunya ini menimbulkan rumor jika dia dan tiga Griffin kecil itu sedang bertengkar. Tapi jika Lyzbeth hanya menjauhi Griffindor itu, tidak masalah. Yang membuat Draco tidak terima adalah Lyzbeth ikut menjauhinya dan teman-teman mereka.
"Lils, ayo ke aula besar. Waktu makan akan segera tiba!" ajak Draco.
"Aku malas." jawab Lyzbeth acuh dengan buku ramuan entah-karangan-siapa di pangkuan dan tangan kanan yang menopang pipi.
"Kau ini kenapa, sih?" tanya Draco tak mengerti.
"Aku sedang malas." jawab Lyzbeth seadanya.
"Iya, tau. Tapi kau ini kenapa?" tanya Draco mengulang pertanyaannya.
Lyzbeth menutup bukunya.
"Hanya malas."
"Diana Malfoy! Jawab pertanyaan kakakmu ini dengan benar!" seru Draco gemas dengan tingkah Lyzbeth yang ginjalnya minta disentil.
"Dragon, pergilah ke aula besar dan tinggalkan aku sendiri." usir Lyzbeth.
Di lain kesempatan saat Lyzbeth tengah bersantai di pinggir danau Hitam. Lyzbeth didatangi Draco yang masih mengenakan seragam Quiddict. Sepertinya Pangeran Slytherin itu habis latihan.
"Lils, udara mulai dingin dan kau bahkan tidak mengenakan mantel? Setidaknya gunakan mantra penghangat! Dan kau tidak mengenakan sepatu!" omel Draco.
"Aku malas."
Persimpangan imajiner muncul di pelipis Draco.
"Kapan sih sikap malasmu itu hilang!"
"Aku tidak tau."
"Dan jangan gunakan kalimat singkat pada kakakmu!"
"Iya, maaf."
Ah! Draco jadi kesal sendiri. Sepertinya ia harus berkonsultasi pada Profesor Snape.
"Ya sudah. Cepat kembali ke asrama atau kau akan menjadi patung es!"
Draco pergi menemui Profesor Snape di kantornya yang suram bin seram. Setelah ketukan di pintu, pemilik kantor pun mempersilahkan Draco untuk masuk.
"Sev, Lily jadi aneh! Dia jadi kurang ekspresif, jika berbicara hanya ada tiga kata lebih di satu kalimat, menjadi lebih malas, dan tatapan matanya sedikit aneh. Aku yakin ada yang memantrai Lily-ku!" adu Draco.
Fokus Profesor Snape malah ada di kata terakhir, Lily-ku. Tapi setelah sadar, ia mulai memberi Draco sedikit saran.
"Mungkin Lulu ada di masa pemberontakan remaja." kata Profesor Snape santai.
"Lulu?" tanya Draco tak mengerti.
"Ya. Adikmu memintaku untuk memanggilnya begitu."
"Tapi Lily tak pernah memberitahuku nama itu, kenapa dia memberitahumu alih-alih aku, kakaknya! Ini tidak adil! Harusnya Lily memberitahu aku dulu. Aku kakaknya!"
'Mungkin karena dia tau aku tidak nyaman memanggilnya dengan sebutan Lily.' batin Profesor Snape.
"Sev, apa ada ramuan yang bisa membuat Lily kembali seperti sebelumnya?" tanya Draco cemas.
Profesor Snape menggeleng. Lagipula kepribadian Lyzbeth yang sekarang sangat menguntungkannya. Mana mau Profesor Snape kembali ke masa di mana Lyzbeth menjadi Marauders kedua.
"Begitu ya?"
Knock knock!!
"Masuk!" kata Profesor Snape.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady of Witch [H I A T U S]
FanfictionLyzbeth Alberta, Gadis cantik bertampang kalem tapi inner-nya sadis . Seperti itulah pandangan orang-orang terdekatnya. Selama sebelas tahun hidupnya Lyzbeth tak pernah mau merepotkan diri dengan menolong orang lain, ia lakukan apa yang ia suka. Hin...