Chapter 6

2.1K 239 2
                                    

"Drag! Kau harus mengantarku ke ruangan Profesor Dumbledore. Ada yang ingin kutanyakan padanya," ajak Lyzbeth dengan raut wajah panik.

Draco menghela napas lelah dan mengangguk malas. Keduanya pergi dari asrama menuju ruang kepala sekolah. Lyzbeth dengan asal menyebut kata kunci dan patung gargoyle itu menggeser dengan patuh. Saat pintu dibuka, kedua Malfoy junior itu menjadi ragu untuk masuk karena tak hanya ada Profesor Dumbledore saja, tapi juga ada Profesor Snape dan Profesor McGonagall di dalam ruangan itu. Dan parahnya, ketiga profesor itu sedang mendebatkan suatu hal. Lyzbeth berasumsi jika mereka mendebatkan Slythina.

Knock Knock!

Dengan sengaja Lyzbeth mengetuk daun pintu.

"Profesor, ada yang ingin kubicarakan dengan anda," ujar Lyzbeth menatap lurus Profesor Dumbledore. Dengan berani gadis itu menyela pembicaraan maha penting dari ketiga profesor itu.

Draco mengenggam tangan Lyzbeth dengan erat karena takut jika Slytherin akan kehilangan banyak point akibat dari kebodohan Lyzbeth.

"Lils, kita pergi saja dari sini," bisik Draco.

"Ssttt ... Diamlah," balas Lyzbeth.

Lyzbeth tersenyum manis–sangat manis–pada ketiga profesor yang sejak tadi menatap tingkahnya dan Draco.

"Ini mengenai Slythina," kata Lyzbeth dengan raut wajah serius.

Dan para profesor itu menatap Lyzbeth dengan sangat serius dengan bahu tegang. Sepertinya Lyzbeth melupakan kejadian kemarin, di mana Profesor Snape memusnahkan ular kesayangan Lyzbeth karena mengira ular itu memiliki hubungan dengan Voldemort.

"Sejak kemarin aku tak melihatnya," lanjut Lyzbeth dengan tatapan sendu.

Wajah Profesor Snape yang paling tegang diantara Profesor Dumbledore dan Profesor McGonagall. Namun, hanya Draco yang speechlees mendengar ucapan Lyzbeth. Gadis itu benar-benar tak mengingat apa yang telah menimpa Slythina?

"Apa kau tak mengingat kejadian kemarin saat di great hall, Anakku?" tanya Profesor Dumbledore dengan wajah teduh.

Lyzbeth membentuk pose berpikir dengan wajah yang kelewat innocent.

"Aku membawa Slythina ke aula besar—" gumam Lyzbeth dalam mode lemot.

"Melepas Slythina ke lantai karena terlalu senang akan pindah dari Hogwarts—"

Wajah Dumbledore mengeras untuk waktu yang sangat singkat dan tak ada yang menyadarinya. Tapi tidak untuk Lyzbeth yang melihatnya dengan jelas.

"Father datang untuk membawaku pergi—"

Sebentar lagi. Mungkin sebentar lagi Lyzbeth akan sadar dengan absennya Slythina.

"Slythina mendekati Profesor Quirell—"

Ah! Jadi Slythina hanya ingin mendekati guru DADA. Tapi bagaimana Lyzbeth bisa tau?

"Profesor Snape mengacungkan tongkat pada Slythina—"

Lyzbeth tak sadar dengan ucapannya. Karena itu ia terlihat santai sekali saat mengatakannya. Keempat penyihir beda generasi itu menatap Lyzbeth speechleess.

"Slythina musnah dan aku jatuh pingsan."

Lyzbeth menutup opininya. Masih belum sadar dengan apa yang telah terjadi. Lyzbeth menatap mereka bingung. Sebelum aura kelam menguar dari tubuh mungilnya. Ia telah sadar dengan apa yang telah terjadi.

"Knave!" umpat Lyzbeth tak tau sikon.

Tanpa memperdulikan keadaan, gadis itu keluar dari kantor Profesor Dumbledore dalam keadaan marah. Yang mengakibatkan banyak murid yang terkena imbas dari kemarahan Lyzbeth.

Lady of Witch [H I A T U S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang