Chapter 9

1.7K 221 6
                                    

Tahun ketujuh yang teramat tenang ini tak serta merta membuat Lyzbeth berdiam diri. Gadis itu aktif membantu Tom yang telah membuat perkumpulan yang dinamai Ksatria Walpurgis.

Namun, akhir tahun nanti gadis itu berencana kembali ke timelinenya yang sesungguhnya. Ia juga telah mendapat dark mark dari Tom, terasa lebih sakit daripada saat membuat tattoo-nya. Ah ya, Lyzbeth menyembunyikan tattoo itu dengan sihir ilusi dan melindungi kulitnya dari sihir Morsmordre. Meski rasa sakitnya tetap sama, setidaknya tak akan ada yang bisa mendeteksi dark mark di lengannya.

"My Lord, kurasa nama yang kau usungkan kurang bagus," sela Lyzbeth dengan berani.

Pengikut Tom atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Lord Voldemort menahan napas karena tegang. Takut junjungan mereka marah dan menjadikan diri mereka sasaran mantra Avada Kedavra.

"Kalau begitu apa saranmu?" tanya Lord Voldemort menantang.

Tapi yang menyela ini adalah Belial, tangan kanan sekaligus satu-satunya orang yang berani berdiri di samping Lord Voldemort.

"Bagaimana dengan Death Eater; jubah hitam dengan topeng tengkorak? Orang-orang tak akan tau siapa yang ada didalamnya," kata Lyzbeth usil menarik ekor Nagini dan membawa ular itu ke dalam pelukannya.

Lord Voldemort mendengkus senang. Inilah sebabnya ia membiarkan Belial-nya menyela. Karena ia tau akan ada rencana besar dibalik kelancangannya.

"Lakukan seperti yang dikatakan Belial!" perintah Lord Voldemort pada para pengikutnya.

Lyzbeth termangu sejenak. Bawahan Lord Voldemort meliputi generasi kakeknya, Abraxas Malfoy. Sepertinya rencana akan dipercepat.

"My Lord, bisa kita bicara empat mata? Ada yang ingin kukatakan padamu secara pribadi," kata Lyzbeth pada Lord Voldemort.

Lord Voldemort mengusir pengikutnya yang dengan patuh pergi tanpa perintah dua kali. Nagini juga keluar dari ruangan itu.

"Ada apa?" tanya Lord Voldemort.

"Aku akan kembali ke timelineku. Kau tau betul jika aku terus berada di sini, sihirku akan hilang. Jadi tolong berikan kristal itu dan biarkan aku memiliki sihirku," pinta Lyzbeth hati-hati.

"Jadi akhirnya kau akan pergi meninggalkan aku?" tanya Lord Voldemort getir.

Untuk beberapa saat Lyzbeth kehilangan kata-kata. Tapi acara main-mainnya akan berubah menjadi petaka jika ia tak segera kembali.

"Bukankah kita masih bisa bertemu di timelineku?" tanya Lyzbeth memberi jalan keluar.

Lord Voldemort mendengkus tak suka. Ia bahkan tak tau di timeline mana Lyzbeth dilahirkan.

"Atau begini saja, jadikan aku Hocrux-mu. Berikan separuh jiwamu padaku dan kapan pun itu kau bisa menemukanku. Bagaimana?" tambah Lyzbeth memberikan penawaran.

Lord Voldemort menatap Lyzbeth dan mengangguk. Junjungan Death Eater itu memulai ritual yang akan menjadikan Lyzbeth Hocrux-nya.

"Daya tahan tubuhmu sangat aneh," komentar Lord Voldemort.

Lyzbeth tertawa kecil saat menerima kristal portal yang diberikan Lord Voldemort.

"Dalam tubuhku mengalir darah ular, tentu saja daya tahan tubuhku harus kuat untuk menopang darah itu. Sekarang aku akan pergi, jaga dirimu Tom. Dan ingatlah nama Dewi Pemburu."

Lyzbeth melempar kristal itu ke tanah. Memeluk Lord Voldemort untuk yang terakhir kalinya sebelum ia hilang ditelan cahaya portal. Meninggalkan Lord Voldemort yang merasa kehilangan untuk kali pertama.

∞ ※ ∞

Lyzbeth kembali ke waktu di mana ia menghilang dengan penampilan lamanya; tepatnya seminggu setelah Lyzbeth pergi ke masa lalu. Mengingat ia telah pergi selama dua tahun membuatnya tersenyum kecil. Dengan santai Lyzbeth pergi ke Aula Besar dan menjadi pusat perhatian.

"Lyzbeth, darimana saja?" tanya Draco khawatir saat melihat Lyzbeth duduk di sisi kirinya.

"Aku pergi menemui ibu asuhku, Drag. Jangan khawatir," kata Lyzbeth santai.

"Apa ada hal yang kulewatkan?" tanya Lyzbeth penasaran.

"Ya! Tiga Singa itu berhasil mencuri perhatian dengan Troll gunung kemarin." jawab Pansy sebal.

Lyzbeth merasakan tatapan intens yang tertuju padanya. Bukan hanya satu, tetapi empat!

"Ada apa, Lils?" tanya Draco.

"Tidak, tidak ada apa-apa," jawab Lyzbeth tersenyum manis.

Sudut matanya menyelisik tiap sudut aula tanpa disadari orang-orang. Di meja Gryffindor, Harry menatapnya dan melontarkan senyuman; Profesor Dumbledore yang menatapnya penuh keingintahuan; Profesor Snape yang menatapnya sinis; Profesor Quirell yang menatapnya dengan mata merah.

Lyzbeth dibuat salah tingkah. Gadis itu bingung menentukan sikap agar keempat pria beda generasi itu tak curiga padanya. Draco, Pansy, Theo, Blaise, dan Daphne menatap Lyzbeth bingung. Ada yang aneh dengan gadis itu, tapi mereka tak tau apa keanehan itu sendiri.

Acara makan malam berlangsung lancar. Profesor Snape memanggil Lyzbeth ke kantornya selepas makan malam.

"Ara~ Kenapa ada Father dan Mother?" tanya Lyzbeth bingung.

Narcissa memeluk Lyzbeth erat penuh kekhawatiran seorang ibu. Bingung dengan kelakuan ibunya, Lyzbeth memilih untuk membalas pelukan sepihak dari Narcissa.

"Ada apa?" tanya Lyzbeth setelah melepas pelukan Narcissa.

Lucius menatap Lyzbeth datar. Tetapi bisa dilihat dari sorot matanya yang memancarkan kekhawatiran yang besar bagi Lyzbeth; Narcissa mengusap punggung tangan Lyzbeth berulang kali; Profesor Snape hanya menatap ketiganya datar tanpa minat.

"Dari mana saja, sayang? Kami khawatir sekali saat mendengar kabar dari Severus jika kau menghilang," tanya Narcissa.

Lyzbeth menatap Narcissa lembut. Menarik tangannya dari genggaman Narcissa dan mengambil sesuatu dari saku jubahnya. Kalung Time Turner, tapi bukan Time Turner biasa. Kalung itu adalah satu dari sekian banyak medium practical miliknya. Fungsinya sama seperti bola kristal tempo hari, tetapi kalung ini hanya bisa membawa orang yang menyentuhnya.

"Time Turner?! Dari mana kau mendapatkannya, Diana?" tanya Lucius dengan tatapan tajam.

"Ini? Seseorang memberikannya padaku seminggu yang lalu. Kalung ini adalah portal menuju dimensi lain," jelas Lyzbeth setengah berbohong.

"Dimensi lain?!" pekik Narcissa.

Lucius dan Profesor Snape terlonjak kaget. Lyzbeth hanya cekikikan melihat kedua pria itu.

"Untuk mengunjungi ibu asuhku, Mother. Tak ada yang lain."

Lyzbeth berbohong. Namun, adakah yang bisa membedakan reaksi Lyzbeth saat berbohong atau saat jujur? Jawabannya tidak. Lyzbeth tak akan merepotkan diri untuk mencari alasan, cukup diam dan diam. Membuang-buang energi saja.

"Mother, kata Dragon, ada Troll saat aku pergi. Apa benar?" tanya Lyzbeth mengalihkan pembicaraan.

Profesor Snape mendengkus masam melihat rasa antusias Lyzbeth dengan tragedi Troll. Lyzbeth mengerling ke arah Profesor Snape dan tersenyum kecil.

"Sepertinya aku harus kembali ke asrama; sudah mendekati jam malam. Aku pergi," pamit Lyzbeth tanpa menunggu jawaban atas pertanyaannya.

Profesor Snape menemani Lyzbeth dengan enggan. Kedua Malfoy senior itu tak membiarkan putri kecilnya pergi sendirian dan ia terpaksa mengawal bungsu Malfoy itu.

"Profesor, aku ingin membuat beberapa ramuan. Apakah aku boleh meminjam lab pribadimu?" tanya Lyzbeth.

"Tidak!" tolak Profesor Snape.

"Kenapa?"

"Kau hanya akan mengacaukan lab."

Lady of Witch [H I A T U S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang