Chapter 27

888 132 0
                                    

Harry dan Ron mendapati Profesor Lockheart hanyalah guru penipu. Dengan keberanian seratus persen, kedua griffin mungil itu menyeret Profesor Lockheart ke kamar rahasia. Dan dari tiga pria yang masuk, saat ini hanya satu yang berhasil menemukan Ginny.

Harry berhadapan dengan Voldemort muda yang memperkenalkan diri sebagai Tom Marvolo Riddle serta anagram dari namanya, I am Lord Voldemort. Sesaat setelah Tom memanggil Basilisk, Harry merogoh saku celananya dan mengambil benda yang menjadi bukti kepedulian Lyzbeth pada Muggleborn seperti Hermione. Sebuah rosario yang ternyata masih memiliki pesona. Harry memakai kalung itu dan mencoba kesaktian kalung pemberian Lyzbeth.

'Kalung ini bekerja!' batin Harry takjub saat mendapati mata kuning Basilisk tidak menyakitinya.

Dengan bantuan Fawkes dan Topi Seleksi, Harry berhasil mengalahkan Basilisk, menghancurkan buku harian Tom, dan menyelamatkan Ginny.

Tapi Lyzbeth yang menghilang membuat Harry tak merasakan suka cita. Di aula besar hanya Ron yang heboh menceritakan pengalaman di kamar rahasia dan sesekali Harry akan menjawab jika diberi pertanyaan. Tapi Harry tak pernah memberitahu mereka tentang kalung pemberian Lyzbeth. Harry yakin gadis itu tak akan suka jika Harry menceritakannya ke para profesor.

"Narasi yang bagus."

Seisi aula menoleh ke arah pintu masuk aula. Gadis yang akhir-akhir ini sering menghilang, muncul dengan penampilan baru. Rambut platina-blonde dengan highlight red wine dikepang rapi. Terdapat masing-masing dua sampai tiga cincin di setiap jari. Jubah Hogwarts tersampir di lengan kiri dengan lipatan paling rapi yang pernah Lyzbeth buat. Lyzbeth merubah sweaternya menjadi blazer hitam dengan kemeja putih yang lengan bajunya terlipat sampai tiga seperempat dengan bagian bawah kemeja yang dikeluarkan, dasi hijau-silver yang terikat longgar, rok model knife-pleated hitam selutut, kaos kaki abu-abu sebetis, dan sepatu pantofel hitam yang manis. Tongkat sihir Lyzbeth tergantung di pinggang sisi kanan.

"Wow, Lils!" seru Fred.

"Penampilanmu hari ini–" kata George.

"Sangat keren!" puji twins Weasley heboh.

Harry hanya mengamati Lyzbeth seperti murid-murid yang lain. Hari ini Lyzbeth tak serapi biasanya, tak seramai biasanya, tak seramah biasanya, dan yang paling Harry nantikan adalah sifat jahilnya.

Lyzbeth tak memperdulikan tatapan yang ditujukan pada dirinya. Ia berjalan santai menuju tempat Draco dan teman-teman lainnya berada. Lyzbeth duduk diapit Blaise dan Theo.

"Lils, penampilanmu sangat...."

"Yeah," kata Lyzbeth dengan gerakan malas.

"Dan kenapa tak memakai jubah?" tanya Pansy.

Lyzbeth menatap Pansy yang duduk di depan Theo dan melambaikan tangannya agar Pansy mendekat.

"Ada apa?" tanya Pansy.

"Rahasia," bisik Lyzbeth dengan logat aneh yang membuat Draco, Theo, Blaise dan Daphne mulai penasaran dan ikut berdiri.

"Apa? Apa?" tanya Blaise panik.

"Apa yang salah?" tanya Daphne.

"Saatnya pergi ke kelas!"

Dan Lyzbeth langsung menghilang dari pandangan lima Slytherin muda tersebut.

"Lily!" teriak Pansy yang sempat melihat bayangan Lyzbeth menghilang di balik pintu aula.

"Anak itu larinya cepat sekali."

"Yang kau maksud anak itu adalah adikmu loh, Dray."

"Aku tak ingat punya adik aneh sepertinya yang memihak Gryffindork!"

"Kalau begitu aku juga tak ingat punya teman seperti Lyzbeth."

"Aku juga!"

"Begitu pun aku!"

"Tambahkan aku!"

"Hahahaha...."

Kelima Slytherin tahun kedua itu pun bercanda dan tertawa di sepanjang jalan menuju kelas Transfigurasi.

∞ ※ ∞

"Hei, Lils! Bisa kita bicara sebentar? Kumohon, hanya sebentar saja, ya?" pinta Harry pada Lyzbeth. Keduanya memang sengaja keluar kelas paling belakang. Harry yang berharap bisa berbicara dengan Lyzbeth dan Lyzbeth sendiri yang tau penyebab kegelisahan Harry.

"Lily ... Lils, kenapa aku merasa jika kau tidak nyata?" tanya Harry bingung.

"Aku, aku berpikir jika tingkah anehmu akhir-akhir ini sangat bukan dirimu. Seolah yang di hadapan kami bukan Lily. Aku bingung bagaimana menjelaskannya tapi aku yakin kau yang sekarang bukan Lily. Kau hanya–"

"Hanya apa?" tanya Lyzbeth dengan lirikan tajam.

"Hanya bayangan," bisik Harry.

Lyzbeth membuang muka dengan tangan bersedekap.

"Kau bukan Lily! Di mana Lily?" tanya Harry menatap Lyzbeth dengan pancaran tekad di manik matanya.

"Apa maksudmu?" tanya Lyzbeth tenang. Kedua kelopak matanya berkedip tiga kali.

"Di mana Lyzbeth yang sebenarnya? Ke mana Lyzbeth yang asli pergi? Kenapa kau menggantikan Lyzbeth?"

Harry menatap Lyzbeth dengan tatapan bermusuhan. Wujud Lyzbeth luruh ke bawah menjadi kabut hitam dan kembali normal di detik kedua. Harry terkejut melihat keanehan yang terjadi pada Lyzbeth. Matanya terbelalak dengan mulut terbuka.

"Lalu apa?" tanya Lyzbeth dingin. Tangan yang sebelumnya bersedekap tanpa sadar jatuh lunglai di samping tubuhnya bersamaan dengan tubuh yang condong ke depan. Posisi kepala Lyzbeth sedikit menunduk dan miring ke hadapan Harry dengan tatapan tajam tanpa senyum membuat suasana menjadi horror di mata Harry. Lyzbeth terlihat lebih menyeramkan dari Tom remaja yang ada di kamar rahasia.Untung rambut Lyzbeth bergaya ponytails. Jika Lyzbeth menggerai rambutnya, apa ada yang bisa membedakan sosok Lyzbeth dengan hantu Jepang? Siapa namanya? Hachisakusama? Uh, si Tinggi Delapan Meter itu tidak mungkin tinggal di sumur, 'kan?

"Apa urusanmu, Potter?" tanya Lyzbeth yang kembali bersikap normal.

"Aa-aku temanmu," jawab Harry gugup.

Lyzbeth mendengkus.

"Aku asli, tau?"

"Apa buktinya?" tanya Harry memberanikan diri bertanya pada makhluk yang mengaku sebagai Lyzbeth.

"Hurff ... Harus ya aku bertingkah konyol hanya demi membuktikan diriku adalah yang asli?"

Harry mengangguk kaku.

"No Way!" tolak Lyzbeth yang kemudian berbalik meninggalkan Harry di depan kelas Transfigurasi.

"Aku harus mencari bukti jika Lily bukanlah Lily! Aku akan bertanya pada Hermione, dia pasti tau apa yang harus dilakukan. Mungkin ada mantra atau ramuan yang bisa membantu."

Dengan rasa percaya diri dan semangat untuk membuktikan siapa yang berpura-pura menjadi Lily itu, Harry kembali ke menara Gryffindor dan mencari kedua sahabatnya.

Hermione kembali menawarkan ramuan yang bisa mengubah wujud seseorang saat Harry memberitahu dirinya dan Ron tentang kecurigaan Harry pada Lyzbeth. Harry tidak memberitahu kedua sahabatnya tentang kabut asap yang sempat diperlihatkan Lyzbeth padanya

"Kita harus membuatnya lagi? Demi Merlin!" erang Ron.

"Mau bagaimana lagi? Lily tidak dekat dengan Goyle dan Crabbe. Kita harus mendapatkan rambut Malfoy atau keempat temannya yang lain." kata Hermione santai.

"Kita bisa memakai jubah ajaib," bisik Harry.

"Lalu bagaimana dengan kulit ular dan bahan lainnya? Haruskah kita masuk ke kantor Snape lagi? Aku tidak mau masuk ke sana!" tolak Ron sedikit depresi tentang bahan ramuan.

"Mau bagaimana lagi?" tanya Harry pasrah.

"Ya sudah. Ayo pergi, selanjutnya kelas Herbiologi." ajak Hermione.

"Oke, ayo pikirkan nanti." kata Ron lesu.

Lady of Witch [H I A T U S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang