Chapter 21

1K 147 3
                                    

Tahun ajaran kedua bagi Lyzbeth seperti permen kerumunan kecoa, bukan tentang waktu yang akan ia habiskan tahun ini, atau waktu yang akan ia curi kali ini, tapi karena para profesor yang tidak kompeten malah membiarkan si penipu, Lockhart melenggang bebas di Hogwarts dan nyaris mengacaukan segalanya, bahkan diberikan tanggung jawab menjadi profesor DADA. Dumbledore yang agung dengan segala keputusannya, sampah!

Saat ini Lyzbeth sedang menikmati pemandangan dari dalam kereta Hogwarts ditemani Draco dan Daphne.

"Hei, Lils! Apa ada masalah?" tanya Draco cemas.

"Ya, aku bosan."

Draco bertukar tatapan dengan Daphne. Kedua Slytherin muda itu tak mengerti dengan mood Lyzbeth yang kadang tak mudah ditebak.

"Mau bermain permainan? Makan coklat atau membaca? Tapi jangan membaca buku si Pesolek itu, percayalah pada kakakmu ini, kau bahkan tak akan mau menyentuhnya!"

"Si Pesolek?" tanya Lyzbeth yang kini memberi atensi penuh pada Draco.

"Ya, Profesor DADA yang baru, Gilderoy Lockhart!" jawab Draco.

"Bagaimana kau tau? Tak ada yang diberi tau sampai kita tiba di Hogwarts."

"Eh? Ngg ... Itu,"

"Oh, bukankah Father bekerja di kementrian? Father memberi tahu aku kemarin," kata Draco menjelaskan.

"Oh, hebat."

Lyzbeth membuang muka ke arah jendela kereta. Kembali mengamati pemandangan yang tak lagi hanya khayalan baginya.

'Dan siapa yang tau akan ada mobil terbang di masa depan?'

Mengambil keuntungan dari diamnya Lyzbeth, Draco melirik Daphne dengan tatapan penuh konspirasi. Si gadis Slytherin yang peka pun mengangguk pelan. Detik berikutnya, keduanya mengobrol panjang tanpa melibatkan Lyzbeth. Anehnya, tak ada suara yang terdengar dari dua penyihir muda tersebut.

'Mantra Mufliato, eh?'

"Terserah." cibir Lyzbeth pelan sebelum menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dan menutup mata. Lyzbeth ingin meringankan pikirannya dari dunia nyata dengan tidur, akan lebih baik jika mendapat bunga tidur yang bagus. Dumbledore tewas dan Tom menguasai Britania Raya, misalnya? Oh, abaikan. Semua itu tak akan terjadi. Bidak terbaik Dumbledore tak akan membiarkan mimpi Lyzbeth menjadi kenyataan.

"Lily tidur? Tumben sekali adikmu melonggarkan penjagaannya?" komentar Daphne.

"Dia bersama kakaknya yang hebat, apa yang harus dia khawatirkan?" balas Draco dengan narsisisme seperti biasa.

"Dasar narsis!" cibir Daphne.

"Katakan itu pada pria yang lari dari kompartemen saat di tahun ketiga kami!" ejek Daphne sambil menyeringai pada Draco.

Draco menatap Daphne sengit. Bisa-bisanya gadis seperjuangannya itu mengungkit hal memalukan seperti itu di depannya! Untung mantra Mufliato masih terpasang.

"Kau! Akan kubalas setelah sampai Hogwarts!"

"Aku menunggu."

"Hah ... Sebaiknya kita fokus pada Lockhart saja, muak juga jika harus mengulang pelajaran dari Profesor Pesolek sepertinya," desah Draco membuang urusan ejek-mengejek mereka ke belakang kepalanya.

"Oh, memangnya kau bukan pesolek, Rambut Klimis?"

"Kubilang sudah! Suka sekali mengejekku, sih!"

"Mengejekmu itu menyenangkan, tau? Pantas Lily suka mengganggumu. Dengan melihat tanggapanmu atas ejekkanku saja, aku tau kau mudah dipancing."

"Memangnya aku ikan!"

"Kau adalah Ferret jelek di tahun keempat, hahaha...."

"Eh, ferret?!" seru Draco seolah menyadari sesuatu.

"Ada apa?" tanya Daphne waspada.

"Sejak tahun pertama kita dimulai, aku belum melihat Majesty sampai sekarang."

"Ah, benar! Aku tak menyadari keabsenan Majesty. Lyzbeth juga terlihat tenang-tenang saja, sangat kontras dengan saat Lyzbeth kehilangan Slythina."

"Tahun ini kita harus menjauhkan Lily dari Potter! Aku tidak mau adikku menjadi korban tatapan Basilisk."

"Bukan hanya tahun ini, tapi juga tahun-tahun yang akan datang. Jangan sampai kau mendapat ipar seperti Potter!"

"Hei, di masa depan Potter berpacaran dengan Weaselbee perempuan itu."

"Dan di masa kita saat itu tidak ada Lily. Tapi di dunia ini, di kesempatan kedua kita, sosok Lily muncul dan menjadi anomali di dunia kita."

∞ ※ ∞

"Lils!" panggil Harry.

Lyzbeth mengernyit. Theo dan Blaise menatap tak acuh pada dua Griffindor itu. Dalam hati Lyzbeth bersyukur mereka tidak berpapasan di aula atau keduanya akan bertemu Profesor Snape dan mendapat detensi. Sementara Harry dan Ron bersyukur mereka bertemu dengan The Trio of Slytherin, which other: Lyzbeth, Theo, dan Blaise. Yang lain tentu saja Draco, Daphne, dan Pansy yang telah pergi ke aula besar terlebih dahulu. Sangat aneh sebenarnya saat di tahun kedua ini melihat Draco menjauhi Crabbe dan Goyle dan memilih berteman dengan dua nona muda Slytherin yang lain.

"Bagaimana liburanmu?" tanya Ron penasaran dengan liburan ala Lyzbeth. Mengingat kelakuannya saat berada di Hogwarts, mungkin Lyzbeth lebih barbar saat berada di kandangnya sendiri.

"Bagus. Ada beberapa insiden yang tak menyenangkan, tapi secara keseluruhan bagus." jawab Lyzbeth tak acuh.

"Bagus? Hanya itu? Oh, kemarin aku dan Harry, kau tau ... Bla-bla-bla...." kata Ron panjang lebar di sepanjang jalan yang mereka lalui menuju aula.

Tak terasa kedua trio itu telah sampai di aula dan berpisah menuju meja asrama masing-masing. Theo dan Blaise mengapit Lyzbeth, berhadapan dengan Draco yang diapit Daphne dan Pansy. Seluruh murid selesai diseleksi. Profesor Dumbledore menyampaikan pidato dan mengenalkan profesor DADA yang baru. Jika kalian bertanya di mana Profesor Snape, beliau ada di meja guru. Sebelumnya Lyzbeth dengan licik memberitahu Profesor Snape bahwa Harry dan Ron tidak ada di kereta karena ada masalah dengan peron 9¾ tanpa diketahui siapapun lewat origami sihir.

Lyzbeth mendapat mainan baru: Luna Lovegood, Ginevra Weasley, dan Astoria Greengrass. Oh, jangan lupakan Collin Crevey, dia yang nantinya akan membuat Dumbledore ketakutan. Hanya tunggu waktu yang tepat dan bom! Lyzbeth bisa tidur nyenyak tanpa gangguan pria tua itu.

"Kalian bertiga, jangan berbuat onar lagi! Tahun kemarin kalian sudah membuat asrama kita kehilangan banyak poin, untung ada Draco!" omel Pansy.

"Tanpa kita, hidup kalian suram. Tau?" ujar Lyzbeth dengan tampang malas.

"Itu benar!" sahut Blaise dan Theo kompak menjahili Pansy.

"Kalian!!"

"Pans, biarkan saja mereka," lerai Daphne. Ia yakin Lyzbeth tak akan mendengarkan saran dan nasehat mereka. Karena dari saat kali pertama bertemu saja, aura Lyzbeth sangat tidak Malfoyism dan jauh dari kata Pureblood!

"Ah, Daph! Kalau sikapmu seperti itu, Lyzbeth akan semakin nakal!" protes Pansy.

"Diamlah kalian. Ada perkenalan profesor baru, diam dan dengarkan." lerai Draco dengan alasan konyol. Dia sendiri tidak mendengarkan tapi meminta kedua temannya untuk diam dan mendengarkan, konyol!

Sementara itu, Lyzbeth melempar mantra notice-me-not pada profesor baru secara sembunyi-sembunyi sebelum mengambil makanan dan berbisik pada Theo tentang apa yang telah ia lakukan.

"Lily, kau gila!" bisik Theo.

"Kuanggap sebagai pujian darimu, The-O," bisik Lyzbeth disertai kedipan genit.

"Terserah!"

"Hehe...."

Lady of Witch [H I A T U S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang