Chapter 39

693 100 4
                                    

Lyzbeth menyusul Profesor Snape dan Draco. Di depan aula, mereka dihadang oleh empat pria dan wanita yang merupakan pendiri sekolah Hogwarts.

"Apa tujuan kalian kemari?"

"Siapa kalian?"

"Kenapa kalian berada di sini?"

"Bagaimana kalian bisa menemukan tempat ini?"

Dan berbagai pertanyaan klise lainnya....

"Greetings, namaku Diana." sela Lyzbeth. Keberadaannya menyelamatkan Draco dan Profesor Snape dari keharusan menjawab pertanyaan keempat pendahulu itu.

"Greetings, namaku Godric Gryffindor."

"Kenapa kalian bisa ada di sini?" tanya Rowena Ravenclaw.

"Kecelakaan waktu. Saudaraku tak sengaja menghancurkan kristalku. Butiran kristal yang hancur membawa kami ke setiap masa lalu secara bertahap dalam tenggat waktu yang berbeda."

Lyzbeth menjelaskan sebanyak yang ia inginkan. Godrick memaksa untuk mendengarkan petualangan mereka, tapi Lyzbeth memilih bungkam, memaksa Draco dan Profesor Snape memberi penjelasan tanpa melibatkan masa depan mereka, yang sebenarnya mereka menghindari membicarakan Harry Potter, karena darinya lah, para pendiri ikut campur secara tidak langsung.

Lyzbeth meninggalkan mereka. Pergi ke tanah luas di depan kastil untuk menikmati langit malam. Salazar Slytherin mengikutinya dari belakang untuk memastikan keselamatan gadis itu, mengingat tempat ini akan jauh berbeda dari masa depan.

"Sal," sapa Lyzbeth tanpa adat pureblood.

"Hm," jawab Salazar yang berdiri di samping Lyzbeth.

"Di tempatku, Basilisk dibunuh oleh anak berusia duabelas tahun, apa kau percaya?" tanya Lyzbeth.

"Entahlah. Mungkin di masa depan nanti, para penyihir menjadi semakin kuat," kata Salazar bangga.

"Atau keturunanmu yang terlalu naif," cibir Lyzbeth.

"Apa maksudmu?" tanya Salazar curiga jika ada masalah dengan garis keturunannya.

Lyzbeth menembak Salazar dengan tatapan malas bin datar.

"Perkawinan sedarah membuat para pureblood menjadi idiot, bodoh, terbelakang, aneh, menjijikan...."

Lyzbeth mengeluarkan segala umpatan yang ia tahan sejak kali pertama mengenal cerita Harry Potter.

"Selesai mengumpat, Nona?" tanya Salazar saat Lyzbeth mulai lelah menggerakkan mulutnya dan memilih diam.

"Ngomong-ngomong," kata Lyzbeth, memulai obrolan baru. Lyzbeth mengeluarkan tongkat Slythenee dari balik jubah, menunjukkan tongkat pertamanya pada Salazar.

"Kau tau, aku diberitahu jika inti tongkatku adalah mata Basilisk. Kemudian di tahun kedua, aku mengetahui dari mana asal mata tersebut. Ini dari mata emas Cassandra, ularmu," kata Lyzbeth.

"Mustahil!" bisik Salazar. Tangannya meraih tongkat Lyzbeth dan menelitinya dengan fokus yang besar. Menggumamkan puluhan kalimat untuk menggambarkan rasa takjubnya. Lalu Salazar menyadari sebuah kejanggalan yang mengalihkan perhatiannya dari tongkat Slythenee.

"Kau Parselmouth?" tanya Salazar kaget.

"Hoo, benar! Aku telah menyelidiki garis darah diantara kita, Sal, kau keturunan dari Peverell kedua, bukan? Tapi yang kutemukan tidak hanya itu. Keturunan Peverell sering berganti nama, salah satunya adalah Pevensi, yang mana merupakan leluhur kalian berempat, kau, Rowena, Helga, dan Godrick. Kalian semua memiliki garis keluarga yang sama. Lalu aku bertanya pada seseorang, beberapa menjelaskan jika jauh sebelum itu, Peverell adalah demigod, aku terkejut, tapi itu menjelaskan segalanya, tentang kekuatanku, alasan Cassy menyebutkan nama kalian saat mencium bau keberadaanku, atau kenapa aku yang menjadi Lady Slytherin sementara ada Tom, ada keturunanmu di asrama Slytherin."

Lady of Witch [H I A T U S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang