Lyzbeth mengaduk ramuan di kuali dengan malas. Profesor Snape lagi-lagi memanfaatkan tubuh dan tenaga serta otaknya untuk membuat ramuan. Tapi jika dibandingkan dengan menggosok piala atau pantat kuali dengan tangan sih, Lyzbeth lebih suka membuat ramuan. Yang menjadi masalah adalah Lyzbeth harus membuat ramuan di kantor Profesor Snape sementara yang punya ruangan sibuk memeriksa perkamen para murid entah tahun keberapa. Beruntung mereka berada di kamar yang berbeda meski hanya dibatasi tembok. Jika tidak, entah apa yang akan ia lakukan dengan tongkatnya.
"Malam purnama, langit bercahaya~"
Profesor Snape mulai terusik dengan suara Lyzbeth yang jauh dari kata merdu. Bisa-bisanya gadis berusia empatbelas tahun menyanyikan lagu anak umur tiga tahun, sungguh keterbelakangan mental. Profesor Snape mendengkus tak suka. Mau menegur pun percuma, Lyzbetb tak akan mendengarkan.
"Lily kecil bertemu temannya~"
"Dia ular hijau yang menawan~"
"Berhenti! Berhenti!" sela Profesor Snape yang muak dengan lagu aneh Lyzbeth.
"Berhenti menyanyi! Suaramu sangat jelek, lebih jelek dari teriakan bayi Mandrake!"
Profesor Snape menghampiri Lyzbeth. Berniat menghandik gadis itu habis-habisan. Tapi apa yang ia lihat semakin membuatnya emosi. Lyzbeth tak melakukan apapun. Ramuan yang harus diseduh harus didiamkan setengah jam, jadi bukan itu permasalahannya. Lyzbeth juga tidak menyanyi, ia bersyukur gadis itu mau mendengarkannya. Tapi Lyzbeth menemukan buku ramuan tahun ketujuhnya. Di mana di dalamnya terdapat beberapa mantra berbahaya yang ia ciptakan sewaktu bersekolah di Hogwarts dulu. Pantas Lyzbeth tau kutukan Langlock dan Sectumsempra, serta beberapa mantra lainnya.
"Ms. Malfoy!"
"Uh? Ah! Profesor Snape, kenapa anda berada di sini?!" teriak Lyzbeth panik. Buku di tangannya jatuh tepat di bawah tatapan Profesor Snape.
"Dari mana kau mendapatkan buku itu?" tanya Profesor Snape.
"Uh? Buku itu milik Harry di tahun ketujuhnya, dia yang menemukannya."
"Apa maksudmu?"
"Ah! Profesor Snape? Kenapa anda berada di sana!?"
Profesor Snape menoleh kebelakang. Mendapati Lyzbeth berdiri di belakangnya. Lalu di depannya juga ada Lyzbeth. Jadi, ada dua Lyzbeth dalam satu ruangan, tapi tak satupun dari mereka menjerit gila karena saling bertemu. Sepertinya malah dia yang gila melihat dua Lyzbeth. Profesor Snape memegang kepalanya yang terasa sakit sebelum jatuh ke tanah dengan tumpuan lutut.
"Profesor!" seru dua Lyzbeth khawatir.
"Apa yang sebenarnya telah terjadi? Bagaimana bisa ada dua Lyzbeth dan kalian bahkan tidak gila!!"
"Untuk apa gila?" tanya dua Lyzbeth.
Profesor Snape semakin sakit kepala.
"Sebaiknya kubawa Anda keluar dari sini!" kata dua Lyzbeth. Dua Lyzbeth memapah Profesor Snape.
"Hentikan itu!" hardik Profesor Snape.
"Hentikan apa?" tanya dua Lyzbeth.
"Berhenti berbicara secara bersamaan!"
"Tapi aku tidak bisa. Aku hanya replika. Lyzbeth yang asli tidak ada di sini. Ups!"
"Apa!"
"Mereka berkata jika aku tidak ada. Apa melihat mereka membuatmu tuli, Profesor?"
"Ada tiga Lyzbeth!" erang Profesor Snape. Beruntung Occlumency menghentikannya dari kegilaan, atau ia akan mengutuk tiga Lyzbeth di sekitarnya dengan kutukan yang mematikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady of Witch [H I A T U S]
FanfictionLyzbeth Alberta, Gadis cantik bertampang kalem tapi inner-nya sadis . Seperti itulah pandangan orang-orang terdekatnya. Selama sebelas tahun hidupnya Lyzbeth tak pernah mau merepotkan diri dengan menolong orang lain, ia lakukan apa yang ia suka. Hin...