Chapter 22

1K 161 7
                                    

Oh no! Saat ini Harry dan Ron sedang berada di kantor Profesor Snape berkat campur tangan Lyzbeth. Well, setidaknya Dumbledore tidak akan bermain sebagai pahlawan kesiangan di depan semua murid dan membuat nama Profesor Snape semakin angker di telinga semua orang. Berkat Lyzbeth juga asrama Griffindor kehilangan tujuhpuluh poin di hari pertama pada tahun kedua mereka.

RIP Harry and Ron by Lily the Cuties Girl.

Kalimat di atas adalah apa yang diukir Lyzbeth pada lempengan batu yang ia lemparkan kepada Harry lewat mantra Wingardium Leviosa.

Profesor Snape yang tak sengaja melihat pun diam-diam menertawakan kenarsistikan Lyzbeth. Gadis konyol itu tidak ada imut-imutnya jika dibandingkan dengan Lily-nya. Yah, bagi Profesor Snape Lyzbeth tak ubahnya peniru nama Lily. Membuat nama Lily tercemar dengan tingkah nakalnya.

"Kalian bisa pergi!" usir Profesor Snape.

Harry dan Ron keluar dari ruangan Profesor Snape dengan langkah seolah-olah mereka menginjak ranjau paku. Betapa kagetnya mereka saat mendapati Lyzbeth dan Hermione ada di depan pintu ruangan, tengah menunggu mereka selesai disidang Profesor Snape, sepertinya.

"Lily! Apa maksudmu dengan mengirimkan batu ini!?" tanya Ron kesal.

"Wujud dari rasa bela sungkawa-ku." kata Lyzbeth kalem.

Sudut mulut Ron berkedut. Hermione dan Harry hanya melempar cengiran bodoh.

"Sebaiknya kita segera pergi ke kelas Profesor Lockheart," ajak Hermione yang diekori Ron dan Harry. Meninggalkan Lyzbeth yang merasa mual dengan aura lope-lope di sekitar rambut semak Hermione.

"Ah! Menjijikan sekali." cela Lyzbeth dengan suara pelan sebelum menyusul Trio Griffindor.

Hermione berceloteh sepanjang lorong mengenai Profesor Lockheart tercintanya. Harry, Ron, dan Lyzbeth memaksakan senyum saat Hermione meminta pendapat mereka tentang kehebatan Profesor Lockheart.

"Yakin deh! Pria itu akan mengacaukan pelajaran DADA tahun kedua kita."

"Tidak mungkin, Lils! Profesor Lockheart akan mengajar dengan sempurna!" bantah Hermione.

"Ya, terlalu sempurna sampai membuat kita susah!" kata Lyzbeth sarkastik.

"Jangan menghinanya!" hardik Hermione.

"Itu kenyataan!" teriak Lyzbeth.

Tepat sekali mereka telah sampai di depan Kelas DADA. Lyzbeth yang suasana hatinya sedang buruk memilih untuk meninggalkan mereka dan mendekati para siswa Slytherin.

"Lils, kami mendengar pertengkaranmu dengan Griffindork jelek itu. Apa yang telah terjadi?" tanya Pansy.

Lyzbeth menatap Pansy dan menggeleng. Ia sedang tidak mood untuk bersuara. Pansy tak membesarkan masalah dan memilih untuk melepaskan Lyzbeth.

Profesor Lockheart memasuki ruang kelas dengan setumpuk perkamen, menyerahkannya ke masing-masing murid dan menyatakan jika ulangan dadakan akan dimulai. Lyzbeth memperhatikan jika Draco menjawab dengan asal-asalan. Hanya Hermione yang menjawab dengan benar, ia kira.

Setelah perkamen dikumpulkan, Profesor Lockheart berdecak sebentar sebelum mengomentari setiap perkamen, pujian dan poin yang di dapat oleh Hermione, dan kernyitan yang didapat Profesor Lockheart setelah melihat jawaban dari Kembar Malfoy. Untuk sulung Malfoy mungkin masih layak, tapi perkamen milik bungsu Malfoy malah membuatnya speechless. Karena Lyzbeth menjawab tidak tau pada setiap pertanyaan.

"Yang mana Ms. Malfoy?" tanya Profesor Lockheart kemudian.

Lyzbeth berdiri dengan tampang malas. Draco yang tau kenapa adiknya dipanggil pun hanya bisa menyamarkan tawanya dalam batuk.

Lady of Witch [H I A T U S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang