Chapter 53

256 28 4
                                    

"Kalian idiot menyedihkan yang tak bisa disembuhkan!!" hardik Severus Snape sambil meminumkan ramuan pada Lyzbeth yang tak sadarkan diri. Pria tua itu mengeja ramuan agar masuk kekerongkongan Lyzbeth tanpa membuat gadis itu tersedak.

Ia bersyukur muridnya ini berhasil melarikan diri dari cengkraman Pangeran kegelapan. Sangat disayangkan tangannya penuh dengan dua kubu yang hanya tau memerah setiap tetes darah yang mengalir di nadinya.

"Jadi Lily memberitahumu yang sebenarnya?" tanya Sirius tak suka. Bagaimana bisa rahasia yang super duper rahasia juga dimiliki Snivellus? Bagaimana mungkin Lily-nya yang manis mempercayai ular licik seperti Snivellus?

Severus Snape mendengkus tajam. Ia menyumbat kembali vial kosong habis pakai. Remus berdiri di samping Lyzbeth memandang mantan musuh berjubah hitam yang menjabat sebagai kepala asrama Slytherin.

"Aku tau lebih banyak dari yang kalian berdua bisa gabungkan," ejek Severus Snape.

"Apa maksudmu?! Kami keluarga Lily, jelas kami yang paling tau, bukan pria dungeon tua sepertimu!"

"Sirius, hentikan. Jangan bertengkar di depan Lily!" tegur Remus.

Sirius mendekati Remus, mencari kenyamanan di dekat sahabatnya. Emosi sekali jika mengingat perkataan Snape ini. Bagaimana bisa dia tau tentang rahasia kecil Lily? Tidak mungkin mata-mata tengik itu memata-matai Lily-nya yang cantik. Tidak-

"Hei, Siri, apa kau lihat tikus gemukku?"

Mustahil.

"Remy, kau melihat tikus gemukku, tidak?"

Tidak mungkin.

"... Aku bahkan mentransfigurasikan Pettigrew menjadi benda mati, entah bagaimana dia bisa lepas dari mantraku."

Tidak.

Dengan langkah menghentak Sirius mendekati Severus Snape, wajahnya merah pias, sangat marah dengan apa yang ia pikir ia temukan penyebabnya.

"Apa kau memata-matai Lily di rumah muggle-nya? Apa kau yang mencuri buku gepeng hasil transfigurasi Lily? Apakah itu kamu?!" tuduh Sirius murka.

Wajah Severus Snape menampilkan ekspresi bingung dengan tuduhan yanh dilontarkan Sirius.

"Apa maksudmu? Jangan menuduhku sembarangan, Black! Kesabaranku ada batasnya." Profesor Snape menggeram pada Sirius.

"Lily kehilangan Pettigrew di rumah muggle. Kita semua tau siapa yang mampu mencuri tanpa bisa terdeteksi dan itu kau," kata Sirius.

"Aku tak percaya ini. Beraninya kau menuduhku menyelundupkan tikus pengkhianat itu!"

"Oh, apa ini? Apa kau mencoba memutar peran? Sayang sekali, Snivellus. Aku tau kau jahat dan aku yakin kau penjahat." Dengan sikap tak sopan, Sirius menunjuk Severus Snape tepat di depan hidung bengkoknya.

"Jauhkan tanganmu dariku, Black!" desis Severus Snape sambil menampar tangan Sirius.

"Ini tidak akan berhasil, kalian berdua, tenanglah!" sela Remus yang kesal dengan lemparan argumen tak berguna dari kedua pria yang konon telah menumbuhkan tulang belakang.

"Saat ini Lily sedang sakit dan tidak ada yang tau penyebabnya. Jangan membuat keributan dan menambah masalah."

"Moony, Voldemort bangkit kembali karena daging Pettigrew, Harry memberitahu kita itu! Pettigrew ada di sana dan dia membangkitkan Voldemort dengan tangannya sendiri, tikus pengecut itu! Dan Snape, dia pengikut Voldemort, dia akan senang menjilat pant-"

"Sirius, cukup!" potong Remus. Meski begitu, tatapan mata Remus jatuh pada Lyzbeth yang rambutnya mulai menghitam setelah lama memerah darah.

"Rambut Lily berubah warna. Apa ada yang tau kenapa hal ini bisa terjadi?" tanya Sirius bingung.

"Merah artinya kehilangan banyak darah."

Remus dan Sirius menatap Profesor Snape seolah-olah mereka melihat anomali berupa alien nyasar.

∞ ※ ∞

Harry senang bisa pergi ke Grimmauld Place, Lyzbeth memberitahunya jika Hermione dan Ron ada di sana dan berminggu-minggu bungkam atas perintah Dumbledore.

"Harry!" teriak Hermione senang melihat salah satu sahabat karibnya.

"Harry?!" gema Ron bingung sekaligus senang.

Suasana cukup canggung tatkala Harry menolak pelukan Hermione secara terang-terangan.

"Hurryy!!!"

"Lily," sapa Harry sambil tersenyum manis.

"Lily??!" beo Ron dan Hermione sambil menoleh ke sumber suara.

"Lily?!" teriak setiap orang dewasa yang berada di dekat mereka.

"Tiga sorakan untukku, terima kasih, tapi aku membencinya karena berasal dari kalian. So, Harry! Bagaimana liburanmu?" tanya Lyzbeth.

"Menyenangkan," kata Harry singkat.

Hermione dan Ron mulai merasa bersalah dan mereka berniat menjelaskan alasan suci di balik perbuatan mulia mereka. Dumbledore says, then they do it.

"Harry, kami minta maaf. Kau tau-"

"Aku tidak tau!" potong Harry cepat.

Hermione menampilkan raut wajah sedih dan kecewa saat melihat Harry menolak penjelasannya mentah-mentah.

"Harry, ini demi keselamatanmu! Voldemort ada di luar sana sedang merencanakan pembunuhanmu. Profesor Dumbledore bilang kami tidak boleh owling karena bisa saja para Pelahap Maut itu menyadap surat kita."

"Benarkah?" tanya Harry sinis.

"Harry, jangan egois. Semua ini kami lakukan karena kami khawatir dengan keselamatanmu!" seru Ron membela argumen Hermione.

Harry berniat meluapkan perasaannya, seperti apa rasanya hidup sebagai tahanan rumah. Mereka menarik Sirius dan Remus ke dalam perkumpulan ayam bakar seperti kata Lyzbeth dan memboyong keluarga Weasley ke dalam rumah Sirius tanpa izin pemilik rumah seperti kata Lyzbeth, menjadikan rumah penuh kenangan kelam bagi Sirius sebagai markas orang suci seperti kata Lyzbeth.

'Hm, sepertinya seseorang mulai terhasut rasa dengki, semoga tidak terjerumus, Harry. Aku sangat-sangat senang melihat kemunafikan ini,' batin Lyzbeth senang dengan kekacauan yang tersaji live di depannya.

Dari arah dapur, Sirius muncul dengan apron pink sedang membawa nampan hijau berhiaskan ular naga sebagai pegangan. Sirius berniat membawa susu dan kue kering untuk Lyzbeth yang terbaring di kamarnya.

"Lily? Kau sudah sehat?" tanya Sirius khawatir.

"Siri, untuk siapa nampan itu?" tanya Lyzbeth.

"Untukmu," jawab Sirius.

"Hm, berikan pada Harry dulu. Pria kecil di sini nyaris tak mendapat asupan untuk digiling karena mereka terburu-buru menculiknya," kata Lyzbeth bersikap manis.

"Tentu," kata Sirius enteng. Ia menyerahkan nampan pada Harry yang diterima dengan senang hati. Bukan sebuah kebetulan Paman dan Bibinya tidak menyimpan makanan di kulkas setelah mendapat hadiah liburan tertentu ke pulau tertentu dari undian tertentu yang membawa keluarga tiga orang itu jauh dari Inggris untuk beberapa minggu ke depan.

"Jadi apa yang kau lakukan saat di sini?" tanya Harry pada Lyzbeth.

"Kami bersembunyi. Harry-"

"Diam, Hermione. Aku sedang bertanya pada Lily, hanya pada Lily seorang," potong Harry kesal.

Lyzbeth mengendikkan bahu acuh.

"Aku pingsan."

"Bagaimana bisa? Apa ada yang melukaimu?" tanya Harry khawatir.

"Hanya kekurangan darah. Kau mau donorkan darahmu padaku, tidak?" gurau Lyzbeth disertai senyum malaikat yang dibalas cengiran manis dari Harry.

"Harry! Senang melihatmu sampai, nak. Apa kau sudah makan? Apa ini, Susu dan kukis? Kau tak akan kenyang hanya dengan dua hal ini. Ayo ke dapur, aku membuat banyak sekali kue!"

"Tidak, terima kasih. Ini sudah cukup."

Lady of Witch [H I A T U S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang