Chapter 5

2.5K 287 2
                                    

"PROFESOR MCGONAGALL!! ANDA TAK BISA MELAKUKAN INI! SAYA TIDAK MENGIZINKANNYA!!" teriak Lyzbeth tak suka. Menanggalkan sopan santunnya.

"Potong dua puluh angka dari Slytherin karena kamu bertindak kurang ajar!"

Profesor McGonnagall menatap Lyzbeth nyalang. Tangannya mencengkram ular putih yang ternyata adalah Slythina.

"Siapa kamu yang berani melarangku, Ms. Malfoy!" tantang Profesor McGonagall.

Lyzbeth menciptakan seringai buas di bibir plum-nya. Dan di setiap langkah anggunnya, seringai itu semakin menyeramkan. Selangkah dari Profesor McGonagall, Lyzbeth berhenti dan membuang seringainya.

"Karena aku adalah Malfoy," bisik Lyzbeth sebelum mengambil Slythina dan keluar dari kantor Profesor McGonnagall.

Sepanjang perjalanan Lyzbeth tak henti menggerutu karena perlakuan Profesor McGonagall terhadap ular cantiknya. Bagaimana bisa Profesor itu mengklaim Slythina sebagai hewan berbahaya hanya karena berkeliaran bebas dan menakuti setiap murid yang melihatnya?

'Salah sendiri takut pada ular!' batin Lyzbeth dongkol.

"Lils, kenapa dengan ekspresi idiotmu?" tanya Pansy meledek wajah masam Lyzbeth.

"Profesor McGonagall berniat menyita Slythina," kata Lyzbeth lesu.

"Tapi kenapa?" tanya Theo bingung.

Lyzbeth mengendikkan bahu lesu.

"Aku ingin ke Mahoutokoro saja, Drag."

"Dan meninggalkan kami di sini? Tidak, Lils. Kami tak akan membiarkannya," kata Blaise mewakili teman-teman yang lain.

"Kenapa tak meninggalkan ular-mu di Malfoy Manor saja?" saran Theo.

"Dan berpisah dengan Slythina? No way!" tolak Lyzbeth.

"Drag, pinjam Owlin yah. Bye!"

Lyzbeth langsung berlari keluar dari asrama Slytherin setelah menitipkan Majesty dan Slythina pada Draco dan Pansy. Langkah kakinya terburu-buru seolah sedang di kejar Basilisk tanpa peduli siapa saja yang tersenggol tubuhnya. Entah guru, murid, bahkan hantu.

"Hei, Lily mau ke mana?" tanya Ron pada Hermione.

"Ke menara burung hantu, mungkin?" kata Harry menebak.

"Mau menyurati siapa memangnya?" tanya Ron bodoh.

"Tentu saja kedua orang tuanya. Memang siapa lagi? Profesor Snape?" tanya Hermione sinis.

Di atas menara burung jantu, Lyzbeth menciptakan perkamen, tinta, dan pena bulu dari ketiadaan.

Mr. and Mrs. Malfoy in place.

Uhm, hai Father, hai Mother, hai juga untuk para peri rumah. Kalian pasti sudah tau jika aku masuk asrama Slytherin, jadi tak perlu kuumumkan.

Singkat saja, aku ingin pindah ke Mahoutokoro. Karena aku lelah dengan semua peraturan yang tak masuk di akal ini.

Yours,
Diana Malfoy

Lyzbeth menggulung perkamen itu dan mengikatnya pada kaki Owlin dan meminta burung itu untuk menyampaikan pesannya pada Lucius dan Narcissa. Ia tak sabar untuk melihat reaksi kedua orang tuanya. Lagi pula ia tak mau merecoki nasib Harry yang jauh dari kata untung. Mungkin nanti ia akan kembali ke Hogwats, hanya jika mentalnya sudah sekuat baja ciptaan Muggle. Kuat dan tahan lama.

"Aku akan membutuhkan tongkat baru, sepertinya. Dan bagaimana jika aku berkunjung ke kamar rahasia Slytherin?"

Lyzbeth pun ber-apparate ke kamar rahasia Slytherin dan mendesis dengan bahasa Parseltongue.

Lady of Witch [H I A T U S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang