Chapter 41

691 93 16
                                    

"Hei, Siri, apa kau lihat tikus gemukku?"

Lyzbeth menuruni tangga dengan langkah terburu-buru. Hari ini Lyzbeth akan pergi ke Diagon Alley bersama Harry. Baju model strapless berwarna hijau yang dibalut kemeja putih tak dikancingkan, jeans hitam panjang, dan sneakers hitam. Rambut tetap digerai karena Lyzbeth malas mencari ikat rambut.

"Mungkin kabur dari majikan kejam sepertimu, Lils."

Sirius sedang membaca koran muggle di ruang tamu; Remus ada di dapur untuk membuat sarapan. Lyzbeth tak menghiraukan olokan Sirius. Gadis bernetra abu-abu itu pergi ke kamarnya untuk mendapatkan tas slempang hijau, lalu pergi ke dapur untuk membantu Remus setelah meletakkan tasnya di kursi.

"Remy, kau melihat tikus gemukku tidak?" tanya Lyzbeth. Kedua tangannya memindahkan masakan Remus ke meja makan.

"Tidak."

"Hum, peta Marauders itu ada di tangan Harry, 'kan? Berfungsi tidak di dunia muggle?"

"Itu peta Hogwarts, Lils, bukan peta dunia."

Remus selesai mencuci peralatan masak, mengeringkan tangannya, kemudian menghampiri Lyzbeth, duduk di kursi di depan Lyzbeth.

"Uh? Aku belum bilang jika tikus itu adalah Pettigrew ya?" tanya Lyzbeth dengan tampang polos.

"Itu Peter?!" tanya Remus kaget.

"Peter?"

Kepala Sirius muncul dari balik pintu.

"Iya, saat itu 'kan aku juga ada di sana. Moony melihatku kok," kata Lyzbeth kalem.

Tingtong! Tingtong!

"Sepertinya itu Harry, aku akan membuka pintu dulu," kata Sirius.

"Bagus, aku akan mengambil piring tambahan," ucap Lyzbeth setelah kepergian Sirius.

"Selama ini kau menyembunyikan Peter dan kau tak memberitahu kami?" tanya Remus.

Lyzbeth kembali dari dapur dengan peralatan makan yang melayang di belakang kepala pirangnya.

"Tidak berguna juga," kata Lyzbeth enteng.

"Tidak berguna!!?" geram Remus.

"Dia mengkhianati kepercayaan kami! Seharusnya dia yang ada di Azkaban dan bukannya Sirius!"

"Aku tau, tapi itu tidak berguna. Bagaimanapun Lady Fate akan menemukan cara untuk membuat ramalan Profesor Trelawney
menjadi nyata. Aku bahkan mentransfigurasikan Pettigrew menjadi benda mati, entah bagaimana dia bisa lepas dari mantraku."

Harry dan Sirius tiba di ruang makan. Sirius duduk di samping Remus dan Harry duduk di samping Lyzbeth. Remus menanyakan kabar Harry sebagai basa-basi belaka. Ia tau dari Lyzbeth bagaimana perlakuan keluarga bibi Harry terhadap putra sematawayang temannya.

"Harry, kita semua akan ke Diagon Alley. Sirius akan berubah menjadi anjing, mengingat saat ini dia adalah buronan Azkaban. Remus akan menemanimu ke Gringotts untuk mengambil uang, kau bawa kunci vault-mu?"

"Tidak, Mrs. Weasley yang membawanya." jawab Harry.

Dahi Remus berkerut, terlihat tak suka dengan jawaban Harry, bahwa kunci brankas anak itu dibawa oleh orang lain.

"Harry, makanlah lebih banyak, tubuh kurus seperti itu, kau bahkan tak akan menang adu panco denganku. Tambah!"

Harry kembali menambahkan nasi dan lauk-pauk di bawah pelototan Lyzbeth. Remus tersenyum samar melihat interaksi antara dua mantan muridnya. Sementara Sirius sibuk menikmati makanan buatan Remus, terus makan dengan lahap sampai melupakan segalanya kecuali makan dan makan.

"Kau sendiri, kenapa hanya makan sedikit? Apa makanan buatanku tak enak?" tanya Remus.

"Masakanmu enak, Rem. Aku hanya tak napsu makan setelah kepikiran siapa guru pengganti untuk matkul DADA, aku kira tak akan sekacau sebelumnya, tapi bisa saja lebih mengerikan," jawab Lyzbeth.

"Mungkin Snape," sahut Harry.

"Impossible!" bantah Sirius dan Lyzbeth.

Remus dan Harry menertawakan kekompakan Sirius dan Lyzbeth.

∞ ※ ∞

Sebuah kebetulan bahwa Remus dan Harry bertemu keluarga Weasley. Sirius yang berubah menjadi anjing dan Lyzbeth pergi ke toko buku untuk membeli buku tahun keempat untuknya dan Harry, Lyzbeth memberitahu mereka bahwa ia berniat membeli beberapa buku yang oleh kementrian dilabeli gelap.

"Harry, kau menolak undangan keluarga Weasley, kupikir pamanmu yang melarang, tapi kau bersama Profesor Lupin. Ini bagus! Kenapa kita tidak pergi bersama?" celoteh Hermione yang ikut rombongan keluarga Weasley.

Harry memandang Remus, meminta pertolongan untuk menjawab ocehan Hermione lewat isyarat mata.

"Mrs. Weasley, Apa kau tak keberatan jika kuminta kunci Harry? Kupikir akan lebih baik jika Harry sendiri yang memegangnya sebagai pemilik kunci." tanya Remus to the point.

Mrs. Weasley menunjukkan wajah tersinggung. Seolah dirinya tidak dapat dipercaya untuk membawa barang penting Harry berupa kunci. Seolah harga dirinya dipertanyakan.

"Aku yakin Harry juga berpikir demikian, benar 'kan, Harry?"

Remus menatap Harry langsung ke matanya. Memberi tahu Harry bahwa dia bisa menyuarakan pilihannya. Harry memahami harapan Remus, dia mengiyakan apa yang Remus tanyakan dan ia memang mengharapkan hal tersebut. Ini tidak seperti kuncinya akan hilang hanya karena dirinya yang menyimpan kuncinya. Mrs. Weasley memberikan kunci brankas Harry pada Remus dengan berat hati.

"Harry, kupikir bukan masalah jika Mrs. Weasley yang menyimpan kuncimu, lebih aman. Kau tidak memiliki orang yang mau menyimpannya untukmu selain Mrs. Weasley. Bla ... Bla...."

Hermione dan ocehannya mulai membuat Harry muak. Remus juga mulai tak suka dengan pendapat gadis kelahiran muggle itu. Seolah-olah dirinya dan Sirius adalah orang tak kasat mata. Apakah gadis itu melupakan fakta bahwa ia dan Sirius dekat dengan Harry lebih dari keluarga Weasley? Ia pikir gadis itu hanya mengingat fakta jika dirinya adalah manusia serigala dan Sirius adalah buronan Azkaban.

"Sebaiknya kita segera ke Gringotts, Remus. Aku yakin Lily sudah selesai membeli buku kami," ajak Harry.

"Ya, Harry. Kalau begitu kami permisi, Mrs. Weasley."

Remus dan Harry meninggalkan keluarga Weasley dan Hermione di belakang. Lyzbeth dan Sirius sedang berdebat tentang Knockturn Alley. Lyzbeth ingin ke sana tapi Sirius menolak keras ide konyolnya.

"Ayolah, Sirius. Ada lemari indah di sana, aku harus memilikinya."

"Tidak boleh! Knockturn Alley adalah tempat yang berbahaya, Lily! Aku tak mau kau mendapat masalah karena masuk ke sana, di sana hanya ada penyihir jahat!" tolak Sirius.

Lyzbeth menggembungkan pipinya. Tragis sekali nasib penyihir mungil sepertinya di dekat penyihir pihak light.

"Siri, kurasa kau harus membeli tongkat baru," kata Lyzbeth yang akhirnya menyerah, memilih untuk mengalihkan pembicaraan.

"Tidak perlu membeli tongkat,"

"Untuk apa buronan sepertiku memiliki tongkat sihir?"

"Astaga, apa kabar penyihir tanpa tongkat? Siri, apa Azkaban membuatmu seputus-asa ini? Haruskah kita mencari healers?" ejek Lyzbeth.

Remus dan Harry telah menyelesaikan urusan di Gringgots. Keduanya pun menemui Lyzbeth dan Sirius yang berdiri di tempat sepi karena Sirius berubah menjadi manusia.

"Kalian sedang berdebat tentang apa?" tanya Harry penasaran.

Lyzbeth dan Sirius menoleh ke sumber suara.

"Sirius menolak untuk membeli tongkat baru, padahal tongkat adalah elemen paling penting untuk penyihir yang tak menguasai sihir wandless," jawab Lyzbeth.

Kenapa? Karena tanggal 02 Juni gw ulang tahun. Ha ha....

Lady of Witch [H I A T U S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang