Chapter 28

932 129 10
                                    

Ketiga Griffin kecil berhasil mendapat bahan-bahan yang mereka perlukan–kecuali bagian tubuh keempat teman Lyzbeth. Hal-hal rumit dikerjakan belakangan saja. Waktu mereka masih lumayan banyak. Profesor Snape kembali mengamuk saat beberapa bahan ramuan hilang dari tempatnya, lagi. Sebenarnya beliau kembali mencurigai Harry dan teman-temannya, tapi entah apa yang dilakukan Lyzbeth sampai Profesor Snape kembali anteng.

Kali ini kelas ramuan berjalan dengan tenang. Neville tidak melakukan kesalahan; Profesor Snape tidak berkata ketus meski masih bersikap sinis pada muridnya; Lyzbeth yang sibuk mengolah ramuan sekaligus memberi dikte pada partner-nya: Neville.

"Lils, bisakah aku meminjam buku herbiologi-mu?" tanya Neville pelan.

"Tentu saja. Nanti kukirimkan padamu." jawab Lyzbeth tenang sambil tangannya tetap mengaduk ramuan.

"Mengirimnya? Maksudmu kau akan ke asrama kami?" tanya Neville tak mengerti.

"Tidak, bukan seperti itu. Aku akan mengirim bukunya lewat mantra. Ini tidak seperti kita tidak punya mantra sihir yang cocok untuk mengirim barang."

"Apa ada mantra seperti itu?"

"Hm, aku pernah mengirim batu pada Harry lewat mantra Wingardium Leviosa dalam jarak pendek. Aku juga bisa mentranfigurasi buku menjadi kelelawar atau ular."

"Lils, apa mantra light juga bisa menyakiti seseorang?" tanya Nevillw yang ketakutan dengan penjelasan Lyzbeth.

"Um, mantra Aguamenti yang kuat bisa menyebabkan banjir atau membuat orang mati tenggelam. Aresto Momentum bisa membuatmu lambat menghindari bahaya seperti tiga kutukan tak termaafkan. Anapneo membuat target tak bisa bernapas. Mantra Bedazzling bisa untuk menyembunyikan seorang penjahat, kukira. Defodio dan Diffindo tak jauh berbeda dan masih ada banyak lagi yang tak bisa kusebutkan atau Profesor Snape akan menjadikanku ular panggang."

Lyzbeth yang sibuk mengoceh baru menyadari keheningan kelas saat berhenti bicara. Seisi kelas menatap Lyzbeth dengan tatapan berbeda-beda dari syok sampai kagum. Profesor Snape sendiri bukannya memarahi Lyzbeth malah terpukau sendiri dengan pikiran jahat putri baptisnya. Bahkan Pangeran Kegelapan tak
se-tak tau malu ini.

"Ms. Malfoy!" tegur Profesor Snape dengan nada lembut bak suara hantu sumur.

"Maaf, Profesor."

"Yah, jangan sebarkan pola pikirmu yang aneh pada orang lain, apalagi pada anak ceroboh seperti Longbottom."

"Baik, Profesor."

"Kembali kerjakan ramuanmu."

"Ya, Profesor."

Karena pengaturan tempat duduk dan partner kerja, Harry, Ron, dan Hermione bersikap tenang. Harry-Blaise, Ron-Theo, dan Hermione-Daphne. Mereka menempati meja paling belakang yang mana jika mereka beruntung, mereka bisa mengambil minimal sehelai rambut sang Slytherin muda.

Di akhir kelas ramuan, Theo, Blaise, dan Daphne mengeluh sakit pada kepala bagian belakang masing-masing.

"Hei, Lils. Apa yang kau berikan pada Profesor Snape?" tanya Pansy penasaran.

"Tidak ada." elak Lyzbeth.

"Bohong! Katakan yang sebenarnya!" desak Theo.

"Iya, iya."

"Kalau begitu katakan!" desak Pansy mengguncang tangan kiri Lyzbeth tanpa ampun.

"Hei, sakit!"

Lyzbeth menarik tangannya dari cengkraman nenek sihir.

Lady of Witch [H I A T U S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang