"Eh..?" Amaira memasang wajah innocent .
Elios masih memegang erat tangan kanannya . Wajahnya jelas terlihat sangat cemas.'Ada apa ini ??' Amaira bingung harus menjawab apa .
"Amaira.. jawab dong !" Elios bertanya--lebih ke merengek .Aduh lihatlah , Elios lebih tepat menjadi adik ,ketimbang kakak.
"Sudah kubilang , itu cuman mimpi . Elios , kembalilah duduk . Jangan buat Amaira bingung " seseorang berseru , dia adalah Freed . Kakak pertama.
Amaira mulai bingung .'Mimpi??.
"Tidak kak! Rasanya begitu nyata!" Elios balas berseru . Amaira mengaduh , apa ini cara mereka berkomunikasi ?. Berteriak-teriak ?.
" Anu kak ... kaka mimpi apa ?" Amaira memberanikan diri bertanya.
"Aku bermimpi melihatmu di--"
"Jangan buat Amaira takut , bisa ?" Freed memotong .
"Di apa?" Amaira masih kepo .
"Haha .. enggak kok . Bukan apa-apa " Elios tertawa ,menggaruk tengkuknya yang tidak gatal .
Dari meja makan , Freed menatap Elios tajam . Tatapan seekor serigala yang siap menerkam domba, dombanya itu Elios.Amaira langsung terpikir sesuatu . Dalam novel Amaira mendapat ramalan , ramalan itu lewat mimpi ayah dan kedua kakaknya . Mimpi melihat eksekusi Amaira , di pusat kota. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa untuk Amaira .
Apa mereka khawatir tentang itu ?
"Amaira, ayo duduk " ajak Elios dengan senyuman . Amaira menatapnya sekilas , wajah yang menyenangkan .
Amaira akhirnya dituntun menuju meja makan . Duduk di salah satu kursi , berhadapan dengan Freed ."Bagaimana keadaanmu ?" Freed bertanya , dengan nada datar. Amaira berusaha tersenyum , menjawab sopan .
"Saya baik-baik saja" terdengar kaku dan canggung .
Atmosfir disekitar Freed sangat berbeda . Rasanya seperti dalam daerah teritorial hewan buas , kapanpun bisa dalam bahaya."Ayah belum datang ?" Amaira bertanya . Sekedar basa-basi , dari pada duduk berhadapan tapi saling diam.
"Mungkin beliau sibuk , tapi sebentar lagi pasti datang " jawab Freed . Lagi-lagi dengan nada dingin.Amaira ber oh pelan . Kira-kira ayahnya seperti apa ya ? . Dalam novel dia bersurai hitam , dan beriris merah , semerah darah . Dan dijelaskan pula bahwa dia rupawan.
Setengah jam berlalu tanpa percakapan . Kemudian terdengar suara langkah kaki , menuju meja . Amaira menoleh , terkejut . Melihat seorang pria dengan pakaian bangsawan terlihat berjalan cepat . Wajah pria itu terlihat menawan , dengan rahang tegas dan mata tajam . Benar , dia adalah Maverick edgar Ravens . Grand duke . Sekaligus ayah mereka bertiga . Tepat seperti novel , wajah pria itu sempurna , ada sedikit keriput di dekat mata , tapi tidak mengurangi kesempurnaan wajahnya . Mata tajam dan iris merah darah. Jangan lupakan rambutnya yang hitam legam , terlihat berkilau saat tertimpa cahaya lampu .
Pria itu sampai di dekat meja , menatap Amaira sekilas . Freed dan Elios berdiri , Amaira mengikuti . Membungkuk .
"Selamat siang ayah.." ucap mereka bersamaan.
Tepat setelah Maverick duduk , baru mereka mengikuti duduk.Amaira menatap takut-takut, pria yang sekarang menjadi ayahnya itu . Atmosfir di sekitarnya menjadi lebih berat dibanding sebelumnya .
Amaira menatap sekilas wajah ayah dan kakak peetamanya . Benar-benar mirip! . Rasanya Freed adalah hasil copy an ayahnya .
"Bagaimana kabar ayah ?" Amaira bertanya ragu-ragu , teringat Amaira dalam novel selalu menanyakan kabar ayahnya .Maverick melirik Amaira sekilas .
"Baik .. bagaimana denganmu ?" Balasnya dengan dingin .
Amaira mengangguk ."baik juga" ucapnya pelan . Hampir tidak terdengar .
"Kudengar kau mengalami kecelakaan kemarin malam , apa benar ?" Maverick bertanya , masih dengan nada datar .
Amaira mengangguk kecil .
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Antagonis
FantasyApa?! Aku jadi Antagonis ? Its okay, aku tinggal merubah alurnya kan? *** Bukankah hal yang wajar kalau sang Antagonis dalam novel memiliki ending yang buruk? Atau tragis? Sama seperti Amaira , sang Antagonis dalam novel berjudul 'Red lily'. Dikisa...