02

28.4K 2.3K 17
                                    

"Eh..?" Amaira memasang wajah innocent .
Elios masih memegang erat tangan kanannya . Wajahnya jelas terlihat sangat cemas.

'Ada apa ini ??' Amaira bingung harus menjawab apa .

"Amaira.. jawab dong !"  Elios bertanya--lebih ke merengek .Aduh lihatlah , Elios lebih tepat menjadi adik ,ketimbang kakak.

"Sudah kubilang , itu cuman mimpi . Elios , kembalilah duduk . Jangan buat Amaira bingung " seseorang berseru , dia adalah Freed . Kakak pertama.
Amaira mulai bingung .

'Mimpi??.

"Tidak kak! Rasanya begitu nyata!" Elios balas berseru . Amaira mengaduh , apa ini cara mereka berkomunikasi ?. Berteriak-teriak ?.

" Anu kak ... kaka mimpi apa ?" Amaira memberanikan diri bertanya.

"Aku bermimpi melihatmu di--"

"Jangan buat Amaira takut , bisa ?" Freed memotong .

"Di apa?" Amaira masih kepo .

"Haha .. enggak kok . Bukan apa-apa " Elios tertawa ,menggaruk tengkuknya yang tidak gatal .
  Dari meja makan , Freed menatap Elios tajam . Tatapan seekor serigala yang siap menerkam domba, dombanya itu Elios.

Amaira langsung terpikir sesuatu . Dalam novel Amaira mendapat ramalan , ramalan itu lewat mimpi ayah dan kedua kakaknya . Mimpi melihat eksekusi Amaira , di pusat kota. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa untuk Amaira .

Apa mereka khawatir tentang itu ?

"Amaira, ayo duduk " ajak Elios dengan senyuman . Amaira menatapnya sekilas , wajah yang menyenangkan .
Amaira akhirnya dituntun menuju meja makan . Duduk di salah satu kursi , berhadapan dengan Freed .

"Bagaimana keadaanmu ?" Freed bertanya , dengan nada datar. Amaira berusaha tersenyum , menjawab sopan .

"Saya baik-baik saja" terdengar kaku dan canggung .
Atmosfir disekitar Freed sangat berbeda . Rasanya seperti dalam daerah teritorial hewan buas , kapanpun bisa dalam bahaya.

"Ayah belum datang ?" Amaira bertanya . Sekedar basa-basi , dari pada duduk berhadapan tapi saling diam.
"Mungkin beliau sibuk , tapi sebentar lagi pasti datang " jawab Freed . Lagi-lagi dengan nada dingin.

Amaira ber oh pelan . Kira-kira ayahnya seperti apa ya ? . Dalam novel dia bersurai hitam , dan beriris merah , semerah darah . Dan dijelaskan pula bahwa dia rupawan.

Setengah jam berlalu tanpa percakapan . Kemudian terdengar  suara langkah kaki , menuju meja . Amaira menoleh , terkejut . Melihat seorang pria dengan pakaian bangsawan terlihat berjalan cepat . Wajah pria itu terlihat menawan , dengan rahang tegas dan mata tajam . Benar , dia adalah Maverick edgar Ravens . Grand duke . Sekaligus ayah mereka bertiga . Tepat seperti novel , wajah pria itu sempurna , ada sedikit keriput di dekat mata , tapi tidak mengurangi kesempurnaan wajahnya . Mata tajam dan iris merah darah. Jangan lupakan rambutnya yang hitam legam , terlihat berkilau saat tertimpa cahaya lampu .

Pria itu sampai di dekat meja , menatap Amaira sekilas . Freed dan Elios berdiri , Amaira mengikuti . Membungkuk .
"Selamat siang ayah.." ucap mereka bersamaan.
Tepat setelah Maverick duduk , baru mereka mengikuti duduk.

Amaira menatap takut-takut, pria yang sekarang menjadi ayahnya itu . Atmosfir di sekitarnya menjadi lebih berat dibanding sebelumnya .
Amaira menatap sekilas wajah ayah dan kakak peetamanya . Benar-benar mirip! . Rasanya Freed adalah hasil copy an ayahnya .
"Bagaimana kabar ayah ?" Amaira  bertanya ragu-ragu , teringat Amaira dalam novel  selalu menanyakan kabar ayahnya .

Maverick melirik Amaira sekilas .
"Baik .. bagaimana denganmu ?" Balasnya dengan dingin .
Amaira mengangguk ."baik juga" ucapnya pelan . Hampir tidak terdengar .
"Kudengar kau mengalami kecelakaan kemarin malam , apa benar ?" Maverick bertanya , masih dengan nada datar .
Amaira mengangguk kecil .

Takdir Sang AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang