11

14.9K 1.2K 1
                                    

Malam berganti cepat, menjadi pagi yang cerah.
Amaira masih setia memejamkan matanya .
Seseorang membuka tirai jendela , membuat sinar mentari masuk . Menyinari wajah Amaira , dia mengeruyit . Meregangkan tubuh .

"Selamat pagi nona.." Dia kaila , menyapa lembut .

"Eh .. pagi , kaila ?" Amaira segera duduk .
"Kembali kapan ?" Amaira menatap wajah teduh nan menyenangkan kaila .

"Kemarin malam .." jawabnya sekilas , sibuk membuka lemari dan mempersiapkan gaun Amaira .

"Oh iya ,.siapa yang mengantarku ?" Amaira teringat sesuatu . Dia tidur saat diatas kuda .
"Tuan muda Freederick .." jawab kaila .
Amaira mengangguk paham , segera melaksanakan ritual paginya .
Setelah memakai gaun-bewarna pink , dia dan kaila segera ke ruang makan.

***

"Kalian ini jahat sekali, meninggalkan ku sendiri.." Elios menggerutu di kursinya .
Amaira tertawa kecil , wajah Elios terlihat imut . Apalagi saat marah .

"Kau kan bisa pulang sendiri ,kau bukan anak kecil lagi .." Freed menanggapi cuek.

"Tetap saja, dasar kucing hitam!" Elios tetap bersungut-sungut.

"Bocah pirang!" Freed membalas , mulai terusik .
Mereka berdua sempat bersitegang sejenak . Saling menyindir satu-sama lain .
Namun seketika semuanya diam ketika Maverick datang .

"Selamat pagi Ayah.." Tiga bersaudara itu memberi salam dengan kompak.

Maverick membalas dengan deheman pelan .
Sarapan sudah dihidangkan , mereka segera melahap jatah masing-masing.

"Hari ini aku akan ke Istana , menjenguk kaisar. Apa ada yang ingin ikut ..?" Maverick bertanya selesai sarapan.

Lebih baik bertanya sebelum kejadiam kemarin-kemarin terulang--Amaira yang nekat pergi sendiri.

"Aku ikut!" Amaira menjawab spontan .
"Aku ingin ikut , tapi ada pelantikan kesatria , jadi tolong titipkan salamku untuk Baginda .." Freed berkata takzim, sembari menyesap teh panasnya.

"Kalau begitu , aku juga ikut ." Elios mengangguk .

"Baiklah , tolong siapkan kereta kuda , leo ." Maverick meminta kepada Leonard-asisten sekaligus kepala pelayan.

"Baik tuan.." Leonard--pria paruh baya berambut panjang yang diikat kebelakang , mengangguk . Segera melaksanakan perintah Maverick.

"Kalau begitu saya akan bersiap-siap sejenak .." Amaira undur diri dengan formal . Segera berbalik menuju kamarnya, di ikuti kaila.

***

Terlihat sebuah kereta kuda di depan gerbang Mansion . Kereta kuda yang terlihat mewah dan elegan. Dengan warna coklat kombinasi hiasan emas . Menambah keindahan tersendiri . Ditambah dengan 4 ekor kuda bewarna hitam.

Maverick dan Amaira sudah duduk , berhadapan . Kualitas kursinya pun sangat terjamin , terasa empuk dan nyaman. Berbeda sekali dengan kereta yang Amaira tumpangi kemarin malam .
Sedangkan Elios memilih menaiki kuda , mengikuti dibelakang kereta .
Kereta mulai berjalan. Walau dengan se indah apapun kereta , tetap tidak bisa meminimalisir goncangan . Apa lagi saat melewati jalanan berlubang atau rusak .

"Aduh!.." Amaira sempat terbentur kerangka kereta .

"Lain kali aku akan memperbaiki jalan ini.." Maverick bergumam pelan .

Amaira menatap pria yang sekarang adalah ayahnya . Pria dengan tubuh tegap dan tinggi . Wajah tegas dan mata ruby yang menawan .
Walau umurnya hampir setengah abad , ketampanannya seakan tak berkurang .
Tiba-tiba Maverick juga menoleh , membuat Amaira langsung membuang muka .

Takdir Sang AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang