Segera, pagi itu kediaman Ravens dibuat panik. Pasalnya sang Nona muda mereka tidak bangun dari tidurnya. Para dayang sibuk wara-wiri, bergantian membawa dan membuat obat herbal juga keperluan lain. Kaila yang sejak pagi terus berada di samping Amaira, menggenggam tangannya sambil berharap yang terbaik. Satu jam yang lalu, Amaira telah diperiksa dokter.
"Tidak ada penyakit, atau indikasi racun apapun," kata dokter khusus keluarga itu. "Jika begitu, kemungkinan besar penyebabnya adalah karna sihir."
"Nona sangat berlebihan dalam penggunaan sihirnya, akibatnya memang tidak terasa langsung. Namun, jika rasa lelah itu menumpuk, suatu waktu akan menyerang dengan fatal."
"Dan nona sekarang sedang mengalaminya. Kasus ini memang jarang terjadi, mengingat hanya orang dengan bakat sihir diatas rata-rata yang dapat mengalaminya."
"Tapi tenang saja," Dokter menyadari kemuraman dari semua orang yang ada disana. "Nona hanya memerlukan istirahat yang cukup. Dengan begitu akan meregenerasi hilangnya Mana miliknya."
Semua orang yang ada disana menghela nafas lega. Begitu juga Maverick, menatap wajah putrinya yang mulai pucat. Dia bersidekap, mengingat saat dulu pernah terjadi seperti ini.
"Maaf, dok," Elios mencegah gerakan dokter yang hendak pergi. "Kira-kira berapa lama Amaira akan tertidur?" Tanyanya.
Ekspresi dokter berubah sedih, menggeleng. "Saya tidak tahu pasti, tuan muda."
"Masa pemulihan seseorang berbeda-beda. Bisa satu-dua hari, bisa berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Paling lamanya hingga puluhan tahun."
Wajah orang-orang disana seketika muram kembali. Dayang-dayang menatap cemas nonanya. Fred terduduk di sisi lain tempat tidur.
"Yang bisa kita lakukan sekarang ini, hanya berdo'a."
"Semoga nona segera terbangun." Ucap dokter itu, berjalan pergi bersama Maverick, di ikuti Leonard.
***
"Jadi, putriku sama seperti grand duke dulu?" Maverick bertanya, mengingat kata-kata dokter keluarga itu.
Pria tua yang tinggi kurus, dengan kacamata bulat itu mengangguk. "Benar tuan, nona nampaknya mempunyai lebih dari satu bakat sihir, sama seperti ayah anda dulu."
Maverick terdiam. Bersenderkan sofa empuknya, menghela nafas. Mengingat kembali soal ayahnya itu. Wajahnya berubah murung, sekaligus kesal.
Aaron Edgar Ravens. Salah-satu orang kekaisaran yang terkenal akan kejeniusannya. Selain Mana pertahanan sekaligus perlindungan, dia juga mendapat berkat berbagai jenis mana lain. Seperti penyembuhan, kecepatan hingga perubah wujud. Dia adalah jenius dari Ravens sekaligus adalah ayah Maverick, kakek Amaira.
Leonard yang menyiapkan teh untuk sang dokter ikut menghela nafas. Mengerti kekhawatiran tuannya. Bagaimana tidak? Saat itu Aaron pernah tertidur sangat lama karna kelelahan akibat perang. Dan waktu tidurnya tidak sebentar, Aaron tertidur puluhan tahun.
Hingga saat ia terbangun sebentar, memberikan satu-dua kalimat pada anak semata wayangnya, lantas tertidur lagi, untuk selama-lamanya.
"Tapi putriku akan bangun kan?" Maverick bertanya lagi. Sangat terlihat kalau pria itu tengah gusar, kebingungan.
"Saya tidak tahu, tuan." Dokter menghela nafas. "Semua itu tergantung pada kekuatan putri anda, ketahanan tubuhnya dan semangat hidupnya."
"Apa tidak bisa disembuhkan dengan kemampuan penyembuh?" Leonard ikut bertanya.
Dokter menggeleng. "Percuma saja, itu hanya berpengaruh pada fisik. Sedangkan nona sekarang, bagai mati suri."
Maverick mengangguk, mengucapkan terima kasih, lantas dokter kembali pulang diantar Leo menuju rumah di samping mansion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Antagonis
FantasyApa?! Aku jadi Antagonis ? Its okay, aku tinggal merubah alurnya kan? *** Bukankah hal yang wajar kalau sang Antagonis dalam novel memiliki ending yang buruk? Atau tragis? Sama seperti Amaira , sang Antagonis dalam novel berjudul 'Red lily'. Dikisa...