Hari-hari berikutnya berjalan normal.
Setiap pagi Amaira akan didatangi countess Giselle , untuk berlatih dansa . Belakangan ini Amaira jarang makan bersama .Di hari ke 2 latihan dansa,Amaira sudah mahir . Bergerak luwes sesuai arahan Countess Giselle . Entah karena apa , Amaira mahir melakukanya . Mungkin karena tubuhnya sudah terbiasa . Dan Amaira yang sekarang-Fenya tinggal mengikuti gerakan.
" bagus!..bagus! Anda sudah bisa melakukan gerakan-gerakan dasar , kini saatnya anda berdansa dengan seseorang .." Countess Giselle bertepuk tangan , memuji dengan wajah datar .
Freed muncul dari balik pintu , ruangan pelatihan .
" eh menari dengan dia ?" Amaira menunjuk Freed."Heh? 'dia' ?? tidak sopan!" Freed tidak terima .
"Ya..latihan tidak ada gunanya kalau tanpa tes .." ucap Countess Giselle. Dia menyalakan musik dari sebuah kotak musik klasik.
Alunan lagu mulai terdengar.
Amaira dan Freed pun mulai berdasa. Awal-awal terlihat indah dan seiras .
Keseirasan itu berakhir , ketika Amaira tidak sengaja menginjak kaki Freed.
Freed meringis pelan , menatap tajam adiknya . Amaira hanya tersenyum miring , sembari mengucapkan maaf tanpa suara . Gerakan selanjutnya mulai kacau , mereka bergerak sangat lambat sekarang . Seperti dansa
dalam efek slow motion."Cukup-cukup tidak perlu dilanjutkan!.."
"Pelajaran saya akhiri.." countess Giselle keluar dengan wajah tertekuk . Baru kali ini dia sangat kesal saat mengajar ."Ini semua salahmu .." Amaira menatap tajam Freed.
"Apa ? Aku ?" Freed tidak terima.
"Kau yang selalu menginjak kakiku , sakit tahu!" Freed mendengus .
Amaira menghela nafas pelan .Sudahlah. Tidak ada artinya kalau berdebat dengan Freed, membuang waktu saja.
***
Tak terasa waktupun berlalu , siang tadi Amaira mendapat sebuah surat undangan . Dengan stempel keluarga count Hendley. Dia mendapat undangan eksklusif , untuk menjadi tamu istimewa .
Amaira diminta untuk datang bersama seorang Patrner .Aku ajak saja hanzel ..
Amaira segera mengambil kertas , menulis surat untuk Hanzel . Tapi dia mulai bingung--bagaimana cara mengirim surat dengan cepat.
"Anda bisa mengirimkanya lewat burung merpati .." Kaila memberi saran.Kaila pergi sejenak , setelah mengambil seekor merpati dan menyerahkanya kepada Amaira .
Surat itu tidaklah panjang , jadi Amaira hanya perlu mengikatkan kertas ke kaki burung itu.
"Ingat ya jangan nyasar!" Amaira mendesis , menatap burung merpati itu .
Amaira pun menerbangkanya . Burung berwarna putih itu segera melesat , terbang ke arah istana .***
Saat ini Hanzel sedang berlatih pedang di halaman belakang istana . Tiba-tiba seekor burung merpati hinggap di pundaknya .
"Eh siapa ?" Hanzel menyadari ada surat di kaki burung itu . Segera mengambil dan membukanya .
'Selamat siang Hanzel , maaf mengganggu . Malam nanti aku akan ke pesta debut Adelia , apa bisa kau menjadi patner dansaku ?'
~Ãmaira
Hanzel tersenyum kecil saat membaca itu .
"Surat dari siapa ?" Tiba-tiba Juli datang .
"Kuno sekali .." ucapnya .Hanzel tertawa mendengarnya .
"Memang tapi ini cara tercepat untuk keadaan terdesak .."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Antagonis
FantasyApa?! Aku jadi Antagonis ? Its okay, aku tinggal merubah alurnya kan? *** Bukankah hal yang wajar kalau sang Antagonis dalam novel memiliki ending yang buruk? Atau tragis? Sama seperti Amaira , sang Antagonis dalam novel berjudul 'Red lily'. Dikisa...