***
Keringat mulai membasahi wajah-wajah tegang itu, padahal suhu sangat rendah disini. Mereka masih dalam posisi siap siaga, menatap gelapnya hutan dengan awas.
Lengang. Tidak ada apapun yang menyerang mereka lima belas menit kemudian.
"Tidak ada apa-apa tu-"
Sesosok bayangan besar tiba-tiba muncul dari belakang salah satu kesatria."AWAS!" Fred melompat kebelakang salah satu bawahannya.
Jrashh
Pedang Fred berlumuran cairan bewarna hitam. Di depanya telah tumbang seekor makhluk besar yang berbulu lebat.
Kesatria tadi terduduk, wajahnya pucat."SEMUANYA BERSIAP!" Teriaknya, menyusul puluhan sosok besar disekitar mereka.
Tak perlu diteriaki dua kali, para kesatria itu memasang kuda-kuda, membentuk formasi saling membelakangi.
Para makhluk itu serupa dengan beruang coklat, namun mereka lebih besar dan buas. Dengan bulu hitam lebat dan mata yang seakan menyala. Gigi-gigi mereka tajam menyeruak, meneteskan liur beracun.
"Cih, dasar makhluk sialan." Jack mengumpat. Intuisinya benar, sesuatu yang buruk akan menimpa mereka.
"TETAP DALAM FORMASI!" perintah Fred. Dia segera kembali ke posisi awal.
"TETAP SALING MELINDUNGI!" komando Fred.
ROOARRR!
Makhluk itu menggeram marah, kawasan teritorialnya telah terganggu.
Pertempuran melawan 'makhluk kegelapan' pecah. Para kesatria bersusah payah menghalau serangan mereka.
Satu bertahan sebagai benteng dengan tameng mereka, satu lagi menyerang. Mereka menggunakan strategi itu secara mulus, saling bekerja sama dengan kompak."Elios tahan yang ada di kiri!" Fred berseru.
"Jack serang bersamaan!"Elios mengangguk, segera mengambil tameng, membuat pertahanan. Meski saat ini Elios benar-benar ketakutan setengah mati, tapi setidaknya dia tidak mau merepotkan kakaknya.
Fred dan Jack melompat kearah monster itu bersamaan. Dalam gerakan dramatis, mereka berhasil menumbangkan salah satu monster.
Tak ada waktu bersantai, mereka segera bergerak.
Satu tim sedang terdesak, Fred dengan cepat menebas leher monster itu, setelah makhluk itu mati, dia tak berhenti. Kembali menghadang monster-monster lain dan membantu yang lainnya.
Dalam satu jam itu, kelompok Fred yang unggul. Dia dan para kesatria lainya sudah membunuh banyak moster. Berkat kerjasama dan strategi Fred.
Namun ini bukanlah saatnya bersantai. Lihatlah lebih banyak lagi monster yang muncul dari kegelapan.
Satu jam kemudian, kelompok Fred lah yang terdesak.
Mereka mulai kelelahan. Manusia juga punya batas. Beberapa juga sudah pingsan, dikarenakan luka yang mereka terima.***
Satu jam berjalan lambat.
Fred menggeram marah, teman-temanya banyak yang terluka. Fred menggenggam erat pedangnya. Sejurus kemudian, pedang itu bersinar terang, dengan cahaya biru yang memukau."Binasalah kalian!" Fred bergerak layaknya angin. Dia bagai menari diantara para monster, sambil mengayunkan pedangnya dengan indah. Menebas satu persatu. Dalam sekejap puluhan kepala monster itu sudah terpisah dari tubuhnya. Fred telah membantai semua monster tanpa kecuali.
Nafas Fred memburu, dia berdiri di tengah-tengah mayat monster yang bergelimpangan. Tubuhnya dipenuhi darah bewarna hitam.
Jack dan Elios yang melihat itu nampak tak berkedip, takjub."Heh kalian! Cepat bantu yang terluka!" Amuk Fred.
"Ah baik." Jack dan Elios reflek menuruti itu.
Mereka segera mengumpulkan orang yang terluka dalam satu tempat. Beberapa dari mereka tak sadarkan diri, beberapa lagi menderita luka cakaran yang cukup parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Antagonis
FantasyApa?! Aku jadi Antagonis ? Its okay, aku tinggal merubah alurnya kan? *** Bukankah hal yang wajar kalau sang Antagonis dalam novel memiliki ending yang buruk? Atau tragis? Sama seperti Amaira , sang Antagonis dalam novel berjudul 'Red lily'. Dikisa...