"Apa maksudmu, Carina?" Seorang pria paruhbaya bertanya datar, dengan wajah sedikit kesal karna sarapannya terganggu.
Carina mendengus, bergegas turun dari lantai atas aula. "Sudah kubilang, Safira itu orang luar." Katanya.
Membuat sebagian orang bertanya-tanya, saling lirik, memandang Amaira aneh.
"Jangan bercanda, jelas-jelas Safira itu warga sini, sepupumu yang tak pernah keluar rumah itu kan?" Pria itu berkata jengkel. Para warga yang lain mengangguk-angguk setuju. Sebagian lagi tertawa, mereka sudah tau tabiat Carina-suka mencari masalah.
"Hei, ini sungguhan!" Carina berteriak kesal. Kembali menunjuk Amaira. "Dia orang luar, dia dari kekaisaran Algerion."
"Ck, sudahlah." Salah seorang pemuda meletakkan kembali mangkuk supnya. "Rasanya muak mendengar nama itu, dasar perusak suasana." Pemuda itu melangkah pergi, disusul beberapa orang yang kehilangan minat untuk makan.
Pada akhirnya semua warga mengabaikan Carina, mereka sama sekali tidak mendengarkan, meski Carina sudah ngotot bercerita dengan detail.
Amaira sendiri hanya bisa diam. Dia sendiri sedang takut setengah mati, apa yang terjadi sebenarnya? Diliriknya cincin pemberian Luke beberapa hari lalu, permata kecil cincin nampak berkilau lebih terang.
Berbeda dengan para warga lainnya yang santai menjalani aktivitas paginya, Merisa dan Gifrey nampak cemas. Mereka sampai berkeringat dingin saat Carina menjelaskan asal-usul Amaira.
"Apa yang terjadi?" Merisa cemas, berbisik ke Amaira.
Amaira mengangkat bahu, "aku tak tahu, tapi untunglah.."
Tiba saat Luke memasuki ruangan, mengambil jatah sarapan, Amaira bergegas mengikutinya-ke tangga atas.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Amaira ragu-ragu bertanya. Mengabaikan Carina yang memandangnya tajam dari bawah.
"Apanya?" Luke bertanya polos, mulai menyendok sup.
"Tadi, Carina memberitahukan kesemua orang, bahwa aku orang luar. Tapi kenapa tidak ada yang percaya?" Amaira menatap Luke sungguh-sungguh.
Luke mengangkat bahu santai, "tidak akan ada yang tahu kau orang luar, setidaknya untuk para warga." Jawabnya.
"Bagaimana dengan mereka yang sadar?" Amaira melirik Merisa dan Gifrey.
"Mereka tahu karna mereka bukan orang biasa, mereka memiliki sihir penangkal ilusi, sama halnya Carina." Luke mulai terusik.
"Jadi cincin ini memberi ilusi kepada para penduduk biasa?"
"Bisakah kau menyimpan pertanyaan itu nanti?" Luke nampak sebal. "Pergilah, aku mau makan dengan tenang."
Amaira menghela nafas, baiklah, sepertinya mood Luke sedang buruk. Lebih baik menjauh dari pada terlibat masalah lain. Ia bergegas turun.Terlihat Carina yang sudah kesal, dan lelah menjelaskan. Sia-sia sekali, tak ada warga yang percaya.
Gadis berambut merah itu menatap Amaira tajam, seakan berkata-'awas saja, kau akan diusir dari sini.' Setidaknya itu yang dibaca Amaira dari komat-kamit bibir Carina.
Amaira hanya membalas itu dengan lambaian tangan juga senyuman, " karepmu lah."
***
"Apa ini?!" Maverick mengeryit begitu membaca surat dari Amaira. Isi surat itu tak lain adalah permintaan. Untuk mengirim segala keperluan untuk penduduk Skylerian. Dan dengan jumlah yang sesuai!?Maverick menghela nafas, itu artinya butuh ratusan keperluan untuk ratusan orang disana.
"Dikira aku punya uang banyak apa?"
"Uang anda kan memang banyak tuan." Leonard menyahut, dibalas lirikan tajam oleh Maverick.
Ia kembali membaca surat dari Amaira, tertulis dibagian bawah paling pojok, ada tulisan kecil disana yang tertulis-"Jika ayah keberatan, pakai saja dana dari warisanku nanti."
"Anak ini, seenaknya saja.." Maverick memijit pangkal hidungnya.
"Benar, buah jatuh tak jauh dari pohonnya ya." Leonard kembali menanggapi.
"Apa?!"
"Bukan apa-apa tuan," Leonard merinding. "Bagaimana dengan urusan ini?" Leonard menunjuk surat lain, yang dikirim tuan Robert.
Maverick mengeryit melihatnya, sedikit ada rasa kesal. "Emangnya perjanjian ini masih berlaku?"
Leonard tertawa," tentu saja, itu perjanjian sakral yang dilakukan pendahulu anda, berlaku hingga terlaksana, dengan perjanjian darah pula."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Antagonis
FantasyApa?! Aku jadi Antagonis ? Its okay, aku tinggal merubah alurnya kan? *** Bukankah hal yang wajar kalau sang Antagonis dalam novel memiliki ending yang buruk? Atau tragis? Sama seperti Amaira , sang Antagonis dalam novel berjudul 'Red lily'. Dikisa...