13

12.2K 1.1K 4
                                    

Amaira mundur beberapa langkah . Menjaga jarak . Belum sempat Amaira untuk berlari , dua orang dari mereka sudah maju , mencekal tangan Amaira dengan keras . Amaira mencoba melepaskanya , boro-boro terlepas , itu hanya membuat tanganya makin sakit . Orang-orang disana hanya tertawa melihat usaha Amaira .

"Sudahlah , menyerah saja usahamu akan sia-sia nona...". mereka kembali tertawa .
Amaira tidak kehilangan akal . Kebetulan ia memakai sepatu dengan hak yang tinggi dan lancip. Segera ia menginjak kedua kaki orang berwajah sangar itu.
Seketika cekalan tanganya terlepas , Amaira buru-buru berlari .

Namun baru saja ia berlari , tiba-tiba--

Bugh..

Sesuatu menghantam tengkuknya dengan keras . Membuat ia kehilangan kesadaran . Ambruk ke tanah.

"Hey , kau mau membunuhnya ?.." gadis pelayan--mungkin hanya penyamaran. Berseru marah .
Menatap Amaira yang sudah tak sadarkan diri .
"Sepertinya dia bukan putri sembarangan , ayo bawa dia segera, setelah itu kita langsung ke perbatasan utara ." Ucapnya dengan nada tinggi.
Gadis yang terlihat polos itu ternyata adalah ketuanya. Perkumpulan bandit--Black Arrow.
Para pria itu segera melaksanakan perintah ketuanya. Mengangkut Amaira kedalam kereta kuda tua .

***

Kembali ke pesta.
Hanzel tengah sibuk berkeliling . Mengelilingi setiap jengkal ruangan di kediaman Hendley . Mencari keberadaan Amaira .

"Apa Nona Amaira sudah ditemukan ?." Adelia bertanya ragu-ragu , ia juga ikut mencari .

Hanzel menggeleng patah-patah.

"Atau mungkim Nona Amaira kembali duluan .."

Hanzel menggeleng tegas ." Kereta kudanya masih ada disini , tak mungkin ia pulang sendiri .." ucapnya.

Pukul 03:00. Acara itu berakhir sudah , para bangsawan dan tamu-tamu undangan sudah pulang sebagian , ada juga yang memutuskan untuk menginap .

Dan selama itu pula Amaira belum ditemukan.
Kecemasan mulai merambati Hanzel . Dia mulai memikirkan yang tidak-tidak.
Ayah Adelia tidak tinggal diam . Dia meminta para kesatria untuk berkeliling mencari Amaira ke sekeliling rumah .
Satu jam kemudian . Hasilnya tetap nihil .
Hanzel mengusap wajahnya berkali-kali , duduk dengan wajah tegang .
Tak lama , seorang kesatria datang . Ia yang ditugaskan untum mencari di bagian belakang kediaman Hendley , menunjukan sebuah anting bewarna hitam .
Dia bilang , itu ditemukan di bibir hutan buatan . Dengan jejak kaki seorang wanita dan puluhan jejak kaki sepatu disana .
Jelas itu anting milik Amaira . Hanzel meremas rambutnya frustasi . cemas akan Amaira .

"Tenanglah yang mulia , anda tidak perlu cemas , siapapun yang membawa nona Amaira pasti belum jauh, saya akan mengerahkan para kesatria untuk mencari di daerah sini ." Count Hendley mencoba menenangkan Hanzel .
Hanzel juga ikut mencari .

***

Mentari pagi bersinar cerah dari ufuk timur . Cahayanga menyinari wajah Hanzel yang tampak letih .
Matahari sudah muncul dan Amaira masih belum ditemukan.
Hanzel sudah memerintahkam seseorang untuk menyampaikan kabar ini ke Kediaman Ravens .

Freed yang mendengar berita itu pertama kali , saat ia dalam perjalanan ke camp ksatria divisi utama .

Ia langsung berubah haluan , pergi ke lapangan luas kota Erion . Tempat dimana Hanzel saat itu berada .

Takdir Sang AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang