20

9.9K 854 4
                                    

"Ayo anak-anak saatnya mengerjakan PR kalian." Merisa tersenyum, mengajak tujuh anak itu naik ka lantai atas. Merisa tau Ayahnya akan berbincang penting.

"Selamat malam kak Fira!" Mia berseru, melambaikan tangan kecilnya.
"Selamat malam juga semua!" Lanjutnya dengan suara lucunya.

Amaira balas melambaikan tangan.

"Carina, perkenalkan dia Safira, asisten Luke yang baru." Robert berkata takzim.

Wajah berseri-seri itu seketika membeku, matanya terbuka lebar, terbelalak.
"Kau... kenapa kau ada disini hah?!" Carina menarik kerah Amaira dengan paksa.

"Tidak cukup menghancurkan hidup orang lain, kau mau berbuat apa kepada Luke!?" Mata Carina berkilat marah.

"Carina!" Robert membentak.

Amaira segera melepaskan cengkraman itu, "Ck, aku punya salah apa sih?" Amaira meringis, lehernya memerah.

"Dasar wanita jalang, mau apa kau kesini hah!?" Nafas Carina mengebu, wajahnya mengeras.

"Carina!"
"Jaga ucapanmu!" Robert menggebrak meja makan.

Ruangan 6×6 meter itu lengang. Robert menghela nafas, melirik kearah Carina yang diam namun masih menatap tajam Amaira.

"Ini kesekian kalinya kau bertindak diluar batas, cepat minta maaf." Pinta Robert.

"Cih, untuk apa aku meminta maaf pada si jalang ini?"

"Carina, jaga ucapanmu!"
"Sebelum ayah kehilangan semua kesabaran, cepat masuk ke kamarmu dan renungkan ini semua!" Bentaknya pada Carina.

"Cih!" Carina mendengus, berbalik kearah tangga. Mulai menaikinya, tatapan tajamnya masih mengarah ke Amaira.

"Saya mohon maaf atas tindakan putri saya,"
"Bagaimanapun ini salah saya yang tidak mengajarinya dengan baik.." Robert menunduk dalam-dalam.

Amaira masih terpaku ke arah tangga, jujur dia sangat kaget. Kenapa Carina bisa dengan mudahnya melakukan itu? Dan lagi, kenapa dia mengenali Amaira? Sedangkan dalam novel mereka bertemu saat pesta bergabungnya kembali wilayah Skylerian dengan Algerion.

"Apa anda baik-baik saja?" Robert bertanya khawatir.

Amaira buru-buru menggeleng. "Ah tidak apa-apa, saya baik-baik saja.." ucapnya.

Agak sakit sih, tapi bentar lagi juga sembuh.

Obrolan itu terdengar sampai lantai dua, Merisa bergegas turun. Ditengah jalan ia berpapasan dengan Carina, dengan wajah marahnya.

"Ada apa ayah?" Merisa muncul dari arah tangga batu, rautnya terlihat khawatir.
"Tadi kakak terlihat sangat marah.."

Amaira, Luke dan Robert saling bertatapan.

"Bukan apa-apa Risa, hanya kesalahpahaman kecil.." jawab Robert.

"Oh begitu ya.." Merisa terlihat cemas.

"Bagaimana dengan anak-anak? Apa mereka sudah tidur?" Robert bergegas mengalihkan topik.

Merisa mengangguk." Iya sudah ayah."

"Syukurlah, dan kau juga sebaiknya tidur. Tolong juga ya, bersihkan kamar tamu, sepertinya Safira akan tinggal disini untuk beberapa hari." Pinta Robert pada putrinya.
Merisa mengangguk, tanpa banyak tanya segera melakukan yang ayahnya perintahkan.

"Jadi, apa kau dan Carina saling kenal?" Itu pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Luke, setelah sekian lama ia diam membisu.

Amaira menggeleng," Sama sekali tidak kenal, kami baru saja bertemu." Jawabnya setengah yakin.

Takdir Sang AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang