Jung Eunji

204 15 4
                                        

🎭

Di salah satu rumah mewah, nampak sebuah keluarga besar tengah berkumpul dalam rangka merayakan kabar bahagia dari salah satu anggota keluarga mereka. Mereka tampak harmonis dan menikmati acara, mengingat keluarga mereka yang memang sudah jarang berkumpul seperti sekarang ini. Mereka pasti akan memanfaatkan momen dengan baik.

Berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di halaman belakang rumah tersebut. Di dalam kamar seorang pemuda terlihat seorang gadis dan seorang pemuda sibuk beradu mulut.

"Ya kuda..! Aku kan sudah bilang jangan mengundang teman-teman mu kemari!". Si pemuda mengusap kedua telinganya mendengar suara lengkingan sang gadis. Ia hanya menatap datar pada gadis itu.

"Mereka sudah ada di jalan menuju kemari. Mana mungkin aku tiba-tiba menyuruh mereka pulang". Dengan santainya pemuda itu membalas perkataan si gadis.

Gadis itu mendengus kasar. Ia mendongak seraya berkacak pinggang. Lalu melempar tatapan mematikan pada pemuda yang masih duduk tenang di pinggir ranjang.

"Pokoknya aku tidak mau tahu. Suruh mereka putar balik. Jika tidak aku akan membunuhmu sekarang juga". Ancaman yang terdengar menggelikan bagi si pemuda.

"Jinja...? Uuuuuhhh aku takut..." Sahut si pemuda sengaja memasang wajah takut.

"Isshh shibal..! Kau juga kan sudah tahu aku akan datang. Kenapa masih memanggil mereka kemari"

"Noona, lagi pula kenapa jika mereka tahu kalau kita ini adalah keluarga. Lagipula apa kau tidak bangga punya keluarga setampan dan sepopuler diriku ?eumm". Gadis itu mencebikkan bibirnya mendengar kalimat narsis dari pemuda itu.

"Kau menyebalkan..." Gadis itu kembali menghela napas panjang. Ia tersenyum licik saat melihat sebuah ponsel yang terletak dia atas meja.

"Baiklah. Terserah kau saja". Ucapnya pura-pura mengalah. Ia pun berbalik dan dengan secepat kilat. Ia meraih ponsel tersebut dan berlari keluar dari kamar itu.

Gadis itu akan menghubungi tamu yang tidak ia harapkan menggunakan ponsel sang pemuda. Ia bukan tidak menyukai teman-teman dari sepupunya itu. Hanya saja ia tidak ingin hubungan mereka di ketahui oleh pihak luar.

Mengetahui niat terselubung sang gadis. Pemuda itu mengejarnya.

"Noona kembalikan ponsel ku". Teriaknya.

"Tidak akan..." Gadis itu menjulurkan lidahnya dan terus berlari menghindari kejaran pria itu.

"Imoo... Tolong aku..." Sang bibi hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua orang itu. Anggota keluarga yang lain juga hanya menggeleng melihat tingkah keduanya. Mereka memang tidak pernah akur dari dulu.

"Paman dia ingin memukul ku...". Gadis itu memasang wajah memelas dan bergelayut manja di lengan seorang pria paruh baya.

"Ayah jangan terbujuk rayuan gadis iblis itu. Aku hanya ingin mengambil ponselku.." Adu sang pemuda.

"Ji-ya kembalikan ponsel adikmu". Seru ibu dari gadis itu.

Gadis itu terlihat cemberut mendengar seruan ibunya.

"Oemma dia bukan adikku. Adikku hanya satu". Balasnya.

Baru saja sang ibu akan kembali mengudarakan kalimatnya. Namun, tidak jadi karena usapan di lengannya.

"Sudahlah mereka hanya bermain-main. Mereka kan sudah lama tidak bertemu". Ucap sang ibu si pemuda. Wanita itu pun hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

JOENG EUNJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang