Jung Hoseok

127 12 3
                                    

🎭

Seorang gadis yang sedang menikmati semilir angin malam di pinggir sungai Han tidak sengaja melihat presensi seseorang yang sepertinya sedang menangis. Itu terbukti dari bahu lebar orang itu yang nampak bergetar.

Sang gadis yang memiliki rasa empati pun mengayunkan tungkainya. Mendekat pada orang yang tidak dikenalnya. Saat dirinya sudah berdiri di samping orang itu. Ia mengulurkan sapu tangan ke hadapan orang itu.

Orang itu langsung menoleh pada si pemberi sapu tangan tersebut. Ia sedikit mengeryitkan alisnya sebab orang itu tidak bisa melihat wajahnya disebabkan orang itu memakai atribut yang cukup membuat wajahnya tidak terlihat. Hanya matanya yang membentuk bulan sabit yang terlihat oleh pemuda itu. Ia tahu orang didepannya pasti sedang tersenyum padanya.

"Ambillah..."

Ah seorang gadis rupanya. Batin orang itu.

Tidak ingin menolak bantuan tulus si gadis, ia mengambil sapu tangan yang disodorkan padanya.

"Terima kasih..." Ucapnya lirih dengan suara serak mungkin karena sudah menangis sebelumnya.

Setelah sapu tangan itu berpindah tangan, si gadis mengalihkan tatapannya ke arah sungai Han.

"Haah...Nan joh-ayo..." si gadis menghela napas panjang.

"Malam ini cukup sepi dan dingin...Benarkan ?" Tanyanya tanpa menoleh.

Pemuda itu terhenyak mendapat pertanyaan tiba-tiba. Sebenarnya malam ini ia ingin sendiri. Pikirannya sedang kalut. Perasaan bimbang sedang menguasai hatinya.

"Apa kau pernah mendengar kutipan ini ?...Jangan pernah menyerah ketika kau masih mampu berusaha. Tidak ada kata berakhir sampai kau berhenti mencoba..." Gadis itu menjeda kalimatnya, ia sedikit melirik pada pemuda yang masih berdiam diri sejak tadi.

"Aku tidak tahu apa yang sedang kau alami, tapi aku cukup paham perasaan mu. Kau tahu setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya rasa jenuh dan bosan. Apalagi apa yang kita lakukan tidak juga membuahkan hasil yang memuaskan. Tapi itu bukan alasan untuk menyerah akan keadaan...."

Gadis itu terdengar terkekeh kecil "Aigo, apa mungkin karena situasi saat ini, aku tiba-tiba sedikit emosional. Ah lupakan saja apa yang ku katakan tadi..."

"Maaf sudah mengganggu waktu mu, pasti kau ingin sendiri saja saat ini tapi aku malah datang. Kalau begitu aku pergi..."

Saat gadis itu akan melangkah pergi, ia kembali berbalik "Ah iya sapu tangan itu kau simpan saja. Saat kau sedih seperti sekarang pakai itu untuk menghapus air matamu. Tidak mengapa laki-laki sesekali menangis. Tapi jangan kebiasaan nanti kau dianggap lemah... Cepatlah pulang nanti kau masuk angin.. Bye Mr. Han.." ucap gadis itu sedikit berteriak, ia juga melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan. Dan akhirnya gadis itu pun semakin jauh dan menghilang dari pandangan.

Pemuda itu menyunggingkan kedua sudut bibirnya, saat ia menatap sapu tangan berwarna merah muda yang didapatnya dari seorang gadis asing. Ternyata ada sulaman kecil di sudut kain itu.

"Hye-Rim.. Nama yang cantik" lirihnya.

***
Salah satu personil dari Girlband sedang menonton kumpulan pemuda yang menari begitu lincah di atas panggung. Ia terlihat begitu menikmati penampilan boyband yang belum lama ini debut. Meskipun tergolong boyband yang baru debut tapi gadis itu menyukai lagu-lagunya.

JOENG EUNJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang