Kupu-kupu Malam

238 17 5
                                    

🎭

18+

Jika kalian mendengar tentang kupu-kupu malam pasti yang pertama kali terpikirkan adalah seorang wanita yang menjajakan tubuhnya untuk beberapa lembar hingga ratusan lembar kertas bernilai yang bisa memenuhi segala kebutuhannya. Kupu-kupu malam syarat akan wanita yang tidak lagi memiliki harga diri demi kenikmatan sesaat. Pekerjaan dari satu ranjang ke ranjang yang lainnya. Dan begitu seterusnya.

Kupu-kupu malam salah satu profesi dunia malam yang banyak dicela tapi memiliki peminat tak terbatas. Banyak perempuan polos, baik yang terpaksa karena tuntutan realitas kehidupan yang keras hingga keinginan sendiri demi memuaskan ego ingin tampil glamor tanpa perlu bekerja keras membanting tulang.

Pekerjaan yang tidak harus berkutat dengan berkas laporan yang mesti di setor ke atasan setiap Minggu. Tanpa harus repot-repot bekerja dibawah tekanan. Kau hanya perlu membuka selangkangan maka uang beterbangan memenuhi rekening pribadi.

Tapi di balik godaan itu semua, terdapat sanksi sosial bagi mereka yang ketahuan berprofesi sebagai seorang kupu-kupu malam. Di kucilkan, di pandang hina, hingga dianggap sebagai seonggok kotoran yang mesti dijauhi.

Seperti salah seorang wanita yang nahasnya juga harus mencicipi profesi tersebut. Tak pernah terlintas sedikitpun dalam benaknya, jika hidupnya akan berakhir dalam kubangan dosa tak terampuni.

Jung Eunji.

Wanita cantik yang harus rela menjajakan tubuhnya demi membiayai sang ibu yang saat ini terbaring koma di atas ranjang pesakitan. Terhitung sudah dua tahun sang ibu tak kunjung membuka matanya. Biaya rumah sakit yang setiap hari semakin membengkak ditambah ia harus membiayai sang adik yang saat ini masih duduk dibangku sekolah menengah atas.

Tak memiliki riwayat pendidikan tinggi, membuat gadis cantik itu kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak. Meski tubuh ringkihnya telah bekerja siang dan malam tapi semua itu tidak cukup untuk menutupi segala kebutuhannya.

Awalnya ia tidak langsung terjun ke dunia kelam itu. Gadis itu hanya menjajakan suara merdunya di salah Club tempat salah satu temannya bekerja sebagai seorang kupu-kupu malam. Tapi hasil dari itu juga tidak cukup untuk menutupi biaya rumah sakit sang ibu.

Dan akhirnya setelah mengambil keputusan yang cukup sulit, ia pun memilih menjual tubuhnya kepada setiap lelaki hidung belang yang siap memberinya setumpuk uang. Atas bantuan sang teman yang sudah cukup lama berkecimpung dalam dunia kerja hina itu.

Eunji cukup beruntung karena pengalaman pertamanya ia tidak harus melayani seorang pria tua yang memiliki perut buncit. Tapi meskipun begitu rasa gugup tetap saja menyelemutinya. Apalagi sejak tadi sang tuan yang telah menyewanya terus saja menatap lamat padanya seolah pria itu tengah menelanjangi.

Jung Eunji mengedarkan pandangannya mengelilingi setiap sudut kamar hotel tempatnya kini berada. Ia merasa takjub dengan semuanya, mulai dari desain interior hingga segala perabot yang melengkapi tersusun rapi terlihat begitu mewah dan tentunya pasti mahal.

Gadis itu yakin, pria yang tengah duduk dan hanya menatapnya sejak tadi adalah seorang pria kaya raya. Sejenak kembali mengingat setiap arahan sang teman bagaimana harus bersikap, ia menghela napas lalu memberanikan diri melangkah mendekati pria yang mungkin beberapa waktu ke depan akan melihat dan menjamah tiap inci dari tubuhnya.

"Ekhm..." Eunji berdeham sekilas sekedar menghilangkan rasa canggungnya saat ia sudah berada dua langkah di depan sang pria.

"Tuan, boleh aku duduk di samping mu?"

Pria itu mengangkat bahunya sebagai tanda persetujuan. Eunji pun mendudukkan dirinya, meski sedikit tidak nyaman karena pakaian yang sedang dikenakannya. Gaun pendek berwarna merah tanpa lengan, membuat belahan dadanya terpampang nyata.

JOENG EUNJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang