Anodyne

105 12 2
                                    

🎭

Eunji POV

Aku menghela napas kasar saat lagi-lagi aku mendapati nama Kim Taehyung muncul menghiasi layar ponselku untuk yang ke sekian kalinya. Benda tipis persegi yang selalu berkedip dan bergetar di atas meja kembali padam tak lama kemudian.

150 missed called

100 New massages

Semenjak aku memutuskan untuk meninggalkan apartemen, aku kembali tinggal di rumah temanku sama seperti saat aku kabur dari rumah. Aku tidak mungkin kembali ke apartemen ku sendiri. Aku yakin Kim Taehyung akan mencari ku ke sana.

Sudah seminggu berlalu dan selama itu pula Kim Taehyung mati-matian terus berusaha menghubungi setelah aku benar-benar melayangkan surat gugatan cerai untuknya keesokan harinya setelah aku keluar dari apartemennya. Aku meminta bantuan Bomi untuk mengantar surat cerai itu ke apartemen Taehyung.

"Ji, apa kamu yakin untuk bercerai dengan Taehyung? Kau tidak akan menyesalinya kan?" Tanya Bomi sarkartik. Entah sudah kesekian kalinya ia terus bertanya padaku, saat gadis berambut pendek ini mendapati ku dengan kondisi berderai air mata di depan pintu apartemennya.

Untuk sepersekian detik, aku kembali memandangi cincin berlian yang masih enggan untuk aku lepas dari jari manis ku. Cincin pernikahan yang tidak mungkin akan ku miliki jika menikah dengan pria lain, pemberian Taehyung.

"Ji, pikirkan baik-baik. Ini sebuah perceraian loh, bukan hanya kata putus belaka. Kau bahkan masih terlihat bingung untuk mengambil keputusan sepihak seperti ini. Tolong kau pikirkan kembali, eum !" Bujuk Bomi sang sahabat.

Meski Bomi sempat marah dan mengeluarkan sumpah serapahnya untuk Taehyung setelah aku menceritakan perbuatan biadabnya tempo hari padaku. Ia tetap berusaha memerankan tokoh sahabat yang baik untuk ku agar aku tidak salah mengambil keputusan.

Tidak ingin seandainya aku menjadi hilang arah karena pilihan yang hanya akan menyakiti ku atau mungkin lebih buruknya untuk kami berdua.

Apa aku sudah yakin ? Entahlah.

Apa aku sudah siap ? Aku lebih tidak tahu lagi.

Membayangkan Taehyung dengan kebahagiaannya namun bukan karena ku terasa begitu menyesakkan. Tapi tetap bertahan untuk tetap bersamanya pun bukan pilihan yang tepat. Karena aku merasa semakin terluka.

Aku menghela napas panjang "Lihat nanti saja bagaimana akhirnya.." Akhirnya hanya kalimat itu yang mampu aku suarakan sebelum Bomi kembali mengumpati ku karena memilih melarikan diri dari situasi ku saat ini.

Meski aku berusaha menipu diriku sendiri dengan berpura-pura tidak merindukan sosok Kim Taehyung. Namun, hatiku terus berkhianat dan terus berteriak menyebut namanya.

Aku merindukannya, teramat sangat merindu.

Tapi, apa yang bisa aku lakukan untuk itu ?

Ditemani suara denting gelas yang saling beradu, riuh rendah suara percakapan dan di dukung cahaya temaram dari lampu Caffe, aku menumpahkan segala kegundahan hatiku melalui lagu-lagu patah hati yang malam ini aku senandungkan.

Begitu turun dari panggung, dan belum sempat aku menghampiri dimana Bomi sedang duduk menunggui ku. Sebuah tangan lebih dulu mengisi kekosongan sela-sela jemariku.

JOENG EUNJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang