Kang Seungyoon

166 15 1
                                    

🎭

Aku berjalan memasuki ruang kelas ku yang baru. Menatap lamat pada jejeran bangku yang berada di deretan paling belakang dan terletak disudut sebelah kanan dekat dengan jendela kelasku.

Aku menghela napas panjang. Lagi dan lagi aku harus duduk dengan orang itu. Ini tahun ketiga aku selalu duduk berdampingan dengannya. Untung saja dia tampan. Setidaknya aku bisa memaklumi sikapnya yang sangat menjengkelkan.

Kang Seungyoon. Nama pemuda yang sangat menjengkelkan dan ketus. Ia disebut sebagai salah satu Most Wanted di sekolah. Mantan ketua OSIS dan ketua Club Basket.
Aku saja heran, kok bisa orang sepertinya terpilih menjadi seorang Ketua OSIS. Astaga !

Aku kembali mengatur napasku. Entahlah emosi ku menjadi tidak stabil setiap melihat wajahnya itu. Sebenarnya aku tidak ingin menjadi chairmate nya namun aku tidak punya pilihan lain. Aku sebenarnya bukan orang yang introvert. Hanya saja aku cukup sulit untuk melakukan pendekatan dengan orang lain. Aku bukan orang yang pintar berbasa-basi.

"Kau terlambat lagi nona Jung". Ucap pria itu lalu bangkit dari kursinya.

"Kau saja yang di dalam". Sambungnya memerintah.

Aku diam, tidak berniat menanggapi seruannya. Setiap ucapan yang keluar dari bibirnya selalu sukses membuat ku jengkel.

"Kau ini perempuan atau bukan sih? Gayamu tidak ada feminimnya sama sekali". Celetuknya sarkas.

Oh My God !

Bisakah laki-laki cerewet ini diam saja. Dia sudah berhasil membuat mood ku hancur. Padahal aku sudah berharap di hari pertama ku sebagai seorang Sunbae tidak mendapat gangguan apapun.

Aku menghela napas untuk kesekian kalinya. Mencoba mengabaikan eksistensinya. Aku membuka tas dan mengambil sebuah novel untuk ku baca.

Awalnya, tidak ada suara. Tapi tidak sampai lima menit kemudian ia kembali berceloteh.

"Ceritanya seru...aku sudah membaca buku itu". Aku tetap bergeming.

"Ada tidak ya, wanita sabar seperti tokoh di buku itu..." Aku masih urung menanggapi ucapannya.

"Kau tahu, endingnya..."

"Aish, diamlah. Aku tidak meminta spoiler darimu". Seruku ketus. Ini bukan pertama kalinya ia mengganggu ku saat aku membaca sebuah buku. Ia pasti akan berceloteh sesuka hatinya.

"Nono Jung kau sensitif sekali. Niatku kan baik". Gerutunya lalu aku melihatnya menelungkupkan wajahnya diatas meja.

Aku kembali bergeming. Moodku sudah cukup berantakan. Aku tidak ingin menambah beban pikiranku. Tidak lama kemudian seorang guru masuk dan proses belajar mengajar pun dimulai seperti biasanya.

***
Sama seperti siswa lainnya, aku termasuk siswa yang cukup rajin dan patuh pada aturan sekolah yang ada. Hanya saja kemarin aku cukup terlambat datang saja karena telat bangun.

Bus yang ku tumpangi sudah sampai. Sembari membawa beberapa buku pelajaran dikedua tangan ku. Aku berjalan perlahan memasuki gerbang sekolah dengan santai. Langkah tungkai ku sedikit memelan saat mendengar suara familiar dari arah belakang.

JOENG EUNJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang