🎭
*****
Eunji POV
Aku memeriksa dengan seksama berkas pasien, menandatangani lalu menyesuaikan dengan analisa ku. Setelahnya aku menatap kearahnya.
"Jadi kau melukai dirimu sendiri satu minggu yang lalu dan lukanya kembali terasa sakit lagi?" Aku bertanya dengan nada suara datar dan dengan mudahnya ia mengangguk.
Tatapan matanya yang tajam seakan menceritakan hal berbeda dengan apa yang sebenarnya terjadi. Terlebih sorot mata kelamnya seakan-akan mampu membuat lubang ditubuh ku. Aku adalah seorang dokter dan tidak pernah sekalipun dalam lima tahun karir ku sebagai seorang dokter aku bertemu pasien aneh sepertinya.
"Kenapa kau tidak kembali ke dokter yang sama, yang menangani kasus mu minggu lalu?" Tanyaku lagi. Pria aneh ini terlihat mencurigakan bagiku.
"Dia sedang berada di luar kota". Dia menjawab pertanyaan ku dengan begitu singkat dan jelas.
Aku mulai membuka perban pada telapak tangannya, tetapi aku merasa ia terus menatap ku. Aku pun mendongak dan langsung melihat kedua bola matanya yang hitam dan besar sedang menatap ku lamat, sejenak aku merasa terhanyut dengan tatapan matanya yang begitu dalam. Namun aku sedikit bergeser dan cepat-cepat memutus kontak mata kami lalu kembali melanjutkan pekerjaan ku.
Dia begitu tampan, itu tidak di ragukan lagi. Tetapi lebih dari itu, ia terlihat begitu mengintimidasi. Aku sebenarnya merasa tidak begitu takut namun tidak bisa juga dikatakan aku merasa aman.
"Bagaimana bisa kau mendapatkan luka sedalam ini?"
Aku sedikit terkesiap karena dia memiliki luka yang begitu dalam di telapak tangannya.
"Hanya sebuah kecelakaan kecil".
Suara datarnya kembali terdengar dikedua runguku, dan saat aku kembali mengangkat pandangan. Aku menemukan ia kembali menatap ku dengan begitu intens terus menerus.
"Selesai". Gumamku dengan suara rendah.
Terlihat dia mengulurkan jari-jarinya tetapi tidak mengeluarkan suara sedikitpun.
Apa dia tidak merasakan sakit lagi? Batinku.
"Terima kasih nona___?"
Dia menjeda kalimatnya dan kembali menatap ku lagi. Mengalihkan pandangannya dari tangannya yang terluka.
"Jung Eunji".
Aku tersentak, langsung mengedipkan mata lalu tersenyum kecil padanya, sebelum aku kembali duduk di kursiku untuk menulis laporan baru tentangnya.
"Saranku untuk saat ini kau harus berhati-hati, lukanya masih begitu dalam. Aku akan memberikan beberapa resep obat pereda rasa sakit dan untuk beberapa waktu lukamu jangan sampai terkena air".
Dia mendengarkan dengan tenang. Ku harap ia melakukan saranku.
"Siapa nama mu?"
Tanyaku sambil berhenti menulis. Aku mendongak dan mendapati senyum kecil muncul di wajahnya. Tapi itu bukan sebuah senyum. Dia menyeringai. Kenapa ia tiba-tiba menyeringai seperti itu, padaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
JOENG EUNJI
Short StoryBerisi cerita pendek terinsipirasi dari beberapa film dan ide author dengan main castnya Jung Eunji.