🎭
Aku mengerjapkan kedua mataku, kurasa aku tidak sadarkan diri dalam waktu yang cukup lama, kepalaku pun masih terasa pusing. Setelah kesadaran ku sepenuhnya pulih aku baru menyadari jika saat ini tangan dan juga kakiku sudah terikat dengan rantai disebuah ruangan.
Saat mataku sibuk berpendar melihat sekeliling, aku menangkap presensi pria yang bernama Mark membuka pintu ruangan ini bersamaan dengan suara pintu yang kembali terkunci.
Akupun kembali menutup mata untuk berpura-pura pingsan. Samar-samar aku mendengar suara langkah kaki lebih dari satu orang. Tiba-tiba perasaan takut menghampiri diriku. Apa mungkin aku akan mati hari ini ? Aku kembali merutuki kebodohanku karena sempat mempercayai Song Irene begitu saja. Aku semakin merasa takut saat aku berpikir mungkin mereka ingin mencelakai anak yang ada didalam perut ku.
"Apa dia belum sadarkan diri ?" Sayup terdengar suara seorang wanita. Aku yakin itu suara Irene.
"Mungkin kau menaruh terlalu banyak obat bius padanya.."
"Irene kenapa kita tidak melepaskan dirinya saja ? Aku merasa kasihan padanya, apalagi saat ini dia sedang hamil.." alih-alih menjawab, Mark justru mengajukan pertanyaan dan terkesan membela ku.
Irene mendengus "Aku tidak akan semudah itu melepaskan wanita jalang yang telah berani menggoda suamiku.."
"Tapi kau berjanji akan meninggalkan pria itu. Apalagi sekarang kau sedang mengandung anakku.." aku terkejut mendengar hal itu. Jadi wanita ini telah membodohi ku dua kali. Aku kembali merutuki diriku. Harusnya aku tidak lemah seperti ini dan dengan begitu mudahnya di bodohi oleh Irene.
Runguku kembali mendengar suara aneh, mirip seperti dua orang yang saling berciuman dengan begitu antusias. Aku bergidik ngerih membayangkan apa yang dilakukan oleh Irene juga Mark. Berciuman ? Sungguh ? Dihadapanku meski aku tidak sadarkan diri. Kurasa wanita itu benar-benar sudah gila.
"Kau tidak perlu khawatir. Semuanya akan berjalan mulus jika tidak ada wanita itu diantara kita.."
"Apa kau berencana untuk membunuhnya?"
Bayangan Irene yang mengulas senyum miring kembali terngiang dikepala ku. Meski Irene tidak pernah memperlihatkan wajah culasnya di depanku. Tapi aku merasa Irene yang sekarang berada didepanku sangat berbeda dengan sosok Irene yang ku kenal selama ini.
"Aku akan membunuhnya secara perlahan.." bulu halus yang ada di tengkuk ku refleks berdiri saat mendengar suara rendah Irene yang terdengar begitu menakutkan ditelinga.
Setelah itu, aku mendengar suara langkah kaki perlahan menjauh, pintu yang kembali tertutup dan anak kunci yang diputar. Aku kembali sendirian diruangan ini, perlahan aku kembali membuka mata dan tanpa ku sadari jika sejak tadi aku terus menahan napasku dengan keringat yang mengucur deras melewati punggungku.
Demi Tuhan.
Aku harus keluar dari tempat ini. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada anakku. Hanya anak ini yang tersisa dari Kim Taehyung, biar bagaimanapun aku tetap harus bertahan.
***
Aku belum juga berhasil kabur dari tempat ini meski berbagai macam cara telah aku lakukan. Bahkan untuk bergerak mengelilingi ruangan tempatku disekap saat ini pun tidak bisa, karena rantai yang ada ditangan dan kakiku.Bahkan aku tidak bisa lagi menghitung sudah berapa lama aku dikurung. Hanya pergantian siang dan malam yang kurasakan tanpa pernah tahu aku berada sejauh dan selama apa ditempat ini. Hanya jendela besar dengan pemandangan pepohonan yang menemani hari-hari ku dengan rantai di tangan dan kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOENG EUNJI
ContoBerisi cerita pendek terinsipirasi dari beberapa film dan ide author dengan main castnya Jung Eunji.