Bagian 4: Mertua

84.9K 7.6K 38
                                    

Selamat Membaca

Alana kembali ke kamar, ia melihat Theo yang ternyata sudah terbangun. Bahkan sepertinya pria itu baru saja mandi, terlihat dari rambutnya yang basah.

Bunyi pintu kamar terdengar oleh Theo, pria itu yang tadinya sedang menatap layar ponselnya teralihkan pada Alana yang sedang menutup pintu.

"Habis dari mana?" Suara berat Theo menerpa telinga Alana.

Alana memegang dressnya, ia mendekati Theo yang sedang duduk di tepi ranjang dengan wajah tertunduk.

"Maaf." Cicit Alana.

"Aku gak minta maaf kamu, aku tanya kamu dari mana?" ujar Theo sambil menaikkan satu alisnya.

Alana hanya diam, dia tak berani untuk menjawab. Sedangkan Theo, sebenarnya ia sudah tahu kemana perginya istrinya itu.

Setelah bangun tadi dia langsung mencari Alana dengan menanyakan pada pembantu, dan mereka berkata jika Alana ke kamar Revan.

Awalnya Theo khawatir, tetapi setelah ia melihat Alana dan Revan saling berbincang dia menjadi sedikit tenang dan meninggalkan mereka untuk mandi.

"Huftt ... Tadi aku kan bilang jangan keluar sebelum aku suruh kamu keluar. Kenapa ngeyel?" ujar Theo setelah dirinya menghela nafas.

"Bosan." Lirih Alana.

"Tadi kan aku suruh kamu istirahat, jangan kayak kemarin pendarahan lagi. Bisa-bisa kandungan kamu kenapa-napa, aku juga gak mau bayiku kenapa-napa!" ujar Theo dengan nada sedikit tinggi.

Alana semakin menunduk, dia takut dengan Theo. Sebelum ia menempati tubuh Alana, tak ada satu pun yang berani berkata tinggi padanya termasuk Bara adiknya itu.

Melihat Alana yang ketakutan Theo pun menjadi sadar, dia mencoba mengontrol emosinya dan kembali berbicara.

"Sekarang kamu mandi, sebentar lagi orang tuaku pulang. Kita akan menjelaskan semuanya pada mereka," ujar Theo.

Alana yang bingung pun hanya mengangguk, ia berjalan ke kamar mandi dengan pelan.

Namun, memang dasarnya Aubrey adalah orang yang ceroboh dia tak sengaja tersandung keset yang ada di depan pintu kamar mandi.

BRUGH!

Theo sontak saja terkejut, dia langsung menoleh dan melototkan matanya.

"ALANA!"

Theo berlari ke arah Alana, terlihat wanita itu menopang tubuhnya pada sebuah meja di samping pintu kamar mandi.

Tampaknya saat terpeleset wanita itu mencoba untuk bertahan, dan tangannya menggapai meja untuk bertahan.

"Kenapa kau ceroboh sekali hah?! Kalau kau jatuh bagaimana?" Sentak Theo dengan keras.

Alana hanya bisa menangis, ia terkejut dan lagi-lagi menerima bentakan dari Theo. Bahkan ayah kandungnya tak pernah sekali pun membentak dirinya walau ia sering membuat ulah.

"Hiks ... Aku mau pulang!" Seru Alana dengan keras.

Mendengar hal itu, Theo melototkan matanya.

Plot Twist TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang