Bagian 34: Terbongkar

52.5K 5.2K 293
                                    

Alana turun dari mobil, dia memasuki kediaman Calvin yang di sambut hangat oleh Zora.

"Aduh ... Cucu tampan oma sudah datang!" Seru Zora.

Alana tersenyum, Zora tak pernah berubah. Dia selalu hangat pada siapapun, bahkan dulu Zora lah yang membelanya ketika Calvin memarahinya.

"Berikan Al," ujar Zora.

Alana memberikan Al pada Zora, bayi gembul itu sudah terbangun dan kini menatap Zora dengan aneh.

"Hei, mengapa kau menatapku seperti itu?" Canda Zora.

Al menoleh, dia melihat sang bunda yang tengah memperhatikannya. Kedua tangannya pun terangkat ke arah Alana, tetapi Zora langsung mengambilnya.

"Eits, sama oma aja yah. Kita main, kita main." Ujar Zora sambil membawa Al memasuki kediamannya.

Alana tersenyum, dia menghela nafas pelan. Bahunya di tepuk oleh seseorang membuat Alana menolehkan kepalanya.

"Papi sedang menunggu kita di ruangannya, ada hal yang mau papi bahas," ujar Bara.

Alana pergi mengikuti Bara memasuki ruang kerja Calvin. Entah apa yang akan Calvin bicarakan, tetapi jika sudah bersangkutan dengan ruangan Calvin pasti ada sesuatu yang ingin di beritahukan.

Tok! Tok! Tok!

Cklek!

Bara memasuki ruangan Calvin, begitu pula dengan Alana. Setelah sekian lama, Alana kembali memasuki ruangan sang ayah. Dimana Calvin menghabiskan waktunya untuk menganalisa sebuah penyakit.

Bara mengajak Alana duduk di depan meja yang tersedia 2 kursi, sedangkan Calvin masih fokus dengan berkasnya.

"Hari ini tepat 5 tahun kepergian kakakmu, apa yang akan kamu lakukan Bar?" Tanya Calvin.

"Aku akan mengunjungi kuburannya besok," ujar Bara.

Alana yang mendengar itu seketika terkejut, tangannya merasa dingin. Ingin sekali Alana memberitahukan pada mereka bahwasanya dia masih ada.

Namun, siapa yang akan percaya? Saat Alana memanggilnya papi saja Calvin sudah tak terima, bagaimana jika memberitahukan pada mereka?

"Tadi siang papi mengunjunginya, seperti tahun-tahun sebelumnya sebelum papi ke sana ada seseorang yang lebih dulu ke sana. Papi pernah memergokinya, tetapi dia hanya berkata kenalan kakakmu saja," ujar Calvin.

"Maaf menyela om, ada fotonya? Siapa tahu saya mengetahui orang itu," ujar Alana.

Calvin mengerutkan keningnya dan tak lama dia mengangguk, dan membuka laci dan menunjukkan foto orang tersebut.

"Ini dia," ujar Calvin.

Alana membulatkan matanya tak percaya, itu adalah Samuel. Mengapa bisa Samuel berada di makamnya? Untuk apa pria itu berada di sana.

"Itu ... Itu samuel, sepupu Theo!" Seru Alana.

Bara terkejut, begitu pula dengan Calvin.

Brak!

"Kenapa keluarga kita selalu berhubungan dengan keluarga itu?!" Sentak Bara.

"Dan kini kau yang berhubungan dengan keluarga mereka!" Seru pada tepat di depan wajah Alana.

Calvin menyuruh Bara untuk tenang, tatapannya pun beralih ke arah Alana yang masih terkejut.

"Wajar jika Bara marah, kakaknya tewas karena di dorong oleh teman sekolahnya. Dia meninggal akibat tenggelam, sehingga saat di bawa ke rumah sakit nyawanya tak tertolong," ujar Calvin.

Plot Twist TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang