Bagian 29: Samuel pelakunya?

46.3K 5.4K 267
                                    

"Huft ...."

"Tenangkan dirimu, jangan sampai saat di dalam kau tak dapat lagi mengontrol perasaanmu,"

Alana mengangguk paham saat Victor memperingatinya sebelum memasuki kamar rawat Verry.

Alana meminta Victor untuk mempertemukannya dengan sang kakak, dia harus membuat sang kakak sembuh. Dia belum siap untuk membongkar siapa dirinya pada Theo, bahkan dia berkeinginan untum menjauh dari pria itu.

Cklek!

Kreett!

Jantung Alana berdegup kencang, kakinya tak lagi sanggup melangkah. Air matanya menetes begitu saja, bahkan isak tangisan tak mampu ia keluarkan.

Dirinya menyaksikan sendiri betapa tersiksanya kakak dari pemilik tubuh, betapa sengsaranya pria itu.

Verry, terlihat pria itu tengah menatap kosong ke arah jendela. Mulutnya sedari tadi terus menggumamkan nama Alana, tatapannya terlihat sangat merindukan sang adik.

"Masuklah, temui dia." Titah Victor.

Alana menguatkan dirinya, perlahan kakinya melangkah mendekati Verry yang tengah duduk di tepi brankar.

"Bang." Panggil Alana dengan suara bergetar.

Verry, dia hanya diam dan belum menoleh. Tak lama, Verry menoleh dan akhirnya tatapan mereka bertemu.

Tangis Alana pecah, dia tak tahan melihat wajah tirus itu.

"Apakah aku halusinasi lagi? Kenapa hanya bayangan saja, aku ingin melihat adikku," ujar Verry dengan lirih.

"Verry, ini Alana. Dia masih hidup, berita itu bohong," ujar Victor yang berdiri tepat di samping Alana.

Verry mengangkat wajannya, dia melihat Victor dengan senyuman hampa.

"Alana? Dia sendiri yang memperlihatkan foto Alana yang sudah tiada padaku, adikku sudah terbujur kaku." Ujar Verry sambil tersenyum.

"Abang, ini Alana. Al ada bersama abang, Al belum meninggal abang. Ini Alana, adik kesayangan abang," ujar Alana.

Verry menundukkan wajahnya, tangannya meremas erat tepi kasur.

"BERHENTI! BERHENTI BERBOHONG! Kalian ... Kalian ...,"

Verry histeris, dia berteriak dengan lantang. Namun, tiba-tiba saja doa terdiam dan memegangi telinganya.

"Jangan lagi hiks ... Jangan lagi, jangan lagi Victor. Kau tak seharusnya memberiku harapan tentang adikku," ujar Verry dengan lemah.

Alana sungguh tak tahan, dia menangkup wajah sang abang dengan cepat.

"DENGARKAN AKU! DENGARKAN ADIKMU INI, AKU ADIKMU BUKAN? LIHAT? KAU DAPAT MELIHATKU DAN AKU DAPAT MENYENTUHMU! INI NYATA!" Sentak Alana.

Suasana mendadak hening, Victor hanya menatap mereka berdua. Sementara Verry, tatapannya berubah menjadi terkejut.

"Al, adik abang? Princess abang?" Lirih Verry.

Alana menganggukkan kepalanya, air matanya jatuh seiring dirinya bergerak memeluk Verry.

Alana menangis, begitu juga dengan Verry. Bahkan kini Verry membalas pelukan adiknya, mereka berdua menangis dan di saksikan oleh Victor.

"Adik abang, peri abang." Lirih Verry.

Alana melepas pelukannya, doa menatap Verry. Tangannya terangkat menghapus air mata pria itu, tetapi di luar dugaan Verry mengambil tangannya dan menciuminya.

"Kau masih hidup, kau masih bersama abang," ujar Verry.

"Abang,"

Verry menatap wajah Alana, dia mengelus wajah adiknya itu. Kesadarannya pulih, dia sadar jika di depannya kini bukan halusinasinya melainkan adiknya. Adik kandungnya.

Plot Twist TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang