Bagian 18: Victor

63.5K 6.5K 236
                                    

DOUBLE SESUAI JANJI AUTHOR DI PROFIL PERCAKAPAN, MAKA DARI ITU YANG BELUM FOLLOW SEGERA FOLLOW AKUN AUTHOR AGAR TAHU UPDATE AUTHOR🤩🤩🤩.

"THEO! THEO! BANGUN KAMU!" Sentak Kinara membangunkan putranya yang tertidur lelap.

"Eunghh, apa sih mah. Aku baru tidur," ujar Theo dan malah menarik selimut hingga wajahnya.

Kinara yang tak terima, segera menarik selimut Theo. Dia memukul bahu putranya agar segera terbangun.

"Bangun kamu! Anak kamu nangis kelaparan, dan kamu enak-enak tidur huh? Sudah mamah bilang berapa kali? Kamu udah punya anak, jangan sering tongkrong gak jelas!" Marah Naura.

"Iya ... Iya, ini Theo bangun," ujar Theo dan mulai bangkit dari tidurnya.

Theo berjalan ke pintu penghubung antara kamarnya dan kamar putranya, dia mendesain seperti itu agar sewaktu putranya menangis dia bisa langsung menuju kamar.

"Oeeek ... Oeeekk,"

"Iya sayang, ini daddy." ujar Theo sambil mendekati box putranya.

Theo mengangkat putranya ke gendongannya, dia mengambil botol susu yang berada di box putranya.

"Oma udah buatin Al susu, kok gak diminum sayang? Al lapar?" Ujar Theo pada putranya yang melengos kala dirinya menyodorkan dot susu.

Altheo Gibran Reymond, nama bayi yang berada di gendongan Theo. Bukan tanpa alasan Theo menamai bayinya seperti itu, dia menjadikan satu namanya dan Alana. Alasannya, dia ingin Alana ikut andil pada kehidupan putranya walau yang dia tahu jika Alana sudah tiada.

"Gimana The? Mau minum susu dia?" Tanya Kinara yang baru saja masuk.

Theo menggelengkan kepalanya, dia menaruh susu itu kembali dan membenarkan gendongan sang putra.

Kinara mendekati Theo, dia mengecek suhu badan Al.

"Agak anget ini, coba mamah buatin bubur yah siapa tahu dia makan," ujar Kinara dan beranjak keluar kamar.

Theo masih berusaha menenangkan putranya, dia sedikit heran karena tak biasanya putranya itu menangis tengah malam seperti ini dengan durasi waktu yang lama.

Semenjak putranya lahir, Theo hanya memberinya susu formula karena tidak adanya Alana yang memberikan asi untuk putranya itu.

"Al kenapa sayang? Al mau apa? Daddy khawatir sama Al," ujar Theo dan semakin mendekap putranya.

Tak lama, Kinara kembali dengan semangkok bubur di tangannya. Dia mendekati Theo yang kini sudah duduk di sofa yang ada di ruangan Al.

"Sini, oma suapin dulu," ujar Kinara dan menyuapkan cucunya.

Lagi-lagi Al melengoskan wajahnya. Entah mengapa malam ini bayi itu terlihat sangat aneh, bahkan Kinara juga merasa jika Al menangis bukan karena lapar.

"Kayaknya bukan karena lapar, coba kamu cek popoknya The." Titah Kinara.

Theo mengecek popok putranya, dan popok putranya pun masih bersih. Theo menjadi bingung, sehingga dia menidurkan putranya di gendongannya dan mengelus dada sang putra.

"Al perasaannya gak enak? Iya?" Celetuk Theo.

Seketika tangisan Al mereda, dia menatap sang ayah dengan air mata yang mengalir di pipi gembulnya.

"Mimpi buruk yah?" ujar Kinara.

Theo mengangguk, dia berdiri dan mengayunkan anaknya agar kembali tertidur.

Kinara tersenyum ketika melihat sang cucu yang akan kembali tidur, ia oun keluar dari kamar untuk mengembalikan bubur yang ia bawa tadi ke dapur.

Namun, saat dirinya baru keluar ternyata Revan cucu sulungnya berada di sana dengan wajah kantuknya.

Plot Twist TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang