Bagian 41: Pertemuan Alana dan Cantika

41.8K 4.4K 159
                                    

"Levan nda mau di cini." Bisik Revan di telinga Alana.

"Sebentar yah, kita pasti akan bisa keluar dari sini," ujar Alana.

Dengan masih menggendong Revan, Alana memikirkan bagaiman caranya dia membawa Revan dari rumah Angga.

Netranya beralih menatap Linda yang masih asik bermain dengan Al di sofa dekat mereka duduk.

"Putramu lucu sekali, tante selalu ingin bermain bersamanya," ujar Linda.

Alana menanggapinya dengan senyum tipis, banyak orang yang berkata seperti itu sehingga Alana tak tahu ingin berkata apa.

"Oh iya, dimana suamimu?" Tanya Linda, di balik pertanyaannya dirinya juga ingin tahu kabar putra dari musuhnya itu.

"Eum ... Engga tahu." Cicit Alana.

Jujur Alana tak tahu, yang dirinya tahu Theo tengah menyelesaikan permasalahan ini. Dirinya hanya berharap masalah selesai dan Theo dapat membersihkan nama sang abang yang saat ini masih berjuang untuk sembuh.

"Memangnya dia tak memberitahumu?" Heran Linda.

"Kami berencana untuk berpisah," ujar Alana dengan nada pelan.

Linda terkejut, dia sedikit mengangkat bokongnya dan duduk di dekat Alana.

"Kenapa? Apakah dia menyakitimu secara fisik? Apa perlu tante bantu untuk laporkan perlakuannya pada pihak berwajib?" Tanya Linda seolah ia khawatir dengan Alana.

"Tidak, dia tidak menyakitiku secara fisik. Namun, pernikahan kami sudah tidak dapat bertahan. Dari awal, kami sidah membangun rumah tangga dengan dendam dan pembalasan. Berawal dari sebuah kesalahan yang salah sasaran," ujar Alana di sertai dengan senyum tipis.

Linda merasa kasihan dengan Alana, dia mengakui jika putranya sangat kejam membuat keluarga kecil itu hancur. Membuat Al menjadi anak broken home sejak bayi dan membuat semuanya rumit.

"Maafkan Awan yah, tante tahu dia salah bahkan sangat salah cara dia menyelesaikan masalah. Dia mengkambing hitamkan abang kamu, padahal abangmu tidak salah apapun," ujar Linda penuh Penyesalan.

"Sekarang tak ada gunanya saling menyalahkan tan, aku kehilangan masa muda ku. Abangku menjadi gila, dan kini rumah tanggaku hancur. Tapi, karena itu Al hadir. Jika waktu di putar kembali, dan aku di beri pilihan. Aku akan tetap menikahi Theo, akan aku lakukan. Karena Theo, Al hadir disini. Bersamaku, dia kehidupan ku tan," ujar Alana dengan ketulusan yang terpancar.

Linda merasa terharu dengan ucapan Alana, jika saja Alana belum menikah bisa saja dia menjodohkan Alana dengan putranya Awan.

"BUNDAAA!!!"

Linda dan Alana terkejut, bahkan Al langsung kaget dan menangis katena teriakan cempreng itu.

"CANTIKA!" Geram Linda.

Pembuat masalah itu hanya menyengir sambil menggaruk pelipisnya.

Linda memberikan Al pada Alana ketika Revan menyingkir memberikan ruang agar Alana dapat menenangkan Al.

"Eh ada tamu, hehe maaf," ujar Cantika dan mendekati Linda.

Cantika memeluk Linda dan mengecup pipi sang bunda.

"Alana, kenalkan ini adik Awan putri bungsu tante," ujar Linda.

Cantika tersenyum, begitu pula dengan Alana. Mereka bersalaman dan berkenalan nama masing-masing.

"Putramu sangat tampan." Puji Cantika yang merasa kagum dengan ketampanan Al.

"Terima kasih," ujar Alana dan tersenyum.

Plot Twist TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang