Bagian 24: Susu kamu

56.9K 5.1K 525
                                    

Victor tengah memasuki ruangan serba putih, netra pria itu terlihat teduh saat tatapannya terjatuh pada sosok pria yang tengah menatap kosong ke arah jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Victor tengah memasuki ruangan serba putih, netra pria itu terlihat teduh saat tatapannya terjatuh pada sosok pria yang tengah menatap kosong ke arah jendela.

"Verry." Panggil Victor.

Pria yang bernama Verry orlando itu merupakan kakak dari Alana, dia mengalami gangguan jiwa akibat kabar meninggalnya sang adik. Padahal, sebenarnya adiknya masih hidup dan sampai saat ini belum menemuinya juga.

"Verry, aku bawa kabar gembira untukmu. Apa kau tidak mau dengar?" Tanya Victor sambil duduk di tepi ranjang Verry.

"Alana, adikku ... Maaf, maaf." Racau Verry.

Victor tersenyum, dia mengusap bahu sahabatnya itu. Sedari kecil mereka sudah berteman, bahkan bersahabat. Victor sangat tahu sifat dan kelakuan Verry, rasanya mustahil jika Verry melakukan hal buruk pada adik sepupunya.

"Kau ingin bertemu Alana kan? Kau ingin menemuinya bukan?" Pertanyaan Victor berhasil menarik perhatian Verry, dia menolehkan kepalanya dan menatap Victor dengan serius.

"Verry, sudah lama kau berada disini. APa kau tak berniat untuk sembuh? Kau telah bebas, Theo telah mencabut tuntutannya. Dan sekarang, kau haris sembuh agar bertemu Alana." Sambung Victor ketika mendapat respon baik dari Verry.

"Apa kau bermaksud agar aku bunuh diri agar bisa menemui adikku?" Tanya Verry dengan nada dingin.

Victor tentu saja terkejut bukan main, Verry masih menganggap jika Alana sudah tiada. Padahal Alana masih ada dan bahkan sangat sehat.

"Iya, aku harus tiada. Bukankah dia yang ingin aku tiada? Agar kesalahannya aku yang mengakuinya?" Lirih Verry dengan pandangan kosong.

"Apa maksudmu?" Kaget Victor, karena baru kali ini Verry berbicara seakan ia ingin mengatakan kebenaran.

Verry menatap kosong ke arah netra Victor, dengan senyuman tipis dia kembali berkata. "Dia, itu kesalahan mereka. Kenapa harus aku yang kena? Kenapa harus aku dan adikku? Kami tak ada sangkut pautnya dengan mereka,"

"Mereka? Mereka siapa yang kau maksud?" Desak Victor.

Bukannya menjawab, Verry malah tertawa dan tiba-tiba saja dia kembali murung dan menangis.

"Setiap ada kesempatan, doa menemuiku. Dia mengancam akan membuat adikku sama persis seperti ehm ... Aku lupa namanya hahaha,"

Victor menatap miris sahabatnya itu, jika saja dia beri tahu Verry dari awal kalau Alana masih hidup. Mungkin Verry tak akan menjadi mengalami gangguan jiwa seperti ini, tetapi semuanya sudah berlalu.

"Verry, kau mau bertemu Alana?" Tanya Victor.

"Kau tahu dimana dia? Dia ... Dia sudah di dalam tanah. Dia mengatakan jika adikku sudah tiada, di-dia ... Dia yang suka bersiul itu mengatakan jika adikku sudah tiada karenaku," ujar Verry.

Victor menatap wajah Verry yang tengah menunjukkan ekspresi takut, dia berusaha mencerna apa yang Verry katakan.

"Suka bersiul? Dia dan mereka? Apa maksudnya?" Batin Victor.

Plot Twist TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang