Rencana Cantika

31.4K 2.9K 54
                                    

Sore hari, Alana mengajak Al dan Revan untuk bermain di taman dekat rumah.

Mereka berjalan dengan senyum riang, apalagi Al yang sedari tadi berceloteh di strollernya.

Sesampainya di taman, Alana menduduki kursi taman. Sementara Revan langsung bermain, sedangkan Al hanya bisa melihat Revan yang sedang main.

"Jangan jauh-jauh ya Van!" Seru Alana.

Revan mengangguk, dia berlari ke sana sini. Alana hanya cukup melihatnya dari jauh, dia sesekali tersenyum melihat tingkah Revan.

Alana sangat bersyukur, Revan tak lagi pendiam seperti dulu. Anak itu sangat ceria, bahkan sepertinya tak lagi mengungkit masa lalu.

Tatapan Alana mengarah pada putranya, Al terlihat sedang mengamati penjual balon.

"Al mau beli balon yah?" Tanya Alana.

Al menunjuk dengan jari mungilnya, Melihat balon warna warni tentunya anak itu menjadi penasaran.

"Yaudah ayo, kita beli." Ajak Alana.

Sementara itu di rumah, Theo baru saja selesai mandi. Sedari tadi dia mendengar dering di ponselnya. Dia mengambilnya dan melihat siapa yang menelponnya.

"Ngapain tuh orang nelpon nelpon? Pasti mau nyuruh gue buat pacarin adiknya, ogah!" Ketus Theo.

Namun, lagi dan lagi hp itu berdering. Dengan kesal, Theo mengangkatnya.

"Apa sih?! Ganggu tau gak!" Marah Theo.

"Sekarang bukan waktunya buat ngomel, bini lo mana?" Seru Angga di sebrang san.

"Bini? Ngapain lo nanya istri gue? Mulai suka lo sama istri gue? Sorry nih ya, udah jadi milik gue bro!"

Angga pasti nya menahan kekesalan dengan kepedean Theo. Andaikan Theo ada di depannya, sudah ia remas wajah Theo saat ini.

"Ini darurat The! Bukan saatnya bercanda! IStri lu lagi di rumah kan?!" Seru Angga.

"Enggak! Biasa sore-sore gini istri gue ngajak anak-anak main di sana." ujar Theo dengan santai sambil memakai bajunya.

"The, dengerin gue! Susul istri lo sekarang!" Titah Angga.

Theo mengernyitkan alisnya, untuk apa dia menyusul istrinya? Palingan juga bentar lagi pulang. Itulah pikir Theo.

"Theo, saat ini Cantika sedang merencanakan sesuatu. Dia ingin melenyapkan Alana! Jika dia tidak bisa dapatin lo, maka Alana juga tidak bisa! Sekarang ini, dia otw buat lancarin Aksinya!"

Theo membola kan matanya, dia segera menutup sambungan telpon dan berlari keluar rumah.

Theo tak peduli jika rambutnya masih basah, bahkan dirinya hanya mengenakan kaos dan celana pendek saja. Pikirannya saat ini adalah Alana dan anak-anaknya.

Sampai di area taman, Theo mengedarkan pandangannya. Dia melihat Revan yang sedang ribut dengan temannya seusianya.

"Tadi yang duluan ciapa?! Main celobot aja!" Seru Revan.

"Aku juga mau main!" Seru seorang anak perempuan.

"Ya cabal! Janan main celobot, ta lempal juga nanti!"

Theo segera mendekat, dia menarik Revan menjauh dari sana. Awalnya Revan berontak, tapi Theo berusaha untuk menenangkannya.

"Bunda sama adek mana?" Tanya Theo.

"Papa nda tau? Cama, Levan juga nda tau," ujar Revan enteng.

Theo gemas dengan jawaban Revan, ingin dia bawa pulang keponakannya itu dan mengurungnya di kamar mandi.

"Tuh! Tuh bunda!" Seru Revan menunjuk ke seorang Wanita yang tengah menyebarang sambil mendorong stroller.

Theo mengalihkan pandangannya, hatinya merasa lega. Dia pun berjalan menyusul istri dan putranya.

Namun, netranya tiba-tiba saja membulat tatkala melihat sebuah mobil yang melaju kencang ke arah istrinya.

"ALANAAA!!!"

Theo memeluk Alana sambil mendorong jauh stroller, dia tak sempat menarik Alana dari jalan sehingga Theo membalikkan tubuhnya sambil mendorong Alana.

BRUK!!!

Alana membuka matanya, dia terkejut berada di samling jalan. Netranya langsung membulat kala melihat Theo yang berbaring berlumuran darah.

Mobil itu oun langsung pergi, sementara Alana menghampiri Theo dan memangku kepala suaminya.

"The, hiks ... Theo!!!"

Theo terbatuk darah, dia tersenyum sambil melihat ke arah wajah Alana.

"Aubrey ...,"

Alana tambah di buat menangis ketika Theo memanggil nama aslinya.

"A-awas!"

Alan mendengar suara teriakan orang-orang, saat dia berbalik dirinya sudah melihat sorot lampu yang begitu silau.

Alana merasakan genggaman Theo semakin erat, dia pun menunduk.

BRAAAKK!!!

Alana dan Theo kembali tertabrak oleh sebuah truk, semua orang yang melihatnya begitu histeris sebab ternyata truk itu mengalami rem blong.

Alana merasakan sakit di sekujur tubuhnya, tetapi dirinya tak sanggup membuka mata.

Dia bisa mendengar tangisan putranya dan juga Revan, tangannya hanya bisa menggenggam tangan Theo.

"Aku mohon ... Sekali lagi, biarkan aku hidup dan kembali bersama orang yang ku cintai." Batin Alana.

Tak lama pandangannya pun menjadi gelap, dia pun tak sadar.

Angga dan Linda sudah datang ke lokasi, mereka melihat bagaimana mengenaskannya tabrakan itu.

Linda menangis meraung, dia menatap Angga yang masih syok dengan kejadian di hadapannya.

"Adikmu! Ngga! Adikmu, theo kembaranmu!"

****

TIIIITTTT

"DOKTER! PASIEN SADAR!"

3 DOkter masuk ke dalam ruang rawat, terlihat seorang wanita yang terbaring dengan berbagai macam alat di tubuhnya.

Dokter segera memeriksa keadaannya, mata wanita itu terbuka dan menatap gelisah sekitar.

Dia segera duduk, membuka masker oksigennya dan berusaha melepas infusnya.

"Nona Aubrey! Tenanglah! Tenang!"

"Aku harus melihat keadaan suamiku! Dia kecelakaan bersamaku!"

"Nona Aubrey! Tolong tenang!

Kegiatan wanita itu terhenti, dengan nafas yang memburu dia menatap dokter yang ada di sampingnya.

"Aubrey?" tanya wanita itu.

"Yah, nona Aubrey. Apa kau tak mengingat namamu?" Tanya sang dokter.

Wanita itu langsung menatap sekita dengan gelisah, dia tak menemukan cermin yang bisa melihat wajahnya.

"C-cermin, aku butuh cermin," ujarnya.

Seorang suster memberikannya cermin, wanita itu melihat pantulan dirinya.

"Aku ... Kembali?"











Maaf yah authornya ngilang, entah kenapa akun aku keluar pas masuk lagi butuh sandi🤦‍♂️  aku kesel. Coba buat masuk pake akun yang sama, tapi malah kembali ke akun baru.

Akhirnya kemarin ada temen aku yang kasih tau cara agar akun kita balik, dan ini lah aku sudah bisa masuk.

Maka dari itu aku gak bisa baca komenan kalian. Abis ini up satu lagi yah, jadi sabar okay😉




Plot Twist TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang