"Theo, jika bayi itu lahir apa kau akan menceraikan Alana?" Tanya Kinara pada putranya yang tengah menikmati secangkir kopi tepat di taman belakang.
Theo menoleh pada sang ibu, dia tersenyum dengan begitu tulus.
"Takdir tidak ada yang tahu kan mah? Kondisi Alana melahirkan sangat beresiko tinggi, dari awal kita sudah tahu itu. Namun, kita butuh bayi itu sesuai perjanjianku dan Alana dari awal." Terang Theo.
"Bisa saja Alana tak selamat, tak ada yang tahu masa depan. Jika nantinya dia selamat, aku harus menceraikannya sesuai perjanjian kami. Kita dapat bayi itu, dan aku mencabut tuntutan pada kakaknya." Lanjut kembali Theo setelah menyesap kopinya.
Kinara terlihat kaget dengan penuturan putranya, tak di sangka sang putra telah memikirkan hal ini sangat jauh.
"Apa kau mencintainya?" Tanya Kinara dengan raut penasaran.
Theo menghela nafas dengan pelan, dia menatap langit sore yang sangat cerah.
"Entahlah, aku tidak mengerti bagaimana perasaan cinta. AKu hanya mengingat jika adikku telah tiada." Ujar Theo sambil merubah raut wajahnya menjadi dingin.
"Jika mamah bilang kau telah mencintainya, bagaimana?" Pertanyaan Kinara membuat Theo menoleh, kerutan di dahinya pun terlihat jelas.
"Apa maksud mamah?" ucap Theo.
Kinara tersenyum, dia mengelus tangan Theo yang berada di atas meja.
"Kamu tahu persis apa maksud mamah," ujar Kinara penuh dengan teka-teki.
***
Alana baru saja selesai mandi, dia tengah duduk di meja rias sambil menatap pantulan dirinya.
"Alana cantik, body juga bagus. Kenapa yah, kok bisa si Theo kayaknya cuek sama ni cewe. Ganteng sih, tapi kalau muka triplek layak gitu ogah juga gue." Gumam Alana sambil mengambil sisir.
Alana menyisir rambut panjang sedikit ikal itu, ia menyisirnya dengan pelan. Netranya tak sengaja melihat kalender kecil yang ada di meja rias itu.
"2022? ... ? ...?"
Alana masih terbengong, ia tak percaya apa yang dirinya lihat sekarang.
Dia menaruh sisir itu dan mengambil kalender tersebut, dia membalikkan kertas demi kertas dan tetap saja kalender itu menunjukkan tahun 2022.
"Ke-kenapa bisa?" Gugup Alana.
Cklek!
Theo memasuki kamarnya, dia melihat Alana yang tengah menatap kalender dengan raut wajah yang pucat.
Dengan penasaran pun, Theo mendekati istrinya.
"Kenapa raut wajahmu seperti itu?" Tanya Theo yang mengejutkan Alana.
Alana sontak menoleh, dia berdiri sambil menyodorkan tanggalan itu.
"I-ini apa benar-benar tanggalan ehm maksudku apakah saat ini tahun 2022?" Tanya Alana dengan gemetar.
"Iya, memang sekarang sudah masuk tahun 2022. Memangnya ada apa?" ujar Theo dengan bingung.
Alana melemaskan bahunya, dia menaruh tanggalan itu kembali dengan pelan. Setelahnya dia duduk dengan pandangan kosong.
"Enggak mungkin, kematian gue saat 2017. Kelulusan itu terjadi, sudah lima tahun lamanya? Apa maksud ini semua." Batin Alana.
"Alana!" Sentak Theo yang menyadarkan Alana dari lamunannya.
Alana terlonjak kaget, dia menatap Theo yang tengah menatapnya dengan bingung.
"Theo, aku ... Aku ingin makan puding." Ujar Alana sambil merubah ekspresi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Plot Twist Transmigration
FantasyMemasuki raga seorang wanita hamil, itulah kejadian yang di alami oleh aubrey Fathiah. dimana ia harus menghadapi berbagai masalah yang datang di kehidupan Alana yang merupakan raga yang ia tempati saat ini. "Mending kita cerai deh, buatnya aja aku...