Kembalinya Aubrey

36.6K 3.4K 121
                                    

Aubrey, dia mendadak kembali ke tubuhnya. Dirinya menjadi bingung, sedari tadi dirinya seperti orang linglung.

"Suster, panggilkan suami pasien." Titah sang dokter.

Aubrey menoleh ketika mendengar kata suami, dirinya bingung saat ini. Bukankah dia telah kembali menjadi Aubrey? Kenapa ada suami?

Theo, yang di pikirannya saat ini adalah Theo. Suaminya, dimana suaminya?

Cklek!

"Selamat siang dokter Calvin," ujar dokter yang memeriksa Aubrey.

"Selamat siang juga Dok, maaf suami putri saay sedang di luar kota dan akan pulang hari ini," ujar Calvin.

"Pasien histeris dan terus memanggil suaminya," ujar dokter itu.

Terlihat Calvin sedikit terkejut, dia menoleh pada putrinya. Tatapan keduanya bertemu, dengan netra berkaca-kaca Calvin menghampiri putrinya

"Aubrey, sayang ...,"

"Papi ...,"

Calvin memeluk putrinya dengan erat, berkali-kali dia melabuhkan kecupannya pada putrinya.

"Papi sayang banget sama kamu, maafkan papi nak. Maafkan papi,"

Aubrey memeluk ayahnya itu dengan erat, dia pikir saat itu adalah akhir kisahnya. Tapi, dirinya kembali pada tubuhnya semula.

Aubrey terdiam, dia baru ingat sesuatu. Dia menarik diri dari pelukan Calvin dan menatapnya dengan raut wajah tegang.

"Papi ... Sekarang ... Sekarang tahun berapa?" Tanya Aubrey.

"2018, kenapa?"

Netra Aubrey membulat, itu artinya dirinya kembali ke tahun 2018. Dia ingat, saat kelulusan itu masih 2017. Apakah selama setahun itu dirinya hidup di dunia fantasi?

"Kamu koma selama setahun, saat malam kelulusan itu kami terkejut mendengar kabar jika kamu jatuh ke kolam. kepalamu terbentur dengan cukup keras sehingga menimbulkan pendarahan di otak. Papi sudah berusaha, kamu memang bertahan walau koma." Terang Calvin.

"Enggak pi, aku gak koma! Aku pindah ke raga Alana, aku menikah dan punya anak. Anak ... Putraku?! Mana Al? Mana Al?!

Aubrey histeris, dia menoleh kesana dan kemari dengan gerakan gelisah. DIa turin dari brankar tanpa berhasil Calvin jegat, putrinya itu berlari keluar ruang rawat dengan darah yang menetes dari tangan akibat mencabut infus dengan paksa.

"Aubrey! Tunggu nak!" Panik Calvin.

Aubrey tetap berlari, dengan pakaian pasiennya sehingga membuat orang-orang menatap heran kepadanya.

Sampailah Aubrey di taman rumah sakit, dia tiba-tiba saja berhenti saat melihat sebuah taman.

Memorinya kembali mengingatkan dirinya saat kejadian dimana dia dan Theo tertabrak dan meninggalkan kedua putra kecil mereka.

Telinga Aubrey berdenging, dia menutupi telinganya itu. Tubuhnya bergetar hebat, raut wajahnya semakin pucat.

Aubrey terus melangkah mundur, terus menerus hingga tubuhnya menabrak sesuatu.

Indra penciumannya menangkap wangi maskulin, wangi itu membuat Aubrey sedikit tenang.

Aubrey berbalik, netranya bertabrakan dengan siluet tajam mata seseorang. Bola kata yang berwarna hitam legam, hidung mancung dan bibir yang tipis.

"Theo." Lirih Aubrey sebelum kesadarannya terenggut.

Pria itu menahan tubuh Aubrey, dia pun segera menggendong Aubrey.

"Untung saja ada kamu Jeff, cepat bawa istri kamu ke ruang rawatnya." Titah Calvin.

Pria itu bernama Jeffrico Bry Wilson, seorang CEO dan pewaris utama Wilson.

Jeff segera membawa Aubrey kembali ke ruang rawatnya, dengan hati-hati dia membaringkan tubuh Aubrey ke atas brankar.

"Maaf saya terlambat datang," ujar Jeff dengan formal.

"Tidak apa-apa, papi merasa heran. Aubrey sadar, dia terus histeris memanggil nama Theo dan juga putranya. Putra dari mana? Bahkan saat dia menikah denganmu, dia masih koma." Gerutu Calvin.

Jeff menatap wajah damai Aubrey, dia mengangkat tangannya dan menepikan poni Aubrey yang menutupi matanya.

"Mungkin saat koma dia tengah berada di suatu tempat dan menjalani perannya sebagai istri dan seorang ibu." Jelas Jeff.

"Selama koma, dia berada di alam bawah sadarnya. Papi sudah putus asa karena hari ini genap sudah satu tahun Aubrey di nyatakan koma," ujar Calvin.

"Ya sudah, papi ingin mengabari yang lainnya. Jaga istri kamu." Ujar Calvin sambil menepuk bahu Jeff.

Setelah Calvin keluar, Jeff duduk di tepian brankar. Dia mengamati wajah Aubrey, menurutnya Aubrey sangat cantik ketika tertidur. Bahkan, Jeff mengira jika Aubrey adakah putri tidur seperti yang di dongeng.

Sayangnya, Aubrey bangun dan malah menyebut nama pria lain. Entah mengapa Jeff menjadi kesal.

Selang beberapa menit, sepertinya Aubrey terbangun dari pingsannya. jeff yang sedang duduk di sofa mengerjakan proposal di laptopnya tak tahu jika Aubrey sudah sadar.

Aubrey mendudukkan dirinya, tangannya sudah kembali terinfus. Netranya menangkap sosok pria yang tadi memeluknya dari belakang.

"Theo! Hiks ... Theo!" Isak Aubrey dan berusaha turin dari brankar.

Jeff yang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya pun segera menghentikan kegiatannya dan menaruh laptopnya nya tersebut ke sofa.

Dia segera mendekati Aubrey yang akan turun dari brankar.

"Hei tenanglah!" Seru Jeff.

Aubrey mengamati wajah Jeff, tiba-tiba saja dia memeluk Jeff dengan erat. Jeff hanya diam, dia masih merasa terkejut dengan perlakuan Aubrey.

"Theo hiks ... Kamu selamat! Aku senang, kita kembali bertemu!" Isak Aubrey.

Aubrey menarik dirinya, dia menatap wajah Jeff yang masih terlihat kebingungan.

"Dimana putra kita?" Tanya Aubrey.

Jeff semakin bingung, Aubrey semakin berbicara melantur.

"Apa yang kamu katakan? Saya tidak mengerti," ujar Jeff.

Aubrey tertegun mendengar nada dingin dan juga bahasa formal yang keluar dari bibir pria yang Aubrey sangka adalah Theo.

"Aubrey, saya dan kamu menikah saat kamu koma. Bagaimana bisa kita memiliki putra dan kamu baru sadar hari ini? Saya memang memiliki dua orang putra, tapi dengan mantan istri saya." Terang Jeff yang mana membuat Aubrey semakin bingung.

Aubrey menjauh dari Jeff, dia kembali duduk di brankar sambil memegang kepalanya. Dia pusing dengan situasi saat ini, jika pria yang mirip Theo itu bukanlah suaminya. Lantas ... Siapa suaminya?

Aubrey mengangkat wajahnya, dia mengamati wajah Jeff. Sangat mirip dengan Theo, bahkan seperti pinang di belah dua. Tidak ada celah perbedaan antara keduanya.

"Apa ini? Sebenarnya aku berada di dalam halusinasi lagi? Kehidupan mana yang benar? Aku mejadi Alana, ataukah aku yang menjadi Aubrey?"

Plot Twist TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang