"Nyonya, tuan kecil sudah tidur dan saya pamit pulang dulu." Ucap Alana sambil menunduk di depan Kinara yang sedang duduk bersantai di ruang tengah.
"Baiklah, terima kasih untuk hari ini. Besok, jangan terlambat." Titah Kinara.
Alana mengangguk pelan, rasanya sangat canggung sekali dengan perannya kali ini. Namun, Alana harus tetap professional dalam kerjaannya.
Alana beranjak dari ruang tengah, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat pintu kamar yang terbuka.
Itu kamarnya dulu, kamarnya dengan Theo saat dirinya masih mengandung Al. Dengan pelan, Alana melangkahkan kakinya. Kamar itu sudah kosong, bahkan tak ada lagi barang-barang di sana.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Alana terperanjat kaget, dia membalikkan badannya dan membulatkan matanya.
"Siapa kamu?" Tanya pria di depannya yang tak lain adalah Samuel.
"Eoh ... Itu aku ...,"
Perkataan Alana terhenti ketika Samuel mendekatkan wajahnya, pria itu tengah meneliti wajah Alana dengan serius.
"Wajahmu gak asing, apa kita pernah bertemu?" Tanya Samuel sambil menjauhkan wajahnya.
"E-enggak tuan, saya dari desa dan kebetulan kerja disini," ujar Alana.
Alana merutuki diri sendiri, kenapa dia malah memasuki kamar ini dan tidak langsung pulang.
"Oh, tinggal dimana?" Tanya Samuel.
"Maaf, apakah penting?" Tanya balik Alana.
Samuel tersenyum, dia tak percaya jika wanita di depannya dari desa. Karena biasanya wanita desa tak secuek Alana saat orang bertanya.
"Kau dari kota, bukan dari desa. Orang desa ramah-ramah, berbanding terbalik dengan orang kota yang lebih memprioritaskan data dirinya," ujar Samuel.
Alana tertegun, dia tak mengira jika Samuel pandai membaca situasi.
"Maaf tuan, sepertinya itu tidak penting. Saya harus pulang sekarang," ujar Alana dan beranjak dari sana.
Samuel menatap kepergian Alana dengan senyum tipis, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sampai, Theo menepuk bahunya.
"Ada apa?" Tanya Theo dengan tampang datarnya.
"Baby sitter Al sangat lucu, hanya saja wajahnya terlihat sangat tidak asing," ujar Samuel.
"Yah, wajahnya dia pasaran." Cuek Theo dan pergi dari hadapan Samuel.
Sedangkan Alana, dia tengah menunggu angkot. Namun, mungkin karema hampir gelap sehingga angkot jarang ada yang lewat.
Tiba-tiba saja ada motor terhenti di depannya, dapat Alana tebak siapa yang menaiki motor itu.
"Bara?" Gumam Alana.
"Naik, lo mau sampe malem disini? Nanti lo kenapa-napa gue lagi di omelin bokap." Ketus Bara.
Alana memukul helm milik Bara, setelahnya dia naik walau mendapat dengusan dari pria itu.
"Rumah suami lo gede juga, kenapa lo gak porotin aja hartanya. Terus kabur gitu," ujar Bara dengan enteng.
"Huh? Kau ingin aku menjadi cewek matre begitu? Ohh tidak bisa, jangankan merebut hartanya ... Aku tidak suka merebut segala sesuatu yang berhubungan dengan mereka." Ketus Alana.
"Putramu? Bagaimana pun juga benihnya kan dari keturunan mereka?" Sindir Bara.
"Cuma nyumbang doang," ujar Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Plot Twist Transmigration
FantasyMemasuki raga seorang wanita hamil, itulah kejadian yang di alami oleh aubrey Fathiah. dimana ia harus menghadapi berbagai masalah yang datang di kehidupan Alana yang merupakan raga yang ia tempati saat ini. "Mending kita cerai deh, buatnya aja aku...