Bagian 30: Terkuak

53.3K 5.8K 358
                                    

"Gue kerjain lo disini buat ngerawat anak gue, bukan main libur seenak nya aja!"

Alana menghela nafas panjang, sedari tadi Theo tak berhenti menceramahinya. Kepalanya sangat pusing dengan masalah, dan kini Theo memberatkan masalahnya.

"Iya tuan, lagian kan saya langsung datang ini," ujar Alana.

"Kamu dateng juga telat! Untungnya anak saya gak sesak nafas, coba kalau doa sesak nafas. Saya pecat kamu!" Sinis Theo.

"Silahkan tuan pecat saya, jangan karena saya pengasuh anda omelin saya seenaknya. Kalau tuan gak bisa ngurus anak, kenapa harus buat dulu? Emang yah, cowo cuman mau enaknya aja!" Ketus Alana.

Theo menatap Alana tak percaya, adakah seorang pengasuh yang mengatakan hal tersebut pada majikannya?

"Kau?!!"

"APA?! MAU MARAH?" Sewot Alana.

Theo menjatuhkan rahangnya, tak ada yang berani mengatakan hal seperti itu padanya.

Alana sungguh kesal, jika saja dia sudah bisa membawa Al bersamanya dengan senang hati dia menendang Theo saat ini juga.

"Sudahlah, saya mau melihat tuan Al dulu. Pasti sekarang dia sudah bangun." Pamit Alana dan berjalan menaiki tangga.

Theo hanya memandang kepergian Alana, wajah terkejut masih tercetak jelas di wajahnya. Andaikan jika itu temannya, pasti Theo langsung melayangkan bogeman mentah padanya.

"Bisa-bisanya gue di bentak sama bawahan," ujar Theo tak percaya.

Sedangkan Alana, saat ini doa tengah tidur miring dengan Al yang menghisap nutrisinya.

"Uluhhh laper yah anak bunda hm? Anak bunda laper, maaf yah bunda telat. Tadi jengukin om kamu dulu," ujar Alana pada putranya.

Al menatap Alana dengan polos, dia tak mengerti apa yang Alana katakan. Hanya saja dirinya lebih mementingkan isi perutnya yang mulai kosong.

"Non ini susu A-den?"

Alana tersentak kaget, begitu pula dengan Bi Lili yang melotot ketika melihat Alana yang menyusui Al.

"KAU? KENAPA KAU MENYUSUINYA? TUAN! TUAN!"

Alana sontak melototkan matanya, dia menarik paksa dirinya serta membenarkan pakaiannya dan mendekati Bi Lili yang akan keluar kamar.

Alana lupa mengunci pintu, sehingga dengan mudah Bi Lili masuk ke kamar Al.

"TUAN!"

"SYUUTTT BI! INI ALANA BI! ALANA!"

Seketika Bi Lili diam, dia menatap Alana yang kini melepas wignya dan juga kacamatanya.

"Neng? Cah ayu?" Tanya Bi Lili memastikan.

Alana mengangguk, dia menarik Bi lili masuk dan menutup pintu tak lupa juga menguncinya.

"Non Alana kan udah gak ada," ujar Bi Lili tak percaya.

"Alana masih hidup bi, ceritanya panjang." Terang Alana.

Bi Lili menepuk pipinya dengan keras, dia memekik sakit. Itu artinya dia sedang tidak berhalu saat ini jika wanita di depannya adalah istri majikannya.

"Beneran? Cah ayu ini," ujar Bi Lili.

Alana tersenyum, dia mengangguk dengan pelan.

"Astaga cah ayu, bibi kangen loh." Ujar Bi Lili sambil memeluk Alana.

Alana membalas pelukan Bi Lili, walau pertemuan dengan Bi Lili singkat. Namun, mereka memiliki pertemuan yang baik.

"NDA! HIKS ... NDAA NDAAA,"

Plot Twist TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang