Part 11

2.5K 73 2
                                    

Pergantian hari terasa sangat cepat, mentari telah memancarkan sinarnya dengan sangat indah. Zefa segera bangun dari tempat tidurnya saat mendengar suara alarm di kamarnya berbunyi. Ia mengerjapkan matanya sembari mengumpulkan nyawa. Disana Rendra sudah menunggu dengan setia. Zefa hanya berdecih pelan.

"Pagi yang buruk." Ucapnya saat melihat wajah Rendra.

Rendra mencebikkan bibirnya dengan kesal, ia berjalan manja menghampiri Zefa.

"Aku udah nunggu kamu daritadi, mau bangunin nanti kena marah. Tetep nunggu ya gini lumutan karena kelamaan, Fa nanti biasain bangun subuh dong sekalian sholat subuh." Ujar Rendra.

"Gak suka? pergi aja dari hidup gue!" Ketus Zefa.

"Ya gabisa lah Fa. Orang aku gak bisa hidup tanpa kamu." Jawab Rendra.

"Cupu! Belajar jadi pohon jangan jadi benalu makanya!"

"Kita kan saling melengkapi, kamu pemberani aku penakut, jadinya kan balance. Itukan salah satu dasar kecocokan diantara kita." Balas Rendra dengan menampilkan deretan giginya yang putih.

"Omong kosong!"

Zefa memilih untuk pergi ke kamar mandi, daripada harus kembali berdebat dengan pria yang sangat menyebalkan. Hanya buang-buang tenaga dan waktu.

"Jam segini baru bangun! Sekarang baru mandi, mau sampai kesekolah jam berapa Fa... Mana aku ada ulangan lagi hari ini." Gerutu Rendra. Ia mengambil buka biologi di tasnya, kemudian mulai menghafal materi apa saja yang harus ia hafalkan.

Sekitar setengah jam Zefa berada di kamar mandi. Rendra mulai merasa jenuh dan bosan.

"Fa ayo! Udah belum? Udah siang nih." Teriak Rendra.

"Lo tunggu di depan aja! Gue dah beres mandi sekarang mau pake baju." Teriak Zefa yang berada di balik pintu kamar mandi.

"Iyah aku tunggu di depan yah? Tapi kamu jangan lama-lama. 15 menit lagi gerbang ditutup..."

"Iyah-iyah bawel! Cepetan." Rendra keluar dari kamar Zefa dan menunggu di ruang tamu.

Zefa membuka pintu kamar mandi, ia mengintip sebentar. Rendra sudah keluar, dan Zefa segera memakai baju seragamnya. Ia membuka lemari, disana terlihat baju yang berjejer rapi.  Satu pikiran buruk terbersit di otaknya, Zefa memilih seragam yang setidaknya akan membuat heboh satu sekolah. Ia memakai makeup tipis dengan rambut yang di kuncir kuda. Zefa menatap dirinya di depan cermin dan tersenyum bangga.

"Perfect!" Lirihnya.

Zefa segera keluar dari kamar dan menghampiri Rendra.

"Ayo!"

Rendra menoleh pada Zefa, ia terpaku dengan tubuh menegang. Penampilan Zefa sangat berbeda, bukan penampilan biasa! melainkan penampilan yang dapat membuat semua mata terpana.

"Fa? Yakin pakai seragam itu?" Tanya Rendra.

"Menurut lo?!" Ucap Zefa tanpa jawaban.

"Roknya kependekan loh Fa, seragam yang biasanya kamu pake aja roknya udah pendek. Sekarang di tambah lebih pendek lagi, apa kata guru nanti? Bajunya aja ngetat gini ngebentuk tubuh kamu. Ganti lah Fa, jangan cari masalah baru." Ujar Rendra.

"Gak usah dipikirin. Ini hak sama urusan gue!" Ucap Zefa berjalan lebih dulu ke mobilnya.

Rendra menggelengkan kepalanya, susah sekali untuk menasehati sahabatnya. Rendra tidak ingin Zefa terkena masalah. Apalagi masalah tawuran saja belum Zefa hadapi, dan sekarang memulai masalah baru lagi? Bagaimana Zefa bisa menghadapi itu semua sendiri? Rendra tidak bisa membantu banyak bahkan ia cenderung takut menghadapi orang lain.

Cloud Class (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang