Part 20

1.9K 67 9
                                    

Zefa telah selesai mengganti seragamnya. Ukuran seragam sesuai dengan apa ya Zefa inginkan. Meskipun seragamnya masih terlihat sopan tapi setidaknya seragam yang ia pakai sekarang tidak seperti saat itu. Ken memberikan seragam dengan rok lebih sedikit dibawah lutut dan seragam atasnya dengan lengan pendek. Tidak sexy namun Zefa cukup menyukai itu.

Zefa keluar dari kamar diruangan itu, ia melihat disana Ken tengah membuka paperbag nya dan melihat semua kostum yang akan ia pakai. Zefa berjalan menghampiri Ken, dan duduk di sofa di samping pria itu.

"Ini semuanya pakaian kamu?" Tanya Ken.

"Hmmm." Singkat Zefa.

"Untuk apa?" Tanya Ken menoleh pada wajah Zefa.

"Ya untuk di pake." Jawab Zefa seadanya.

Ken menghela nafas panjang, kemudian memasukkan kembali semua kostum itu ke dalam paperbag.

"Saya tau! Tapi untuk apa pakaian terbuka ini kamu pakai?"

"Buat acara besok."

Ken terkejut mendengar penuturan dari bibir Zefa.

"Acara sekolah? Kamu mau berpakaian sexy?" Tanya Ken tak percaya.

"Ya."

"Zefa ini tidak bisa! Pakaian ini akan mengundang banyak reaksi buruk. Kamu masih pelajar, seharusnya pakaiannya di sesuaikan apalagi ini acara sekolah." Jelas Ken.

"Bodoamat mau acara sekolah kek mau acara apa baju ini udah sesuai sama selera gue and kemauan gue!" Tegas Zefa.

"Kamu tidak mau mengambil pelajaran dari hari ini? Bagaimana seorang pria telah melecehkan kamu. Dengan kamu memakai pakaian seperti ini, itu sama saja kamu memberikan wadah untuk para pria melakukan hal buruk."

"Sekarang baik-baik aja. Gaada hal yang perlu ditakutin, gue aman dan gue masih perawan. Lo gak perlu cemas dan yang perlu Lo tau, salah satu kostum disini itu akan membawa gue pada kemenangan lomba besok." Ujar Zefa.

"Kamu aman karena ada saya. Kalau tidak ada saya mungkin semuanya bisa saja terjadi. Hari ini bisa saja kamu akan kehilangan mahkota kamu. Kamu menang bukan karena sebuah kostum tapi karena skill kamu." Ucap Ken tak habis pikir.

Ia cukup kesal dengan semua jawaban yang keluar dari bibir Zefa. Wanita ini terus saja bersikeras dengan pendiriannya. Zefa tak memikirkan resiko apa yang akan ia dapatkan. Ken hanya memijit pelipisnya lelah.

"Lo kayaknya peduli banget sama gue! Kenapa sih?" Tanya Zefa penasaran.

"Kamu seorang wanita sekaligus murid di sekolah saya. Bukankah sudah seharusnya saya seperti itu." Jawaban Ken begitu tenang. Zefa mengangguk paham. Ucapan Ken sangat meyakinkan dirinya.

"Ohhh gitu,,, Btw pak Leo lo tindak tegas kan? Dia langsung di penjara sekaligus dikeluarin dari sekolah?"

"Belum, saya tidak tau apa saya akan melakukan itu."

Zefa menajamkan matanya,

"Kok gitu? Jelas-jelas dia udah lakuin kesalahan. Harusnya dia dihukum Ken. Kalo gak di penjara di keluarin dari sekolah kek! Lo gak adil banget. Alwi yang gak salah di penjara, masa pria itu yang jelas-jelas salah gak di penjara sih!" Jelas Zefa. Entah bagaimana pikiran Ken sebenarnya.

"Pak Leo salah satu orang yang ikut andil dalam kemajuan sekolah ini. Ia punya peran penting dalam setiap kegiatan sekolah. Bukan setahun dua tahun ia bekerja disini tapi kurang lebih sudah 18 tahun. Dulu ia adalah tangan kanan dari ayah saya. Tidak mungkin dengan mudah saya mengeluarkan dan memenjarakan- nya. Bukankah itu terlalu jahat?"

Cloud Class (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang