Part 28

1K 67 13
                                    

"pakaikan dia pakaian yang telah saya siapkan!" Perintah Ken pada asisten di rumahnya.

"Baik tuan." Ucapnya.

Ken berjalan pada kursi kebesaran yang berada disana. Ia tidak meninggalkan gadis itu, meskipun gadis itu akan digantikan pakaian. Ken melipat tangannya di depan dada. Ia melihat bagaimana tubuh atas Zefa terekspos dengan jelas oleh matanya.
Tiba-tiba sinyal yang ada padanya cepat sekali untuk bangun. Ken berusaha mengalihkan tatapannya ke arah lain. Ia harus tetap bersabar, sebentar lagi.

Pakaian telah terpasang dengan sempurna ditubuh Zefa. Asisten itu nampak berjalan menghampiri Ken.

"Sudah selesai, tuan!" Lirih asisten itu.

"Pergilah!" Perintahnya. Asisten rumah tangga itu mengangguk lalu pergi meninggalkan Ken dan Zefa di dalam kamar itu.

Ken tetap di tempatnya, ia menyeruput segelas wine ditangannya. Ken mengetuk-ngetukan jarinya pada lengan kursi. Seolah-olah ia tengah menghitung waktu dan menunggu akan apa yang terjadi.

Tubuh Zefa bergerak, ia mengerjap-ngerjapkan matanya dengan pelan. Bagian belakang kepalanya terasa sangat sakit. Zefa hanya bisa meringis dan beringsut untuk menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. Ia membuka matanya, cahaya lampu yang pertama kali ia lihat. Semuanya terlihat samar, Zefa kembali memejamkan matanya untuk memperbaiki penglihatannya dan membuka mata kembali.

Zefa melihat langit-langit kamar dengan terkejut. Ia meraba tubuhnya dan melihatnya. Zefa ingat bahwa sebelumnya pak Leo akan melecehkannya. Sekarang pakaiannya sudah berganti. Apakah pak Leo berhasil melakukan aksi bejadnya?

"Gak, gak mungkin!" Monolog Zefa menepis pikirannya.

Tiba-tiba bayangan hitam terekam di penglihatannya. Ia mengangkat wajahnya secara perlahan, Zefa membulatkan matanya dengan sempurna saat melihat Ken berdiri tegap di depannya. Ia menggelengkan kepalanya, mungkin saja itu hanya ilusi. Tidak mungkin itu Ken. Jelas-jelas tadi pak Leo yang ada bersama dengannya.

"Tidak usah takut! Kamu bersama dengan saya." Ucap Ken.

"Kok bisa? Kenapa gue ada disini? Ini dimana? Gaun gue kemana? Ta-tadi gu-gue..."

Ken mendekat dan duduk di tepi ranjang.

"Syuttt syutt tenanglah kamu aman saya ada bersama dengan kamu." Lirih Ken berusaha menenangkan Zefa.

"Jangan buat gue bingung tolong jelasin!!" Ucap Zefa yang mulai frustasi. Matanya menyiratkan sebuah kesedihan. Ia butuh jawaban dari Ken agar semuanya jelas.

"Saya yang menyelamatkan kamu! Pak Leo sudah saya bawa ke kantor polisi. Jadi kamu tidak perlu takut." Ucap Ken lembut.

"A-apa apa dia udah ngelakuin semuanya. Apa itu udah terjadi?"

"Tidak, saya datang lebih dulu sebelum dia melakukan itu."

Mendengar itu Zefa dapat bernafas lega.

"Tapi kenapa pakaian gue kayak gini? Kemana gaun yang tadi gue pake?"

"Saya sudah menggantinya. Gaun tadi sudah tidak layak untuk dipakai."

"What?! Lo ganti pakaian gue?!!" Zefa beringsut menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang.

Bukannya mengelak, Ken hanya menarik sudut bibirnya. Zefa mendorong tubuh Ken dengan keras. Namun karena tenaga Ken kuat, tubuhnya tidak bergerak sedikitpun saat Zefa mendorongnya.

"Maksud lo apa hah? Gue gak rela, ini termasuk pelecehan! Gila lo! Bangs*t!" Umpat Zefa.

"Kenapa gak rela? Bukankah itu sudah seharusnya. Bukankah saya harus mendapatkan imbalan karena telah menolong kamu? Itu hal kecil. Bahkan itu belum cukup." Ucap Ken.

Cloud Class (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang