Part 53

582 47 8
                                    

Zefa masih diam berdiri di tempatnya. Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan. Ia hanya mendengarkan suara gemercik air dari kamar mandi. Ken tengah mandi disana. Zefa memilih untuk bergegas pergi ke balkon kamar Ken. Angin berhembus cukup kencang. Di langit cahaya bulan dan bintang malam ini terlihat sangat indah.

Zefa memeluk dirinya sendiri dan melihat sekeliling rumah Ken. Zefa melihat ke arah para bodyguard Ken yang sigap berjaga di depan rumah pria itu. Zefa merasa bingung karena ia tidak melihat sedikitpun rasa lelah dan kantuk yang terpancar di wajah mereka. Pekerjaan seperti itu, pasti sangat tidak mudah bagi mereka. Dimana saat ini orang lain tengah beristirahat dan tidur nyenyak di kamar mereka, namun sekarang para bodyguard itu malah bekerja dan melawan rasa kantuk demi menghidupi keluarga mereka. Zefa sangat mengapresiasi perjuangan mereka.

"Di luar dingin. Jangan menyiksa diri kamu sendiri. Cepat masuk!" Ucap Ken tepat di belakang tubuh Zefa.

Zefa mengangguk lalu membalikkan tubuhnya.

"KEN!" Teriak Zefa. Ia segera menutup mata dengan kedua telapak tangannya.

"Padahal ini bukan kali pertamanya kamu melihat tubuh saya. Santai saja, tidak usah malu, dari sekarang kamu harus mulai terbiasa. Sebentar lagi kita akan menikah dan keadaan saya yang seperti ini, tanpa menggunakan pakaian atas, akan menjadi hal biasa nantinya." Ujar Ken.

Zefa membuka matanya dan melihat ke arah lain.

"Si-siapa yang malu?! Ta-tadi gu-gue cuma kaget aja!"

"Kalau memang seperti itu, cepat masuk dan jangan berdiam diri di luar saja. Nanti sakit." Ucap Ken.

Zefa melangkahkan kakinya dengan ragu. Ia berjalan pelan dengan menutup kedua matanya agar ia tidak dapat melihat tubuh Ken yang terekspos. Tubuh itu sangat menggoda. Entah kenapa ia ingin menyentuh setiap roti sobek yang tercetak di perut Ken. Tubuhnya terasa memanas, Zefa menginginkan nya. Ia ingin merasakan sentuhan memabukkan dari pria itu.

"Ya Tuhan! Apa-apaan ini! Kenapa pikiran gue jadi mesum kayak gini!" Rutuk Zefa dalam hati.

Ia mencoba untuk mengenyahkan pikiran itu. Bisa-bisanya kali ini ia yang menginginkan hal itu dan bukan Ken.

Zefa memilih duduk di atas sofa yang berada di kamar itu. Ia memijit pelipisnya lelah. Malam ini Ken begitu sangat menggoda. Bahkan Zefa tidak bisa bernafas dengan baik saat melihat tubuh Ken itu.

"Ganti pakaian kamu. Saya sudah menyiapkan gaun tidur yang bisa kamu pakai. Gaunnya ada disana!" Ken duduk tepat di samping Zefa dan mengusap lembut rambut gadis itu.

Zefa menoleh pada pria itu, ia menelan salivanya susah payah saat mendapati Ken masih belum menggunakan pakaiannya. Roti sobek itu ada tepat di hadapannya, di depan matanya. Bahkan Zefa dapat merasakan aroma mint yang segar menyentuh hidungnya.

"Pakai baju lo dulu sana, Ken!"

Ken tidak menjawab dan hanya mengulum senyumnya. Bukannya segera pergi, Ken masih tetap berdiam diri disana dengan sedikit mencondongkan tubuhnya. Ia berusaha untuk menggoda Zefa yang sekarang tengah bersikap salah tingkah.

"Jangan bertindak lebih! Pegang janji kamu tadi, Ken!"

Ken masih tetap diam dengan tersenyum menyeringai. Ia menarik lengan Zefa agar menyentuh perutnya.

"Lepasin! Gak jelas banget lo!" Zefa berusaha menarik tangannya dari genggaman Ken. Namun pria itu tidak bergeming dan tetap menahan lengan Zefa pada perutnya dengan ekspresi yang masih tetap sama.
"KEN!"

"Saya tau kamu menyukai ini. Saya sudah sangat baik dengan memperbolehkan kamu menyentuh nya. Jika wanita lain, mungkin saya tidak akan membiarkannya."

Cloud Class (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang