Part 56

374 49 5
                                    

Waktu berlalu begitu cepat, sudah satu minggu dari Ken melamar Zefa di rumahnya. Hari ini adalah hari yang Ken tunggu-tunggu, akhirnya gadis itu akan menjadi miliknya. Zefa sudah berada di luar kota untuk melaksanakan pernikahannya.

Di dalam kamar hotel, Zefa tengah di pakaikan gaun putih yang sangat indah dan pas pada lekukan tubuhnya. Riasan make up di tempelkan di wajahnya. Rambutnya di gelung ke atas. Hari ini Zefa dirubah bak dewi yang baru saja turun dari khayangan.

Zefa tersenyum melihat dirinya di depan cermin. Semuanya begitu pas dan indah. Lidya pun ikut tersenyum saat melihat puterinya terlihat begitu bahagia sekarang. Ia dapat melihat senyuman yang tidak pernah luntur di bibir puterinya itu.

"Sudah siap nak?" Tanya Haris pada puterinya.

"Siap pih!"

Haris menuntun puterinya, Zefa melingkarkan tangannya di lengan Haris. Mereka pun bergegas turun menuju altar.

Ken tengah menunggu Zefa di bawah sana. Saat itu Zefa keluar dengan senyuman yang terlukis indah. Upacara pernikahan hanya dihadiri oleh Ken, beberapa tamu undangan, para bodyguard dan tentu saja Zio. Zefa tidak melihat satupun keluarga dari Ken yang hadir disana. Meski penasaran namun rasanya bukan waktu yang tepat untuk menanyakan nya saat ini.

Ken terlihat mengulurkan tangannya, Zefa pun menerima uluran tangan itu. Haris sudah lebih dulu kembali ke tempatnya. Ken tersenyum lembut, Zefa pun membalas senyuman itu. Saat itu janji suci pernikahan mereka ucapkan. Sampai tiba pada sebuah ciuman. Zefa nampak gugup, pasalnya disana tidak hanya ia dan Ken. Semua orang melihat ke arahnya dan tak sabar itu melihat ciuman Zefa dan Ken.

"Jika kamu malu, pejamkan mata saja. Saya yang akan memulainya." Lirih Ken.

Zefa mengangguk dan memejamkan matanya. Ken tersenyum kecil kemudian ia mengecup bibir Zefa lama. Suara riuh tepuk tangan terdengar. Setelah itu Ken melepaskan ciumannya. Ia mengusap kepala Zefa lembut.

Acara pemberkatan pernikahan pun selesai. Tak ada resepsi, Zefa dan Ken memilih untuk langsung menuju kamar hotel. Ken tidak pernah melepaskan tangannya dari genggaman Zefa. Zefa dapat merasakan kelembutan dari perlakuan Ken. Ia sudah bisa menerima perasaannya kalau dia telah mencintai Ken.

Dari kejauhan Zio hanya memasang wajah datar dan tidak sedikitpun memperlihatkan senyumnya. Entah kenapa ia tiba-tiba merasa tak senang. Bukan tak senang karena hubungan mereka, melainkan Ia tak senang pada pernikahan Ken dan Zefa.

"Mungkin ini hanya perasaan sesaat dimana saya juga ingin segera menikah." Gumam Zio berusaha berpikir positif.

Tidak ingin berlarut-larut dalam pikirannya, Zio memilih bergabung bersama bodyguard lainnya.

Zefa ingin segera melepaskan gaunnya. Namun ia merasa kesulitan untuk menggapai resleting belakang gaunnya. Ken yang tengah melepaskan jasnya pun melihat ke arah Zefa. Ia menggeleng kemudian menghampiri gadis itu. Tanpa mengatakan apa-apa Ken membuka resleting gaun Zefa. Saat itu Zefa membatu dan berusaha menerka apa yang Ken lakukan. Setelah resleting terbuka, saat itu tangan Ken berjalan untuk membuka gaun belakang, namun dengan cepat Zefa membalikkan tubuhnya untuk menghadap pada Ken.

"Ada apa?" Tanya Ken menaikkan alis kanannya.

"Gu-gue bisa buka gaunnya sendiri." Jawab Zefa sedikit gugup.

Ken tersenyum kecil kemudian menarik pinggang ramping Zefa untuk mendekat pada tubuhnya.

"Katakan saja jika kamu butuh bantuan saya. Sekarang saya ini suami kamu. Dan saya ingatkan sekali lagi, jangan pernah malu saat saya mulai menyentuh kamu. Saya lebih senang saat kamu berperilaku layaknya seorang istri, bukan orang asing." Tegas Ken.

Cloud Class (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang