Part 37

580 41 2
                                    

Zefa memilih untuk pergi ke Kantin dan duduk di salah satu bangku disana. Sekarang sudah waktunya untuk istirahat. Zefa memilih pergi sendiri tanpa mengajak Gavin atau menunggu Rendra, itu dikarenakan setelah ia kembali dari ruangan Ken dan berdebat dengannya ia memilih untuk tidak kembali ke kelasnya. Cacing diperutnya sudah berdemo untuk meminta makanan. Ia butuh asupan makanan agar staminanya kembali pulih.

Zefa memesan bakso dan sebotol air mineral. Zefa melihat sekeliling kantin, disana sangat ramai. Ia hanya duduk sendiri di meja panjang. Dengan jumlah 10 kursi. Semua murid yang ada disana terlihat berusaha untuk menghindarinya. Mungkin ini dampak dari kejadian tadi pagi. Mereka semua takut dengan ancaman dari Zefa dan memilih untuk tidak mendekati wanita itu.

Disaat Zefa menyantap makanannya, tiba-tiba seorang pria berjalan menghampirinya dengan sepucuk surat yang ia simpan di samping botol mineral miliknya. Tanpa mengucap sepatah katapun, pria itu langsung pergi. Zefa mengernyit dengan penuh kebingungan. Ia mengambil surat itu kemudian membacanya.

Dear Zefa Alexania

Kecantikan langit dikelilingi bintang serta bulan, tak akan mampu menandingi betapa indahnya kamu. Mungkin, aku salah satu pria dari banyaknya pria yang mengagumimu.

Kehadiranmu seperti racun yang membungkam setiap degup jantung yang berdetak. Langit pun seakan kelabu, saat kegelapan datang, hanya wajahmu yang terbayang dalam setiap pikiranku.

Maafkan jika aku tidak dapat menghentikan kekaguman ini menjadi cinta. Semoga kamu senang saat surat ini kuberikan padamu.

Salam cinta

Revan, 11 MIPA 2

Membaca keseluruhan isi surat tersebut, membuat bulu kuduk Zefa meremang. Ia tidak percaya ada orang seberani dia yang mengungkapkan perasaannya.

"WOI!!!" Zefa terperanjat kaget saat tiba-tiba seseorang berusaha untuk mengagetkannya.

"Mau gue pukul lo?!" Ketus Zefa. Pria itu yang tak lain adalah Rendra hanya menampilkan deretan giginya.

"Kenapa diem aja? Itu bakso keburu dingin nanti." Ucapnya.

"Gak mood gue!"

"Kenapa?"

"Lo baca aja!" Ketus Zefa memberikan sepucuk surat itu pada Rendra. Pria itu segera mengambil surat itu dan membacanya. Seketika tawanya langsung pecah, sontak semua orang yang berada di kantin melihat ke arahnya.

"Cieee, punya fans nih ceritanya..." Goda Rendra. Mendengar itu Zefa langsung menajamkan matanya. Saat itu Rendra langsung mengatupkan bibirnya.

Rendra menyimpan surat itu dan merogoh sesuatu di kantong celananya.

"Tadi ada juga beberapa cowok yang nitip ini. Katanya ini buat kamu!" Rendra menyerahkan lima buah surat kepada Zefa. Zefa mengambil semua surat itu dan membacanya. Rasa sakit tiba-tiba menjalar di kepalanya. Semua surat yang diberikan Rendra sama dengan surat yang baru saja Zefa baca. Itu semua adalah surat cinta.

"Stress nih bisa-bisa gue!" Monolog Zefa. Ia memegang kepala dengan memejamkan matanya. Hari ini adalah hari yang sangat-sangat buruk.

"Kamu sakit Fa?" Tanya Rendra khawatir.

"Iyah gue sakit, sakit jiwa!" Ketusnya.

Rendra terdiam. Ia membuka semua surat yang tadi ia bawa dan Rendra hanya bisa mengulum senyum setelah membacanya.

"Mereka udah berani ungkapin perasaannya yah Fa. Mana semua ini dari cowok-cowok yang engga bisa dibilang biasa aja. Mereka cowok-cowok keren tau Fa!"

"Bodoamat mau keren ke mau engga, bodoamat!"

Cloud Class (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang