Part 31

732 59 10
                                    

Suara burung berkicau riang. Matahari bersinar terang, menerangi bagaimana seorang wanita tengah tertidur dengan lelap. Ia tidak memperdulikan bagaimana waktu yang semakin cepat bergerak maju. Knop pintunya bergerak, namun ia tidak menyadari itu.

"Woyyy, Fa! Buka dong!! Tumben sih kamu kunci. Bangun oyyy udah siang!" Teriak Rendra di balik pintu. Zefa masih tetap diam di tempatnya tanpa mau menjawab atau sekedar membukakan pintu untuk Rendra.

Gedooorrr Gedooorrr Gedooorrr

"FA BUKAAA,,, OYYY BUKAAA! PEGEL NIH BERDIRI AJA!" Teriak Rendra.

Gedooorrr Gedooorrr Gedooorrr

Suara Rendra mengetuk pintu membuat tidur Zefa terganggu. Wanita itu mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia melemparkan bantalnya ke sembarang arah, kemudian berjalan dengan sempoyongan menuju pintu. Ia membuka kunci pintu dengan malas kemudian berjalan kembali menuju tempat tidur dan tidur kembali.

Rendra terlihat kesal saat membuka pintu. Namun ia juga terkejut melihat kondisi kamar Zefa sekarang. Kamarnya sangat berantakan, semua barang berada di lantai. Ia juga dapat melihat puntung rokok dan botol alkohol berserakan. Rendra segera menghampiri Zefa.

"Kamu ini anak gadis, masa kondisi kamar melebihi anak bujang! Aku aja yang laki-laki kamarnya rapih Fa..." Omel Rendra.

Zefa tak menggubris ucapan temannya itu. Zefa masih nyaman dengan posisi tidurnya. Rendra menarik kaki Zefa agar wanita itu terbangun, bahkan ia sesekali mengguncang tubuhnya.

"Bangun! Bangun! Bangun! Udah siang, hari ini bukan hari libur saatnya sekolah Fa." Ucap Rendra.

Zefa membuka matanya, ia bangun sembari menatap tajam wajah Rendra.

"Ganggu aja sih lo! Gue mau tidur. Ngantuk banget tau gak sih lo!" Ketus Zefa.

"Emang kamu tidur jam berapa Fa? Kemarin kan udah hari libur... Kemarin tuh harusnya dipake istirahat. Lagian kamu kemarin kemana sih? Aku nyariin gak ada. Orang tua kamu khawatir tau, aku juga khawatir. Tapi aku gak sempet buat nyari kamu karena nenek aku sakit, jadi harus pulang kampung dulu." Ucap Rendra panjang lebar.

"Gue tidur jam 5 subuh!" Singkat Zefa tanpa mau menjawab pertanyaan yang lain.

"Whattt jam 5 subuh? Ini pasti mabuk-mabukkan dulu nih. Kebiasaan, gak baik buat kesehatan kamu Fa. Janganlah kayak gitu lagi." Ujar Rendra

"Terserah gue!"

Bibir Rendra mengatup melihat bagaimana banyak sekali tanda merah di leher Zefa. Ia berusaha membuka matanya lebih lebar untuk melihat lebih jelas. Tangan Rendra membuka jaket Zefa sedikit.

"Fa ini banyak banget merah-merahnya. Kamu abis ngapain? Gak mungkin kalau ini bekas gigitan nyamuk lagi." Tanya Rendra. Zefa terkejut ia segera menutupi tanda merah itu dengan jaketnya dan menepis tangan Rendra.

"Ini gigitan nyamuk! Lo gak liat kamar gue kayak gini. Udah pasti lah banyak nyamuk!" Jawab Zefa sedikit gugup.

"Ahhh gak percaya, Ini mah kayak yang aku liat di drakor, kalau cowok cewek ciuman trus ciumannya turun ke leher dia biasanya ngisep disitu dan jadilah tanda kayak gini." Rendra menyipitkan matanya.
"Hmmm jangan-jangan kemarin kamu langsung menghilang, kamu mesra-mesraan sama cowok dulu yah?" Lanjut Rendra yang mulai merasa curiga.

Zefa mulai panik,, ia bingung harus menjawab apa.

"Lo yah! Ke-kenapa sih lo jadi bawel gini! Gak suka jadinya gue sama lo!" Ketus Zefa bangkit dari tempat tidurnya.

"Kamu mau kemana?"

"Pertanyaan bodoh! Dasar bodoh!" Singkat Zefa kemudian ia bergegas untuk pergi ke kamar mandi.

Cloud Class (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang