Part 63

200 21 2
                                    

Zefa dan Zio sudah sampai di rumah sakit dan telah melakukan pemeriksaan. Kondisi bayi dalam keadaan normal dan baik-baik saja. Ini kali pertamanya Zio pergi ke rumah sakit dengan seorang wanita untuk mengecek kandungannya. Dia bukan seorang suami tapi dia merasa seperti seorang suami.

Seragam sekolah masih melekat di tubuh Zefa. Beberapa orang yang lewat terlihat membicarakan apa yang tengah Zefa lakukan di dokter kandungan, padahal dia sendiri masih gadis belia. Tidak sedikit dari mereka yang berbicara bahwa Zefa gadis nakal.

"Anak muda zaman sekarang mah udah biasa hamil duluan. Mana pernah mereka mikirin dosa, mikirnya cuma enaknya doang." Bisik wanita paruh baya pada temannya yang masih terdengar ditelinga Zefa.

"Iyah juga yah? masih sekolah udah hamil, gimana masa depannya nanti?"

Zefa terlihat mulai geram dengan ucapan itu. Namun Zio dengan cepat menahan tangan Zefa agar wanita itu tidak membuat keributan di rumah sakit. Zefa mencoba untuk menarik nafas dan menenangkan dirinya.

"Mau pulang sekarang?" Tanya Zio dengan nada lembut.

Zefa mengangguk. Mereka berdua segera bangkit dan pergi dari sana. Saat mereka berjalan di ujung koridor, Zefa menghentikan langkahnya.

"Ada apa?" Tanya Zio yang mulai merasa kebingungan.

"Lo denger ada suara anak kecil minta tolong gak?"

Zio terdiam dan mencoba menajamkan indera pendengarannya.

"Tidak ada. Kamu salah dengar kali, saya tidak mendengar suara apapun."

"Masa sih?" Zefa mencoba untuk memastikan.
"Ih apa sih, ini kedengaran Zio! suaranya jelas banget!"

Zefa berjalan mengikuti suara itu, ia sedikit berlari dan membuat Zio panik. Zefa berlari menuju arah rooftop. Mata Zefa mengelilingi ruangan itu dan seketika matanya membulat sempurna. Tepat di ujung pegangan rooftop seorang gadis kecil tengah menahan tubuhnya yang akan jatuh ke lantai bawah rumah sakit.

"Ya Tuhan! Zio, Zio! ada anak kecil ini tolongin!" Teriak Zefa panik. Namun tidak ada yang menyahut. Ia berbalik, Zio tidak ada disana. Apa lari Zefa terlalu cepat, sampai-sampai Zio tidak dapat mengikutinya?

"Bentar yah tahan yah!" Ujar Zefa mencoba mencari cara untuk menarik gadis kecil itu ke atas. Di bawah sana, terlihat beberapa orang mulai berdatangan dan terlihat raut panik di wajah mereka.

"Tolong itu anak saya, itu anak saya!" Terdengar suara wanita muda berada di bawah sana. Wanita itu hanya menangis dan hanya bisa melihat anaknya tanpa berbuat apa-apa, ia mencoba meminta pertolongan pada orang-orang disana.

Zefa memegang pegangan besi rooftop ia perlahan turun dan mencoba menggapai tangan gadis kecil itu. Zio baru saja sampai dan dibuat panik dengan apa yang Zefa lakukan. Gadis itu sudah berada di ujung rooftop dengan satu tangan berada pada pegangan dan satu tangannya tengah menggapai sesuatu.

"Zefa! Apa yang sedang kamu lakukan? Kamu tengah hamil. Arghhh kau selalu saja membuat saya panik!" Ujar Zio. Ia mencoba mendekati Zefa dan mengeratkan pegangan pada pergelangan gadis itu.

"Kakak tolong! Aku takut kak!!" Cicit gadis kecil itu. Air matanya sudah tidak terbendung lagi, ia terus merengek dan mencoba mengeratkan pegangannya meskipun pegangan itu mulai terlihat mengendur.

"Tenang sayang, tenang. Coba raih dan pegang tangan kakak." Ucap Zefa.

Gadis itu mengangguk dan mencoba untuk menggapai lengan Zefa yang terulur. Namun sulit sekali. Ia terus mencoba dan mencoba, sampai tangan itu berhasil memegang jemari Zefa.

"Nah nah. Pegang yang kenceng! Jangan sampai di lepas yah?"

"I-iyah kak." Zefa perlahan mengangkat gadis itu dengan menggunakan sisa-sisa tenaganya.

Cloud Class (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang